Mahasiswa UNS Kembangkan Journaling SKETSA untuk Redakan Stres Generasi Z
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stres dan kecemasan kini menjadi masalah yang banyak dialami oleh generasi Z. Untuk menghadapi tantangan ini, lima mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) di Surakarta telah mengembangkan metode inovatif bernama Journaling SKETSA.
Metode ini bertujuan untuk mengurangi stres dan kecemasan sekaligus meningkatkan kreativitas dan pemahaman diri. Kelima mahasiswa UNS itu adalah Patresia Bintang Permatasari, Nirwasita Luthfi Hananti, Rizki Ardiyanti Raihan, Alya Rizqi Aprilia, dan Cloudya Filia Putri.
Mereka anggota tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) UNS yang menciptakan konsep Journaling SKETSA.
Baca juga: Mahasiswa UNS Rebut Emas di Cabor Silat SEA Games 2023, Ini Sosoknya
Melalui penelitian berjudul "SKETSA (Studi Keseharian dan Ekspresi Seni Afirmatif)", mereka mengeksplorasi efektivitas journaling dalam mengurangi stres dan kecemasan pada generasi Z.
Penelitian ini melibatkan 20 mahasiswa di Kota Semarang, dibagi menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen yang menggunakan metode SKETSA selama dua minggu, dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode ini.
Journaling SKETSA mengintegrasikan seni menggambar dan menulis di atas kertas kosong, memberikan kebebasan bagi generasi Z untuk mengekspresikan diri secara kreatif.
Baca juga: Mahasiswa Arsitektur FT UNS Raih Juara Favorit Nasional Kompetisi Instagram
Menurut Patresia Bintang Permatasari, metode ini membantu mengalihkan perhatian dari layar elektronik dan menenangkan pikiran.
"Journaling SKETSA menawarkan cara santai dan personal untuk mengekspresikan ide dan emosi," jelasnya, melalui siaran pers, Kamis (3/10/2024).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang menerapkan Journaling SKETSA mengalami penurunan signifikan dalam tingkat stres dan kecemasan.
Salah satu peserta menyatakan, "Menulis dan menggambar di jurnal membuatku merasa lebih lega." Metode ini efektif dalam meredakan ketegangan dan membantu partisipan mengelola emosi dengan lebih baik.
"Journaling memungkinkan aku mengungkapkan perasaanku dengan lebih baik, sehingga aku merasa lebih rileks dan stresku berkurang," tambah partisipan lainnya.
Penelitian juga mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi peserta dalam journaling. Faktor internal meliputi kesadaran akan manfaat journaling dan kebiasaan menulis. Faktor eksternal termasuk dukungan dari orang terdekat, suasana nyaman saat menulis, dan rekomendasi dari profesional kesehatan mental.
Salah satu peserta mengungkapkan, "Aku biasa menulis jurnal tengah malam ketika suasana tenang, membuatku merasa lebih rileks dan berpikir lebih jernih."
Untuk mendukung penyebaran metode ini, tim PKM-RSH UNS juga meluncurkan akun Instagram dan TikTok dengan username @journalingsketsa. Akun ini bertujuan untuk menyebarkan informasi tentang journaling, stres, kecemasan, serta dokumentasi kegiatan penelitian.
Lihat Juga: Kaukus Keswa : Hampir 30 Persen Pekerja Sektor Keuangan di Indonesia Mengalami Stres Kerja
Metode ini bertujuan untuk mengurangi stres dan kecemasan sekaligus meningkatkan kreativitas dan pemahaman diri. Kelima mahasiswa UNS itu adalah Patresia Bintang Permatasari, Nirwasita Luthfi Hananti, Rizki Ardiyanti Raihan, Alya Rizqi Aprilia, dan Cloudya Filia Putri.
Mereka anggota tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) UNS yang menciptakan konsep Journaling SKETSA.
Baca juga: Mahasiswa UNS Rebut Emas di Cabor Silat SEA Games 2023, Ini Sosoknya
Melalui penelitian berjudul "SKETSA (Studi Keseharian dan Ekspresi Seni Afirmatif)", mereka mengeksplorasi efektivitas journaling dalam mengurangi stres dan kecemasan pada generasi Z.
Penelitian ini melibatkan 20 mahasiswa di Kota Semarang, dibagi menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen yang menggunakan metode SKETSA selama dua minggu, dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode ini.
Journaling SKETSA mengintegrasikan seni menggambar dan menulis di atas kertas kosong, memberikan kebebasan bagi generasi Z untuk mengekspresikan diri secara kreatif.
Baca juga: Mahasiswa Arsitektur FT UNS Raih Juara Favorit Nasional Kompetisi Instagram
Menurut Patresia Bintang Permatasari, metode ini membantu mengalihkan perhatian dari layar elektronik dan menenangkan pikiran.
"Journaling SKETSA menawarkan cara santai dan personal untuk mengekspresikan ide dan emosi," jelasnya, melalui siaran pers, Kamis (3/10/2024).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta yang menerapkan Journaling SKETSA mengalami penurunan signifikan dalam tingkat stres dan kecemasan.
Salah satu peserta menyatakan, "Menulis dan menggambar di jurnal membuatku merasa lebih lega." Metode ini efektif dalam meredakan ketegangan dan membantu partisipan mengelola emosi dengan lebih baik.
"Journaling memungkinkan aku mengungkapkan perasaanku dengan lebih baik, sehingga aku merasa lebih rileks dan stresku berkurang," tambah partisipan lainnya.
Penelitian juga mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi peserta dalam journaling. Faktor internal meliputi kesadaran akan manfaat journaling dan kebiasaan menulis. Faktor eksternal termasuk dukungan dari orang terdekat, suasana nyaman saat menulis, dan rekomendasi dari profesional kesehatan mental.
Salah satu peserta mengungkapkan, "Aku biasa menulis jurnal tengah malam ketika suasana tenang, membuatku merasa lebih rileks dan berpikir lebih jernih."
Untuk mendukung penyebaran metode ini, tim PKM-RSH UNS juga meluncurkan akun Instagram dan TikTok dengan username @journalingsketsa. Akun ini bertujuan untuk menyebarkan informasi tentang journaling, stres, kecemasan, serta dokumentasi kegiatan penelitian.
Lihat Juga: Kaukus Keswa : Hampir 30 Persen Pekerja Sektor Keuangan di Indonesia Mengalami Stres Kerja
(nnz)