Wakili Indonesia, Ketum PB PGRI Terpilih Jadi Komite Eksekutif Education International
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi terpilih menjadi salah satu Executive Board Education Internasional (EI). EI saat ini dipimpin oleh pimpinan Serikat Guru Demokratik Afrika Selatan Mugwena Maluleke.
EI adalah sebuah organisasi organisasi pendidik dan tenaga kependidikan global terkemuka yang didedikasikan untuk mengadvokasi profesi guru, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Pencapaian signifikan ini adalah hasil dari proses pemungutan suara yang ekstensif dan demokratis, di mana lebih dari 16.000 surat suara yang sah dari 198 negara diberikan untuk memilih 10 anggota Komite Eksekutif yang terhormat. Di babak final, 1.300 peserta kongres membuat pilihan yang menentukan.
Peristiwa bersejarah ini menandai pertama kalinya Indonesia dipercayakan dengan peran penting dalam pengelolaan Education International, yang mencerminkan meningkatnya pengakuan atas kontribusi Indonesia terhadap pendidikan global.
Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi mengatakan, kongres EI berlangsung di Buenos Aires, Argentina. Dia menjelaskan, pencalonan Unifah sebagai anggota executive board tidak hanya didukung PB PGRI, namun sejumlah negara seperti perwakilan dari Jepang dan Australia.
"Suara PB PGRI itu kecil sekali dibandingkan yang lain. Tetapi mereka melihat bahwa PGRI itu sungguh-sungguh. Di Indonesia memang PGRI dikenal, tapi ini kan dunia. Mereka sudah lama mengamati sepak terjang PGRI," katanya di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Dia menjelaskan, EI melihat kiprah PB PGRI yang berhasil mewujukan kepemimpinan perempuan di sejumlah kepengurusan PGRI tingkat kabupaten kota. "Itu sebuah extra ordinary karena ini kan negara plural namun bisa menyuarakan kepemimpinan perempuan," ujarnya.
Lebih dari itu, IE juga melihat PB PGRI bisa bernegosiasi dengan pemerintah untuk mensukseskan pengangkatan satu juta guru honorer di Indonesia.
Dijelaskan, dari 10 komite eksekutif terpilih, 9 adalah perempuan dan salah satunya dari Indonesia (PGRI) yang diwakili oleh Unifah Rosyidi. Secara rinci sebagai berikut: Portugal (1471 suara), Jamaika (1428), USA (1391), Norway (1367), Colombia (1312), Ukraina (1294), Lebanon (1292), Canada (1263), Indonesia (1083), dan Bahrain (953).
Melalui Unifah sebagai anggota Executive Committee, Indonesia dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan memperjuangkan profesi guru dalam ranah pendidikan nasional, regional, dan internasional.
EI adalah sebuah organisasi organisasi pendidik dan tenaga kependidikan global terkemuka yang didedikasikan untuk mengadvokasi profesi guru, dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Pencapaian signifikan ini adalah hasil dari proses pemungutan suara yang ekstensif dan demokratis, di mana lebih dari 16.000 surat suara yang sah dari 198 negara diberikan untuk memilih 10 anggota Komite Eksekutif yang terhormat. Di babak final, 1.300 peserta kongres membuat pilihan yang menentukan.
Peristiwa bersejarah ini menandai pertama kalinya Indonesia dipercayakan dengan peran penting dalam pengelolaan Education International, yang mencerminkan meningkatnya pengakuan atas kontribusi Indonesia terhadap pendidikan global.
Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi mengatakan, kongres EI berlangsung di Buenos Aires, Argentina. Dia menjelaskan, pencalonan Unifah sebagai anggota executive board tidak hanya didukung PB PGRI, namun sejumlah negara seperti perwakilan dari Jepang dan Australia.
"Suara PB PGRI itu kecil sekali dibandingkan yang lain. Tetapi mereka melihat bahwa PGRI itu sungguh-sungguh. Di Indonesia memang PGRI dikenal, tapi ini kan dunia. Mereka sudah lama mengamati sepak terjang PGRI," katanya di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Dia menjelaskan, EI melihat kiprah PB PGRI yang berhasil mewujukan kepemimpinan perempuan di sejumlah kepengurusan PGRI tingkat kabupaten kota. "Itu sebuah extra ordinary karena ini kan negara plural namun bisa menyuarakan kepemimpinan perempuan," ujarnya.
Lebih dari itu, IE juga melihat PB PGRI bisa bernegosiasi dengan pemerintah untuk mensukseskan pengangkatan satu juta guru honorer di Indonesia.
Dijelaskan, dari 10 komite eksekutif terpilih, 9 adalah perempuan dan salah satunya dari Indonesia (PGRI) yang diwakili oleh Unifah Rosyidi. Secara rinci sebagai berikut: Portugal (1471 suara), Jamaika (1428), USA (1391), Norway (1367), Colombia (1312), Ukraina (1294), Lebanon (1292), Canada (1263), Indonesia (1083), dan Bahrain (953).
Melalui Unifah sebagai anggota Executive Committee, Indonesia dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan memperjuangkan profesi guru dalam ranah pendidikan nasional, regional, dan internasional.