UN Dihapus, Lulusan Indonesia Disebut Susah Masuk Kampus Belanda dan Jerman
loading...
A
A
A
Baca juga: 4 Hal yang Wajib Diperhatikan untuk Wujudkan Mimpi Kuliah di Luar Negeri
"Pada kenyataanya mereka tahu dan bisa diinterpretasikan sendiri apa mereka menganggap kualitas pendidikan SMA kita naik kelas atau justru turun kelas," ujarnya.
Irwan sendiri mengaku sebagai pihak yang tidak setuju saat UN dihapuskan dulu. Seharusnya Indonesia menerapkan pendekatan yang lebih ketat seperti yang dilakukan oleh China atau Korea Selatan.
Jika masih merasa tertinggal, tutur Irwan, belajarnya harus lebih giat, bukan malah meniru negara-negara maju seperti Finlandia yang sudah mapan.
Diketahui, setelah UN dihapus maka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengganti sistem penilaian di sekolah dengan Asesmen Nasional atau yang dikenal dengan ANBK.
Penilaian pada ANBK berfokus pada asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Peserta AN juga tidak seluruh siswa melainkan siswa kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh pemerintah.
"Pada kenyataanya mereka tahu dan bisa diinterpretasikan sendiri apa mereka menganggap kualitas pendidikan SMA kita naik kelas atau justru turun kelas," ujarnya.
Irwan sendiri mengaku sebagai pihak yang tidak setuju saat UN dihapuskan dulu. Seharusnya Indonesia menerapkan pendekatan yang lebih ketat seperti yang dilakukan oleh China atau Korea Selatan.
Jika masih merasa tertinggal, tutur Irwan, belajarnya harus lebih giat, bukan malah meniru negara-negara maju seperti Finlandia yang sudah mapan.
Diketahui, setelah UN dihapus maka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengganti sistem penilaian di sekolah dengan Asesmen Nasional atau yang dikenal dengan ANBK.
Penilaian pada ANBK berfokus pada asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Peserta AN juga tidak seluruh siswa melainkan siswa kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh pemerintah.
(nnz)