15 Contoh Teks Monolog Singkat Berbagai Tema, Simak Ya

Minggu, 22 September 2024 - 15:30 WIB
loading...
15 Contoh Teks Monolog...
Monolog dapat diartikan sebagai teks pendek maupun panjang seperti yang dibawakan pada pentas teater. Foto/SINDOnews.
A A A
JAKARTA - Teks monolog merupakan sebuah seni peran dialog yang tidak perlu dilakukan oleh banyak orang, cukup hanya dilakukan sendiri pun bisa.

Dalam kebahasaan, Monolog berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari kata mono dan legein. Mono artinya satu sedangkan legein artinya berbicara. Tujuan dari monolog adalah mengajak audiens berinteraksi sekedar memberikan kesan terhadap aksi mereka.

Baca juga: 10 Contoh Teks Iklan Singkat yang Menarik dan Ampuh Memikat Konsumen

Monolog dapat diartikan sebagai teks pendek maupun panjang seperti yang dibawakan pada pentas teater. Berbagai hal dapat dijadikan sebagai tema seperti isu lingkungan, kisah romansa, autobiografi, dan lain-lain.

Baca juga: 15 Contoh Teks MC Maulid Nabi 2024, Simpel dan Mudah Dipraktikkan

Berikut ini contoh teks monolog dengan berbagai tema.

15 Contoh Teks Monolog Singkat

1. Teks Monolog Tentang Sekolah


Judul Berbicara Sendiri

Ada seorang siswa yang termenung di bangku depan sekolah. Sambil memandangi lingkungan sekolah, ia pun berbicara sendiri

“Bagaimana sekolahku bisa maju? sedangkan lingkungan sekolahku saja belum terawat sepenuhnya? apa yang harus aku lakukan?” Siswa itu pun berpikir sejenak.

“Ah, aku sudah tau caranya. Aku akan menemui guruku untuk mengajaknya musyawarah agar bisa membersihkan lingkungan sekolah? Mungkin sekolah ini bisa mengadakan kegiatan jumat bersih.”

2. Teks Monolog Sedih Tentang Insecure


Judul Sepatu Lusuh

Pagi itu, seorang anak duduk termenung di atas tempat tidurnya. Ia hanya diam dan tak melakukan apa-apa pada pagi hari Senin yang cerah ini. “Tidak mau, aku tidak ingin pergi ke sekolah lagi.” ungkap si anak yang masih terduduk.

“Sebenarnya aku malu dengan semua teman-teman di sekolah. Kenapa aku bisa sangat berbeda dengan mereka? Apa karena aku jelek, miskin dan tidak punya baju yang bagus?”

Baca juga: 10 Contoh Teks Fiksi Berbagai Tema Beserta Strukturnya, Cocok untuk Tugas Sekolah

“Teman-temanku memiliki seragam sekolah yang sangat bagus. Sedangkan aku datang dengan seragam usang bahkan warna saja sudah pudar.

Mereka menggunakan sepatu yang bagus sedangkan aku menggunakan sepatu bekas yang sudah rusak.” air matanya yang menumpuk pun mulai menetes.

“Kenapa aku merasa jika aku tidak pantas bersekolah dan berteman dengan mereka? Rasanya kita berada dalam level yang jauh berbeda dan aku yang tak bisa bergabung dengan mereka.”

3. Teks Monolog Tentang Pujian


Judul: Wanita Cantik

Sungguh cantik wanita di depanku ini. Matanya yang bulat membuat aku terpana. Pipinya yang merona kemerahan menambah pesonanya. Bibirnya yang merah, membuat siapa saja terpana dibuatnya. Ah, andai saja wajahku secantik dia. Pasti akan banyak sekali orang yang mendekatiku.

4. Teks Monolog Tentang Perjuangan Diri Sendiri


Judul: Tentang Aku dan Hidupku

Aku terlahir di keluarga yang menderita karena pincang soal materi dunia. Namun, kepincangan itu tak mematahkan semangat kami dalam menuntut ilmu. Ayahku seorang guru honorer yang gajinya tentu jelas tak cukup untuk makan keluarga kami sebulan. Sedangkan, ibuku sehari-hari di rumah saja, fokus membesarkan anak-anaknya.

Karena kondisi ini jelas, orang tuaku tidak bisa membelikan hal-hal mewah di dunia ini. Namun, mereka tetap memberiku hal-hal yang jauh lebih berharga dari barang mewah. Mereka selalu membekaliku dengan prinsip-prinsip kehidupan yang bagiku lebih berarti daripada harta benda semewah apapun itu.

Ya, aku adalah anak guru honorer miskin itu yang selalu menduduki peringkat pertama di kelas. Akulah adalah siswa yang tak pernah mencontek saat ujian. Meski akhirnya, hal itu membuatku jadi dibenci teman-teman sekelas.

Kini, segala perjuangan dan prinsip kebaikan yang ditanamkan orang tuaku mulai membuahkan hasil. Dengan prinsip kejujuran dan kegigihan yang kumiliki, aku mampu duduk sebagai seorang penegak keadilan tertinggi di negeri ini.

5. Teks Monolog Tentang Satire


Judul: Apa yang Kau Lihat?

Laki-laki yang berada di pojok itu pun berdiri, kemudian ia menatap ke seluruh penjuru di ruangan itu, tatapan dari lirikannya terlihat penuh dengan misteri.

"Kenapa kalian semua memandangi aku seperti itu? Memangnya aku ini apa hah? Tontonan?"

"Aku ini bukan barang antik yang sedang dipajang di etalase. Aku juga bukan bintang film murahan koleksi para cukong, apalagi doger monyet yang disuruh buat ngamen di pasar malam!"

"Oh, atau kali kalian suka ya sama aku, ngaku saja? Ayo mengaku saja! Jangan munafik deh, tuh kan kalian suka.”

6. Teks Monolog Memuja


Judul Sang Pecipta

Sungguh indah ciptaanmu Tuhan. Parasnya yang tampan sukses mengalihkan duniaku. Sikapnya yang lemah lembut membuatku betah untuk selalu berada di dekatmu. Ah, andaikan kau tahu bahwa aku sangatlah menyukaimu.

7. Teks Monolog Tentang Penyesalan


Judul: Akibat Tidak Belajar

Harusnya semalam aku belajar. Tidak seharusnya aku mengiyakan ajakan temanku untuk nongkrong di warung Bu Siti.

Akibat perbuatanku semalam, aku tidak bisa fokus mengerjakan ujianku karena mengantuk. Aku pun tak tahu bagaimana hasil ujianku. Aku hanya takut hasil ujian tersebut akan mengecewakan ibuku

8. Teks Monolog Tentang Kesedihan


Judul: Pencuri Puisi

Seorang gadis itu masih berdiri di depan papan pengumuman sejak bermenit-menit yang lalu. Di sana, terpajang lima lembar kertas berisikan puisi pemenang lomba yang diselenggarakan minggu lalu. Fokusnya terpusat pada kertas di urutan ketiga dengan puisi berjudul “Cinta Ibu”.

Itu adalah puisi karyanya, Ia ingat betul setiap kata yang tertulis di sana. Bukannya bangga, Ia malah merasa marah dan hatinya kian panas karena melihat nama orang lain tercantum di sana. Siapa gerangan yang berani mengakui hasil karyanya?

“Curang! Berani-beraninya dia mencuri puisiku. Kalau tidak punya bakat mending tidak usah ikut-ikutan lomba puisi. Kalau begini hasilnya aku yang rugi!” ujarnya penuh emosi.

“Lagi pula bagaimana bisa dia melakukannya? Bagaimana dia bisa tahu kumpulan puisi buatanku?

Padahal semua hasil karyaku selalu ku simpan baik-baik. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali diriku sendiri dan juga Mei, sahabatku. Lalu bagaimana bisa nama Ria tertulis di sana?”

“Oh aku tahu, Mei ya? Jangan-jangan ia yang bersekongkol dengan gadis menyebalkan itu dan mencuri puisiku.

9. Teks Monolog Tentang Kemarahan


Judul: Berkhianat

Aku sangat marah setelah mengetahui semuanya. Tega-teganya dia berkhianat padaku. Semua rahasiaku menjadi terbongkar hanya karena dia.

Ya, dia adalah orang yang benar-benar sudah kupercaya sejak dulu. Saat ini, untuk melihat mukanya saja pun aku tak sudi.

10. Teks Monolog Tentang Ibu


Judul Anak di Mata Ibu

Rasa ini akan tetap sama dan tak akan berubah, Ibu. Semua rasa cinta serta ketulusanmu, semuanya tidak akan pernah terlihat sederhana bagi diriku. Engkau selalu tulus dan menganggap bahwa semua hal itu terlihat sederhana.

Senja yang ada di ujung barat itu selalu menjadi milik kita berdua. Saat itulah kita bisa menggenapkan waktu menuju malam yang sarat akan harmoni. Bukankah begitu kelihatannya? Seperti itulah arti dirimu untukku bu, kau bagaikan senja yang hanya tercipta untukku.

Hal lain yang selalu menjadi sumber kebahagiaanku adalah fajar yang ada di ujung timur sana. Fajar itu pun akan selalu jadi milik kita bersama kan Ibu? Ketika fajar membangkitkan sinar terang benderang untuk membuatkan kita lupa akan gelapnya malam yang berselimut kabut kedamaian. Seperti fajar, engkaulah sosok yang mampu menerbitkan sinar yang terang saat duniaku terasa gelap.

11. Teks Monolog Tentang Religi


Judul: Taubat

Kini bumi dengan segala isinya yang penuh lika-liku terus bergejolak. Setiap kali memikirkannya, seketika itu juga hati ini serasa hancur dan gelisah. Meski kini hidup dengan harta melimpah, juga tahta jabatan yang membuatku disegani orang, aku tetap merasa tidak tenang. Mungkin aku kelihatannya saja bahagia, namun sebenarnya aku justru sengsara.

Harapan bagaikan daun tua yang gugur, sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia. Daun muda muncul yang menggantikan daun tua. Begitulah sewajarnya, begitulah seterusnya. Saya sadar, saya sangat sadar, bahwa apa yang kini saya lakukan itu salah. Namun, nyatanya aku lemah. Bisikan setan ini sering kali melumpuhkan hatiku.

12. Teks Monolog Tentang Pertengkaran


Judul: Kenapa Ibu dan Ayah Saling Bertengkar?

Suara teriakan itu masih terdengar jelas di kepalaku. Ayah dan ibu terus berdebat dengan suara lantang sambil meninggikan ego masing-masing. Ini bukan yang pertama kalinya, bahkan minggu lalu mereka juga berdebat hebat.

Aku tidak mengerti, apa mereka tidak malu didengar tetangga sekitar? Apa mereka tidak takut menjadi bahan gunjingan ibu-ibu saat belanja sayur? Dan apakah mereka lupa ada aku di rumah yang sama?

Sering terjadi, mereka terus berdebat di sepanjang waktu. Dan aku hanya bisa diam, bersembunyi di balik selimut sambil menyembunyikan rasa takut.

Mereka terus berteriak, saling melontarkan kalimat yang tak seharusnya di dengar anak-anak. Aku selalu menangis saat mereka mulai berdebat hanya karena permasalahan kecil.

Suara barang terlempar dan bantingan pintu membuatku semakin terisak. “Ayah, Ibu kenapa kalian selalu bertengkar? Apa yang membuat kalian saling bermusuhan satu sama lain?”

“Dulu kalian tidak begini. Kita bahagia, tidak pernah ada satu hal yang membuat kita saling bertengkar.

13. Teks Monolog Tentang Lingkungan


Judul: Sampah

Saat liburan, aku dan keluargaku pergi ke hutan untuk bersenang-senang. Hutan tersebut sangat ramai dengan pengunjung yang juga berlibur dan berkemah. Namun, aku sedikit terkejut sebab banyak sekali sampah berserakan di mana-mana.

Ada puntung rokok yang terbuang sembarangan, plastik bekas, kertas dan sampah-sampah sejenisnya. Aku tak habis pikir, kenapa orang-orang bisa membuang sampah sembarangan? Tidakkah mereka tahu bahwa tindakan mereka itu hanya akan merusak bumi yang kita tinggali ini?

Mereka benar-benar egois, mau menikmati alam namun tidak mau merawatnya. Buang sampah pada tempatnya yang merupakan kebiasaan baik kecil pun tidak mereka lakukan. Jika terus-terusan begini, bagaimana jika alam kita rusak?

14. Teks Monolog Tentang Negosiasi


Judul: Ibu Membelikan Baju Untukku

Pada suatu hari, seorang ibu pergi ke sebuah toko baju untuk membeli sebuah kaos sepak bola. Kaos tersebut nantinya akan diberikan kepada anaknya masih berusia sekitar 6 tahun. Anak ibu tersebut sangatlah suka dengan klub sepak bola Real Madrid asal Spanyol yang juga merupakan klub kesukaanku.

Kebetulan persediaan kaos tersebut ada, hanya saja ukuran yang ada ternyata terlalu besar untuk tubuh anaknya. Namun penjual baju pun tetap merayu ibu tersebut untuk membeli kaos tersebut.

Pedagang tersebut menyarankan baju tersebut untuk dikecilkan ukurannya agar bisa dipakai oleh anak ibu tersebut. Tak lama kemudian, proses negosiasi pu terjadi. Pedagang kaos tersebut menawarkan harga Rp35.000, tapi tawaran tersebut ditolak oleh sang ibu. Setelah melakukan proses negosiasi yang cukup panjang akhirnya ibu tersebut membeli kaos bola itu dengan harga Rp30.000.

15. Teks Monolog Tentang Ayah


Judul: Kerinduan Sosok Ayah

Cerita-cerita manis tentang ayah selalu berhasil membuatku merasa iri dan bersedih. Tentang kasih sayangnya dan juga segala perhatian yang seorang ayah berikan pada anak-anaknya.

Aku iri dan selalu menangis saat membayangkannya sebab aku tidak pernah merasakannya. Ayah sudah meninggalkan aku dan ibu sejak usiaku menginjak 6 tahun. Hingga 11 tahun telah berlalu dan aku hanya sedikit mengingat hal tentangnya.

Selama aku tumbuh mulai dari SD, SMP dan SMA banyak sekali rasa penasaran. Penasaran tentang bagaimana rasanya pulang pergi sekolah diantarkan oleh ayah sama seperti anak-anaknya. Bagaimana rasanya diambilkan rapor oleh ayah.

Nah, rangkuman di atas merupakan contoh teks monolog singkat berbagai tema yang dapat kamu jadikan sebagai referensi belajar. Semoga bermanfaat ya!

Mg/Anastasia Wisalya Karini
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1432 seconds (0.1#10.140)