Tim Pengmas UI Sosialisasikan Masa Penguraian Jenis Sampah ke Siswa SD
loading...
A
A
A
DEPOK - Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) mengadakan sosialisasi mengenai masa penguraian berbagai jenis sampah di SDN Sawangan 05. Edukasi penguraian sampah di SDN Sawangan 05 memiliki dampak positif yang luas, baik untuk individu, masyarakat, maupun lingkungan.
Tujuan dari kegiatan pengabdian adalah memberikan informasi yang jelas tentang berapa lama waktu yang diperlukan untuk berbagai jenis sampah, baik organik maupun anorganik, untuk terurai di lingkungan.
Baca juga: Siapa Shakira, Mahasiswa Kedokteran UI yang Juarai Clash of Champions 2024? Ini Sosok dan Prestasinya
Selain itu, diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah dengan mengedukasi siswa/i tentang pentingnya mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah berdasarkan masa penguraiannya.
Kepala Sekolah SDN Sawangan 05, Erwin Sofan menyambut positif kedatangan tim pengabdi dan menyatakan bahwa siswa/i akan mendapatkan kesempatan untuk mempelajari cara mengelola sampah dengan benar, serta menerapkan pengetahuan tersebut di rumah dan lingkungan mereka.
“Kesuksesan kegiatan pengabdian atas kerjasama dosen dan mahasiswa Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi UI serta dukungan dana hibah dari Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) UI”, papar Kepala Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Anisatul Auliya.
Para siswa diberi pemahaman mengenai berbagai jenis sampah yang ada di sekitar mereka, durasi proses penguraiannya, serta metode pengolahan sampah tersebut. Aktivitas ini adalah langkah konkret untuk menanamkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah sejak usia dini pada anak-anak.
Baca juga: 45 Jurusan Terbaik di UI Akreditasi Unggul, Lulusan Dijamin Bersaing
Dengan memperkenalkan konsep penguraian sampah sejak sekolah dasar, diharapkan generasi muda akan berkembang menjadi individu yang lebih peduli terhadap lingkungan dan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
“Siswa-siswi mungkin masih banyak yg menggunakan sampah plastik atau styrofoam, sehingga dengan adanya sosialisasi ini, mereka dapat mengurangi penggunaan sampah tersebut dan beralih ke tempat minum atau tempat makan yg ramah lingkungan (eco-friendly).” ujar Diani Mustika Prianti, selaku Ketua Pengabdi.
Mahasiswa dari Manajemen Bisnis Pariwisata menyediakan tempat sampah terpisah untuk setiap jenis sampah, agar pengelolaan sampah menjadi lebih mudah dan efisien. Hal ini juga mempermudah proses pemilahan dan pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir atau pusat daur ulang.
"Saya senang sekali ikut kegiatan ini! Sekarang saya tahu kalau sampah-sampah seperti plastik butuh waktu yang sangat lama untuk hancur, bisa sampai ratusan tahun. Jadi, kita harus buang sampah pada tempatnya dan juga bisa daur ulang. Poster yang dipasang di sekolah juga membantu saya memahami lebih baik tentang berapa lama sampah bisa hancur. Saya juga suka dengan tempat minum dan tempat makan yang diberikan, jadi saya bisa bawa bekal dan tidak perlu pakai plastik sekali pakai. Ini sangat membantu kita untuk menjaga lingkungan!", kata salah seorang siswa SDN Sawangan 05.
Chlara Sekar, seorang mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian, merasa sangat puas. "Reaksi positif dari anak-anak dan peningkatan kesadaran mereka tentang dampak sampah sangat memotivasi saya. Saya juga sangat menghargai kesempatan untuk memberikan kontribusi nyata dengan mendistribusikan tempat makan dan minum yang dapat digunakan kembali, yang tentunya mendukung upaya mengurangi penggunaan barang sekali pakai," ujarnya.
Lihat Juga: 7 Universitas dengan Jurusan Ilmu Komunikasi Terbaik Versi EduRank, Berapa Biaya Kuliah di UI?
Tujuan dari kegiatan pengabdian adalah memberikan informasi yang jelas tentang berapa lama waktu yang diperlukan untuk berbagai jenis sampah, baik organik maupun anorganik, untuk terurai di lingkungan.
Baca juga: Siapa Shakira, Mahasiswa Kedokteran UI yang Juarai Clash of Champions 2024? Ini Sosok dan Prestasinya
Selain itu, diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah dengan mengedukasi siswa/i tentang pentingnya mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah berdasarkan masa penguraiannya.
Kepala Sekolah SDN Sawangan 05, Erwin Sofan menyambut positif kedatangan tim pengabdi dan menyatakan bahwa siswa/i akan mendapatkan kesempatan untuk mempelajari cara mengelola sampah dengan benar, serta menerapkan pengetahuan tersebut di rumah dan lingkungan mereka.
“Kesuksesan kegiatan pengabdian atas kerjasama dosen dan mahasiswa Manajemen Bisnis Pariwisata, Program Pendidikan Vokasi UI serta dukungan dana hibah dari Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) UI”, papar Kepala Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Anisatul Auliya.
Para siswa diberi pemahaman mengenai berbagai jenis sampah yang ada di sekitar mereka, durasi proses penguraiannya, serta metode pengolahan sampah tersebut. Aktivitas ini adalah langkah konkret untuk menanamkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah sejak usia dini pada anak-anak.
Baca juga: 45 Jurusan Terbaik di UI Akreditasi Unggul, Lulusan Dijamin Bersaing
Dengan memperkenalkan konsep penguraian sampah sejak sekolah dasar, diharapkan generasi muda akan berkembang menjadi individu yang lebih peduli terhadap lingkungan dan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
“Siswa-siswi mungkin masih banyak yg menggunakan sampah plastik atau styrofoam, sehingga dengan adanya sosialisasi ini, mereka dapat mengurangi penggunaan sampah tersebut dan beralih ke tempat minum atau tempat makan yg ramah lingkungan (eco-friendly).” ujar Diani Mustika Prianti, selaku Ketua Pengabdi.
Mahasiswa dari Manajemen Bisnis Pariwisata menyediakan tempat sampah terpisah untuk setiap jenis sampah, agar pengelolaan sampah menjadi lebih mudah dan efisien. Hal ini juga mempermudah proses pemilahan dan pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir atau pusat daur ulang.
"Saya senang sekali ikut kegiatan ini! Sekarang saya tahu kalau sampah-sampah seperti plastik butuh waktu yang sangat lama untuk hancur, bisa sampai ratusan tahun. Jadi, kita harus buang sampah pada tempatnya dan juga bisa daur ulang. Poster yang dipasang di sekolah juga membantu saya memahami lebih baik tentang berapa lama sampah bisa hancur. Saya juga suka dengan tempat minum dan tempat makan yang diberikan, jadi saya bisa bawa bekal dan tidak perlu pakai plastik sekali pakai. Ini sangat membantu kita untuk menjaga lingkungan!", kata salah seorang siswa SDN Sawangan 05.
Chlara Sekar, seorang mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian, merasa sangat puas. "Reaksi positif dari anak-anak dan peningkatan kesadaran mereka tentang dampak sampah sangat memotivasi saya. Saya juga sangat menghargai kesempatan untuk memberikan kontribusi nyata dengan mendistribusikan tempat makan dan minum yang dapat digunakan kembali, yang tentunya mendukung upaya mengurangi penggunaan barang sekali pakai," ujarnya.
Lihat Juga: 7 Universitas dengan Jurusan Ilmu Komunikasi Terbaik Versi EduRank, Berapa Biaya Kuliah di UI?
(nnz)