Gaet Inventor Perguruan Tinggi, AII Dukung Hilirisasi Hasil Riset di Indonesia
loading...
A
A
A
Sekretaris Jenderal AII Prof Jonbi menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan lembaga riset termasuk perguruan tinggi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Perhimpunan Periset Indonesia (PPI), Kementerian Hukum dan HAM, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan masyarakat industri terkait.
Kerja sama dengan perguruan tinggi di antaranya dengan Universitas Pancasila, Universitas Lambung Mangkurat, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan akan terus menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lainnya.
Ia menambahkan, AII juga menjalin kerja sama dengan satu-satunya organisasi periset di Indonesia yang diakui pemerintah, yaitu Perhimpunan Periset Indonesia (PPI).
"Kerja sama menyangkut beberapa aspek seperti pembinaan periset menjadi inventor unggul dan pengembangan kapasitas invensi para periset anggota PPI," imbuhnya.
Sementara dengan BPDPKS, kolaborasi dilakukan sejak 2021 hingga saat ini. Pada tahun pertama, menghasilkan 7 teknologi hasil invensi; tahun kedua ada 9 teknologi hasil invensi dari riset bidang kelapa sawit yang diminati langsung industri/swasta untuk dilanjutkan ke tahap komersialisasi.
"Kerja sama seperti itu diyakini mampu mempercepat penyerapan invensi dari para inventor oleh perusahaan yang kompetensi usahanya sesuai dengan jenis teknologi yang ditawarkan," kata Prof Jonbi.
Kerja sama dengan perguruan tinggi di antaranya dengan Universitas Pancasila, Universitas Lambung Mangkurat, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan akan terus menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lainnya.
Ia menambahkan, AII juga menjalin kerja sama dengan satu-satunya organisasi periset di Indonesia yang diakui pemerintah, yaitu Perhimpunan Periset Indonesia (PPI).
"Kerja sama menyangkut beberapa aspek seperti pembinaan periset menjadi inventor unggul dan pengembangan kapasitas invensi para periset anggota PPI," imbuhnya.
Sementara dengan BPDPKS, kolaborasi dilakukan sejak 2021 hingga saat ini. Pada tahun pertama, menghasilkan 7 teknologi hasil invensi; tahun kedua ada 9 teknologi hasil invensi dari riset bidang kelapa sawit yang diminati langsung industri/swasta untuk dilanjutkan ke tahap komersialisasi.
"Kerja sama seperti itu diyakini mampu mempercepat penyerapan invensi dari para inventor oleh perusahaan yang kompetensi usahanya sesuai dengan jenis teknologi yang ditawarkan," kata Prof Jonbi.
(nnz)