Pelajar Harus Belajar Etika dan Etiket dalam Berperilaku di Dunia Maya

Jum'at, 20 September 2024 - 19:30 WIB
loading...
Pelajar Harus Belajar...
Etika dan etiket akan mengarahkan pelajar kepada tindakan positif dan menghindari tindakan negatif di internet. Foto ilustrasi/Ist
A A A
TRENGGALEK - Netiket atau network etiquette diperlukan dalam berinternet. Etiket berinternet (netiket) yang merupakan etika atau aturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi di internet terdiri dari etika dan etiket. Netiket akan mengarahkan tindakan positif dan menghindari tindakan negatif di internet.

”Netiket merupakan panduan untuk bersikap dan berperilaku yang baik dan sopan di dunia maya,” tutur Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Agoes Setiyono dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Trenggalek, Jumat (20/9/2024).

Mengusung tema ”Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif”, diskusi online yang diikuti pelajar dan tenaga pendidik sekolah menengah di wilayah Kabupaten Trenggalek itu, digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur.



Agoes mengatakan, etika dan etiket harus menjadi panduan perilaku di dunia maya. Etika yang merupakan sistem nilai atau norma wajib menjadi pegangan seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.

”Sedangkan etiket merupakan tata cara individu berinteraksi dengan individu lain atau dalam masyarakat, dan berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Etiket bersifat tidak tertulis,” jelas Agoes.

Penerapan etika dan etiket di internet, menurut Agoes, akan menghindarkan dari tindak negatif, sekaligus menjadi saringan untuk berbuat hal positif, termasuk memanfaatkan internet untuk menebar kebaikan yang bermanfaat.

”Penyebaran konten positif bermanfaat untuk membangun komunitas yang sehat, memperkuat reputasi dan personal branding, menginspirasi dan meningkatkan kesehatan mental, serta memperluas jaringan dan peluang,” jelas Agoes di hadapan para siswa yang mengikuti diskusi dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari aula dan ruang kelasnya masing-masing.

Dari sudut pandang berbeda, CEO PT Mahakarya Berkah Sejahtera Muhajir Sulthonul Aziz menambahkan, penyebaran konten positif di media sosial berpengaruh pada rekam jejak digital. Jejak digital positif sangat baik untuk memperkuat reputasi digital.

”Jejak digital merupakan segala informasi yang ditinggalkan di internet. Biasanya, tanpa sadar pengguna internet akan meninggalkan jejak digitalnya. Jejak digital sangat mudah diakses oleh banyak orang dalam waktu yang singkat dan sulit untuk dihapus. Penyebaran konten positif akan membuat jejak digital kita baik,” jelas Muhajir.

Sementara, Ketua Program Studi S1 Kewirausahaan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo M. Adhi Prasnowo menyebut TikTok kini menjadi salah satu aplikasi yang banyak digemari anak muda. Aplikasi media sosial itu umumnya digunakan untuk membuat, berbagi dan menemukan video pendek.

”Fitur yang ada di TikTok, di antaranya pengeditan video, TikTok Dance Challenge, filter dan efek. TikTok memiliki beragam musik Reels, Hashtag challenge, dan fitur yang membantu pengguna untuk mengukur pertumbuhan akun,” rinci Adhi Prasnowo.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Trenggalek ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
(wyn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2211 seconds (0.1#10.140)