Komisi X DPR Sahkan Anggaran Perpusnas 2025 Rp721 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi X DPR RI menyetujui pagu definitif Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ( Perpusnas ) untuk tahun anggaran 2025 sebesar Rp721.684.480.000. Komisi X meminta anggaran ini untuk meningkatkan program literasi di 3T.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menjelaskan anggaran untuk Perpusnas pada 2025 tidak mengalami penambahan. Namun, dia menekankan pentingnya literasi untuk kemajuan bangsa.
Baca juga: Dorong Gerakan Nasional Gemar Membaca, Perpusnas Gelar Gemilang Perpustakaan 2024
“Tingginya tingkat literasi adalah ciri bangsa yang maju. Kami sangat mendukung penuh upaya peningkatan budaya literasi dan pemanfaatan data raya untuk membangun peradaban yang lebih baik,” ujarnya, melalui siaran pers, Kamis (19/9/2024).
Legislator Fraksi Partai Golongan Karya ini menambahkan anggaran ini harus dioptimalkan untuk mendukung program literasi di daerah terluar, tertinggal, dan terpencil (3T). Program layanan perpustakaan berbasis digital dan inklusif, termasuk program bantuan bahan bacaan bermutu untuk 10 ribu perpustakaan desa sangat diperlukan untuk menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia.
"Kami mendukung optimalisasi anggaran terutama di daerah 3T. Program layanan perpustakaan yang inklusif dan berbasis digital, termasuk program perpustakaan di desa-desa, sangat kami dukung," tambahnya.
Dia mendukung perpustakaan yang mendorong inklusi sosial. Berbagai program layanan seperti perpustakaan keliling, motor baca, dan titik baca diharapkan dapat terus dikembangkan agar masyarakat yang tidak memiliki akses ke perpustakaan, dapat menikmati fasilitas literasi.
Baca juga: Berkomitmen pada Pelestarian Naskah Nusantara, Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO
"Kami berharap Perpusnas dapat menyusun rencana kebijakan yang adaptif terhadap pemerintahan yang baru, serta terus meningkatkan perannya dalam membangun budaya literasi di Indonesia," harapnya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf. Dia mendukung program-program yang telah berjalan, termasuk pengadaan perpustakaan bergerak, seperti motor baca.
“Kami berharap, program motor baca ini dapat terus dikembangkan. Selain itu, penting untuk melanjutkan upaya pelestarian naskah-naskah kuno, yang merupakan warisan budaya penting bagi bangsa kita,” tambahnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menjelaskan anggaran untuk Perpusnas pada 2025 tidak mengalami penambahan. Namun, dia menekankan pentingnya literasi untuk kemajuan bangsa.
Baca juga: Dorong Gerakan Nasional Gemar Membaca, Perpusnas Gelar Gemilang Perpustakaan 2024
“Tingginya tingkat literasi adalah ciri bangsa yang maju. Kami sangat mendukung penuh upaya peningkatan budaya literasi dan pemanfaatan data raya untuk membangun peradaban yang lebih baik,” ujarnya, melalui siaran pers, Kamis (19/9/2024).
Legislator Fraksi Partai Golongan Karya ini menambahkan anggaran ini harus dioptimalkan untuk mendukung program literasi di daerah terluar, tertinggal, dan terpencil (3T). Program layanan perpustakaan berbasis digital dan inklusif, termasuk program bantuan bahan bacaan bermutu untuk 10 ribu perpustakaan desa sangat diperlukan untuk menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia.
"Kami mendukung optimalisasi anggaran terutama di daerah 3T. Program layanan perpustakaan yang inklusif dan berbasis digital, termasuk program perpustakaan di desa-desa, sangat kami dukung," tambahnya.
Dia mendukung perpustakaan yang mendorong inklusi sosial. Berbagai program layanan seperti perpustakaan keliling, motor baca, dan titik baca diharapkan dapat terus dikembangkan agar masyarakat yang tidak memiliki akses ke perpustakaan, dapat menikmati fasilitas literasi.
Baca juga: Berkomitmen pada Pelestarian Naskah Nusantara, Perpusnas Raih Penghargaan UNESCO
"Kami berharap Perpusnas dapat menyusun rencana kebijakan yang adaptif terhadap pemerintahan yang baru, serta terus meningkatkan perannya dalam membangun budaya literasi di Indonesia," harapnya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf. Dia mendukung program-program yang telah berjalan, termasuk pengadaan perpustakaan bergerak, seperti motor baca.
“Kami berharap, program motor baca ini dapat terus dikembangkan. Selain itu, penting untuk melanjutkan upaya pelestarian naskah-naskah kuno, yang merupakan warisan budaya penting bagi bangsa kita,” tambahnya.