Temuan Teori Baru tentang Gempa Bumi Dosen ITS Tembus Jurnal Internasional Bergengsi

Minggu, 04 Agustus 2024 - 17:21 WIB
loading...
Temuan Teori Baru tentang...
Dosen ITS Kadek Hendrawan Palgunadi berhasil memublikasikan hasil risetnya pada jurnal internasional bergengsi. Foto/Humas ITS.
A A A
SURABAYA - Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) , Kadek Hendrawan Palgunadi berhasil memublikasikan hasil risetnya pada jurnal internasional bergengsi. Ia menulis tentang temuan teori baru tentang gempa bumi.

Artikel riset atas temuan teori baru mengenai kegempaan ini dipublikasikan pada platform Science dengan impact factor 47.
DosenDepartemen Teknik Geofisika (DTG) itu menjadi salah satu penulis dari artikel berjudul Fault Size–Dependent Fracture Energy Explains Multiscale Seismicity and Cascading Earthquakes.

Baca juga: Sri Fatmawati, Dosen Perempuan Pertama di Indonesia Peraih Dr Willmar Schwabe Award

Science merupakan jurnal akademik yang berfokus pada hasil asli penelitian yang seringkali berkaitan dengan keterbaruan keilmuan. Sebagai tambahan informasi, hanya sekitar kurang dari tujuh persen artikel peneliti dari seluruh dunia yang dapat diterima di platform ini.

Bersama dengan tiga peneliti lainnya, Kadek mengungkap temuannya mengenai sebuah teori yang menunjukkan bahwa perilaku gempa bumi kecil dan besar tidaklah mengikuti aturan yang sama.

Baca juga: Dosen ITS Jawara Pioneers 4.0 Hackathon Series Abu Dhabi

Lewat temuannya ini, Kadek menuturkan bahwa peristiwa gempa bumi dapat diamati sejak awal terjadi hingga menunjukkan peristiwa seismik yang besar. “Hal itulah yang nantinya dapat membantu kita dalam kesiapsiagaan bencana,” katanya, dikutip dari laman ITS, Minggu (4/8/2024).

Sebagaimana yang terdapat pada penelitian terdahulu yang diyakini bahwa berbagai ukuran gempa bumi mengikuti proses dasar dan fisika yang sama. Namun, dalam penelitiannya ini, Kadek menemukan bahwa getaran kecil pada gempa pasti berperilaku berbeda dari gempa bumi besar.

“Pernyataan tersebut didukung oleh penemuan model matematika baru dan simulasi numerik terkait fisika gempa bumi yang kami kembangkan,” ungkap dosen berkacamata ini.

Lebih lanjut, Doktor alumnus King Abdullah University of Science and Technology (KAUST) Arab Saudi ini menjelaskan, pemodelan matematika baru terkait fisika gempa bumi tersebut menunjukkan bahwa mekanika retakan dan patahan yang menjalar seperti efek domino.

Baca juga: Pertama di Indonesia, Doktor ITS Gagas Algoritma Deteksi Lokasi Epilepsi pada Otak

Ungkapnya, salah satu pembaruan utama dari temuannya ini membahas tentang perbedaan proses gesekan yang terjadi saat gempa bumi besar dan kecil. Lewat berbagai metode dan simulasi numerik yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara energi, proses patahan, dan ukuran patahan yang dapat membantu menjelaskan interaksi antara patahan kecil dan patahan yang lebih besar di dekatnya.

Dengan beberapa teori yang ditemukannya tersebut dapat digunakan para peneliti untuk mencari kondisi di mana patahan kecil yang berpotensi berkembang menjadi gempa bumi besar.

Tak hanya itu, melalui teori gempa bumi baru ini juga diharapkan dapat membantu para seismolog memahami apa yang terjadi pada patahan atau sesar lempeng bumi ketika tekanan terakumulasi dalam skala waktu tertentu dari gempa bumi.

Terlebih lagi di Indonesia yang kota besarnya banyak dilalui patahan yang berpotensi menimbulkan gempa besar, seperti Semarang, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.

Adapun, menanggapi soal capaiannya ini, Kadek mengaku sangat bangga. Baginya, capaiannya ini dapat dijadikan momentum untuk menaikkan kompetisi riset di Indonesia. Terlebih, menurutnya, saat ini terdapat tren riset di negara-negara berkembang yang hanya berfokus pada kuantitas bukan kualitas.

“Semoga kami bisa kembali memublikasikan artikel di platform bergengsi lainnya sehingga dapat mengharumkan nama ITS dan Indonesia,” pungkasnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1986 seconds (0.1#10.140)