5 Kebiasaan Buruk SMA yang Harus Ditinggalkan saat Kuliah, Bolos hingga Mudah Galau
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ini 5 kebiasaan buruk di SMA yang harus ditinggalkan agar sukses di bangku kuliah. Masa-masa kuliah di perguruan tinggi yang saat ini sudah banyak dijalani mahasiswa baru tentu berbeda dengan masa-masa SMA.
Ketika SMA banyak ditemukan sejumlah kebiasaan atau perilaku negatif yang idealnya tidak terulang di perguruan tinggi karena bisa berdampak buruk terhadap proses kuliah. Apa saja kebiasaan buruk itu? Artikel kali ini akan membahas 5 kebiasaan buruk anak SMA yang wajib kamu tinggalkan saat menjadi mahasiswa, simak ya!
Saat SMA, ketika kamu mulai bosan dengan pelajaran kamu mungkin bisa langsung mengambil keputusan untuk bolos saja. Nah, ketika kamu sudah menduduki bangku kuliah, sebenarnya saat malas untuk masuk belajar, kamu bisa dengan mudahnya untuk bolos, tapi ini bukan solusi yang baik.
Kamu sepatutnya harus lebih dewasa menghadapi masalah, termasuk ketika kamu merasakan kemalasan dalam belajar. Cobalah untuk lebih bijak. Ingat, kamu sekarang sudah mahasiswa bukan lagi siswa.
Kebiasaan kontraproduktif lain semasa SMA yakni selalu berharap pada teman ketika ada tugas atau ulangan harus kamu tinggalkan ketika sudah menjadi mahasiswa. Kamu sebaiknya belajar lebih mandiri lagi.
Setiap ada tugas, usahakan kamu bisa mengerjakannya sendiri, jangan selalu berharap pada orang lain apalagi menyontek tugas orang lain. Sekali lagi, kamu sudah dewasa, cobalah selesaikan tugasmu sendiri. Kalau kamu masih terus mengharapkan orang lain berarti sama saja kamu tidak ada bedanya dengan anak-anak sekolah lainnya.
Mahasiswa adalah harapan bangsa. Maju atau tidaknya suatu bangsa tergantung dari bagaimana keadaan para pemudanya. Bayangkan saja, ketika seorang mahasiswa selalu meremehkan pelajaran dan belajar ketika saat mood saja.
Lantas, bagaimana masa depan bangsa nanti? Coba renungkan betapa buruknya apabila kelak bangsa inii dipimpin oleh seorang yang malas belajar.
Anak SMA yang umumnya berusia 15 hingga 17 tahun memang masih cenderung labil. Pada usia tersebut seorang anak sudah mengalami masa pubertas. Masa ini salah satunya ditandai dengan rasa suka pada lawan jenis.
Namun, karena anak SMA masih labil, maka ketika mengalami masalah dalam hubungan percintaannya mereka tak jarang mengalami kegalauan. Khusus untuk mahasiswa, sikap galau ini seharusnya sudah bisa diminimalisir. Ketika ada masalah jangan terlalu galau bahkan sampai stres. Mahasiswa harus lebih kuat dan siap menghadapi apapun masalah yang akan datang menghampirinya.
Meskipun sebagian mahasiswa sudah memiliki pekerjaan sampingan dan sudah memiliki penghasilan sendiri, namun tak jarang masih ada mahasiswa yang hanya bergantung pada orang tua.
Pada saat inilah, sebagai mahasiswa harus lebih pintar mengatur keuangannya. Jangan semua yang diinginkan itu harus dimiliki. Mahasiswa harus pintar memilah milih dan memprioritaskan sesuatu yang harus dimiliki dan yang tidak perlu.
Menjadi mahasiswa adalah gerbang menuju kedewasaan. Oleh karena itu kamu harus lebih bisa mengontrol diri saat menjadi mahasiswa agar hidupmu nantinya bisa berkualitas.
Ketika SMA banyak ditemukan sejumlah kebiasaan atau perilaku negatif yang idealnya tidak terulang di perguruan tinggi karena bisa berdampak buruk terhadap proses kuliah. Apa saja kebiasaan buruk itu? Artikel kali ini akan membahas 5 kebiasaan buruk anak SMA yang wajib kamu tinggalkan saat menjadi mahasiswa, simak ya!
5 Kebiasaan Buruk Anak SMA yang Harus Ditinggalkan saat Kuliah
1. Suka bolos
Saat SMA, ketika kamu mulai bosan dengan pelajaran kamu mungkin bisa langsung mengambil keputusan untuk bolos saja. Nah, ketika kamu sudah menduduki bangku kuliah, sebenarnya saat malas untuk masuk belajar, kamu bisa dengan mudahnya untuk bolos, tapi ini bukan solusi yang baik.
Kamu sepatutnya harus lebih dewasa menghadapi masalah, termasuk ketika kamu merasakan kemalasan dalam belajar. Cobalah untuk lebih bijak. Ingat, kamu sekarang sudah mahasiswa bukan lagi siswa.
2. Selalu berharap pada teman
Kebiasaan kontraproduktif lain semasa SMA yakni selalu berharap pada teman ketika ada tugas atau ulangan harus kamu tinggalkan ketika sudah menjadi mahasiswa. Kamu sebaiknya belajar lebih mandiri lagi.
Setiap ada tugas, usahakan kamu bisa mengerjakannya sendiri, jangan selalu berharap pada orang lain apalagi menyontek tugas orang lain. Sekali lagi, kamu sudah dewasa, cobalah selesaikan tugasmu sendiri. Kalau kamu masih terus mengharapkan orang lain berarti sama saja kamu tidak ada bedanya dengan anak-anak sekolah lainnya.
3. Meremehkan pelajaran
Mahasiswa adalah harapan bangsa. Maju atau tidaknya suatu bangsa tergantung dari bagaimana keadaan para pemudanya. Bayangkan saja, ketika seorang mahasiswa selalu meremehkan pelajaran dan belajar ketika saat mood saja.
Lantas, bagaimana masa depan bangsa nanti? Coba renungkan betapa buruknya apabila kelak bangsa inii dipimpin oleh seorang yang malas belajar.
4. Selalu galau dalam masalah percintaan
Anak SMA yang umumnya berusia 15 hingga 17 tahun memang masih cenderung labil. Pada usia tersebut seorang anak sudah mengalami masa pubertas. Masa ini salah satunya ditandai dengan rasa suka pada lawan jenis.
Namun, karena anak SMA masih labil, maka ketika mengalami masalah dalam hubungan percintaannya mereka tak jarang mengalami kegalauan. Khusus untuk mahasiswa, sikap galau ini seharusnya sudah bisa diminimalisir. Ketika ada masalah jangan terlalu galau bahkan sampai stres. Mahasiswa harus lebih kuat dan siap menghadapi apapun masalah yang akan datang menghampirinya.
5. Boros
Meskipun sebagian mahasiswa sudah memiliki pekerjaan sampingan dan sudah memiliki penghasilan sendiri, namun tak jarang masih ada mahasiswa yang hanya bergantung pada orang tua.
Pada saat inilah, sebagai mahasiswa harus lebih pintar mengatur keuangannya. Jangan semua yang diinginkan itu harus dimiliki. Mahasiswa harus pintar memilah milih dan memprioritaskan sesuatu yang harus dimiliki dan yang tidak perlu.
Menjadi mahasiswa adalah gerbang menuju kedewasaan. Oleh karena itu kamu harus lebih bisa mengontrol diri saat menjadi mahasiswa agar hidupmu nantinya bisa berkualitas.
(wyn)