10 Pahlawan Nasional dari Jawa Tengah, Nomor 2 Kuliah Kedokteran di Stovia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November merupakan momen untuk mengenang jasa para pejuang yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia. Di antara pahlawan-pahlawan nasional yang berjasa besar, beberapa di antaranya berasal dari Jawa Tengah.
Tokoh-tokoh ini memiliki kontribusi penting, mulai dari memimpin perjuangan militer hingga memajukan hak-hak sosial dan pendidikan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini ulasannya.
Baca juga: Hari Pahlawan 2024, Ini 3 Pahlawan Nasional Indonesia yang Jarang Diketahui Banyak Orang
Prof Mr Dr R Soepomo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No 123 Tahun 1965. Pria asal Sukoharjo ini lahir pada tanggal 22 Januari 1903.
Prof Soepomo dikenal sebagai orang yang sangat cerdas bahkan ia berhasil memperoleh penghargaan tertinggi dari "Leidsche Universiteitsfonds" yang bernama "Gajah Mada".
Pahlawan asal Jawa Tengah selanjutnya ini lahir pada 4 Maret 1886 di Pecangakan, Ambarawa, Semarang. Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 2 Mei 1964 melalui SK No 109 Tahun 1964.
Baca juga: 10 Ucapan Selamat Hari Pahlawan, Menggugah Nasionalisme
Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan dokter, wartawan, dan tokoh pergerakan nasional kemerdekaan RI. Dirinya terlibat dalam organisasi Boedi Oetomo dan mengusulkannya untuk dijadikan sebagai organisasi politik.
Ia melanjutkan sekolah di STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Kedokteran di Batavia. Selama menempuh pendidikan di STOVIA, ia diberi julukan oleh gurunya sebagai een begaafd leerling atau murid yang berbakat.
Dr Muwardi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 4 Agustus 1964 melalui SK No 190 Tahun 1964. Ia merupakan lulusan STOVIA yang kemudian menjadi anggota Jong Java dan ikut mengikrarkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Pahlawan asal Pati, Jawa Tengah ini sempat terlibat dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945, dan menjadi Ketua Barisan Pelopor pada 1945 di Surakarta.
Pahlawan yang berasal dari Surakarta ini berjasa dalam mengembangkan kemajuan perekonomian Indonesia di masa pergerakan merebut kemerdekaan. Ia menggasan organisasi Sarekat Dagang Islam yang akhirnya menjadi Sarekat Islam.
Baca juga: Riwayat Pendidikan Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama RI yang Pernah Kuliah di Belanda
Atas jasa besarnya tersebut, KH Samanhudi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961, berdasar Keppres No 590 Tahun 1961.
Meskipun RA Kartini tidak ikut bertempur melawan penjajah, tapi Pahlawan Nasional asal Jepara ini punya peran penting dalam hal menjunjung kesetaraan gender di Indonesia.
Hal tersebut membuat Presiden Soekarno menetapkannya sebagai pahlawan nasional berdasar Keppres No 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Tanggal tersebut juga jadi penetapan Hari Kartini di Indonesia.
Dalam sejarahnya Pangeran Pakubuwono VI pernah menolak perintah Belanda untuk menghancurkan tentara Pangeran Diponegoro. Justru Pakubuwono VI memilih untuk melawan kolonial dengan memberi bala tentara pada Pangeran Diponegoro.
Jenderal Ahmad Yani yang menjadi salah satu korban G30S/PKI mendapat gelar Pahlawan Revolusi. Pemberian gelar sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965. Pangkatnya dinaikkan secara anumerta dari Letnan Jenderal menjadi Jenderal.
Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Ia merupakan putra dari pimpinan pabrik gula di Jenar, Purworejo yang memiliki keturunan darah pahlawan dari prajurit Pangeran Diponegoro.
Jenderal Urip Sumoharjo dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Keppres No 314 Tahun 1964 pada 10 November 1964. Ia turut serta sebagai pemrakarsa pembentukan pendidikan militer yang sekarang menjadi AMN (Akademi Militer Nasional).
Urip Sumoharjo lahir di Purworejo pada 22 Februari 1893. Ia merupakan putra dari R Soemohardjo, Mantri Guru Besar di Purworejo dan cucu Bupati Trenggalek dari pihak ibu.
Jenderal yang lahir di Banyumas 10 Oktober 1909 ini ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keppres No 222 Tahun 1962. Gatot Subroto berjasa karena berhasil menumpas beberapa pemberontakan pascakemerdekaan RI, seperti DI/TII, pemberontakan Kahar Muzakar, dan PRRI/PERMESTA.
Dalam sejarahnya Jenderal Gatot Subroto pernah diberikan amanat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Jawa Tengah di Semarang.
Jenderal Soedirman telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Keppres No 314 Tahun 1964 dan Keppres No 025/TK/TH.1970 Tahun 1964. Salah satu jenderal bintang lima ini lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916.
Jasanya sangat besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, mengingat dirinya pernah memukul mundur sekutu dari Ambarawa ke Semarang dan pada 18 Desember 1945 kala Agresi Militer Belanda. Dari situlah dirinya dilantik menjadi Panglima Besar TKR.
Tokoh-tokoh ini memiliki kontribusi penting, mulai dari memimpin perjuangan militer hingga memajukan hak-hak sosial dan pendidikan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini ulasannya.
Baca juga: Hari Pahlawan 2024, Ini 3 Pahlawan Nasional Indonesia yang Jarang Diketahui Banyak Orang
10 Pahlawan Nasional dari Jawa Tengah
1. Prof Mr Dr R Soepomo
Prof Mr Dr R Soepomo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No 123 Tahun 1965. Pria asal Sukoharjo ini lahir pada tanggal 22 Januari 1903.
Prof Soepomo dikenal sebagai orang yang sangat cerdas bahkan ia berhasil memperoleh penghargaan tertinggi dari "Leidsche Universiteitsfonds" yang bernama "Gajah Mada".
2. Dr. Cipto Mangunkusumo
Pahlawan asal Jawa Tengah selanjutnya ini lahir pada 4 Maret 1886 di Pecangakan, Ambarawa, Semarang. Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 2 Mei 1964 melalui SK No 109 Tahun 1964.
Baca juga: 10 Ucapan Selamat Hari Pahlawan, Menggugah Nasionalisme
Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan dokter, wartawan, dan tokoh pergerakan nasional kemerdekaan RI. Dirinya terlibat dalam organisasi Boedi Oetomo dan mengusulkannya untuk dijadikan sebagai organisasi politik.
Ia melanjutkan sekolah di STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Kedokteran di Batavia. Selama menempuh pendidikan di STOVIA, ia diberi julukan oleh gurunya sebagai een begaafd leerling atau murid yang berbakat.
3. Dr. Muwardi
Dr Muwardi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 4 Agustus 1964 melalui SK No 190 Tahun 1964. Ia merupakan lulusan STOVIA yang kemudian menjadi anggota Jong Java dan ikut mengikrarkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Pahlawan asal Pati, Jawa Tengah ini sempat terlibat dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945, dan menjadi Ketua Barisan Pelopor pada 1945 di Surakarta.
4. KH Samanhudi
Pahlawan yang berasal dari Surakarta ini berjasa dalam mengembangkan kemajuan perekonomian Indonesia di masa pergerakan merebut kemerdekaan. Ia menggasan organisasi Sarekat Dagang Islam yang akhirnya menjadi Sarekat Islam.
Baca juga: Riwayat Pendidikan Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama RI yang Pernah Kuliah di Belanda
Atas jasa besarnya tersebut, KH Samanhudi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961, berdasar Keppres No 590 Tahun 1961.
5. Raden Adjeng Kartini
Meskipun RA Kartini tidak ikut bertempur melawan penjajah, tapi Pahlawan Nasional asal Jepara ini punya peran penting dalam hal menjunjung kesetaraan gender di Indonesia.
Hal tersebut membuat Presiden Soekarno menetapkannya sebagai pahlawan nasional berdasar Keppres No 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Tanggal tersebut juga jadi penetapan Hari Kartini di Indonesia.
6. Pakubuwono VI
Sri Susuhunan Pakubuwono VI yang merupakan Raja Keraton Surakarta ke-6 sekaligus putra dari Pakubuwono V dan Raden Ayu Sosroningrat. Pakubuwono VI ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasar Keppres No 294 Tahun 1964.Dalam sejarahnya Pangeran Pakubuwono VI pernah menolak perintah Belanda untuk menghancurkan tentara Pangeran Diponegoro. Justru Pakubuwono VI memilih untuk melawan kolonial dengan memberi bala tentara pada Pangeran Diponegoro.
7. Jenderal Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani yang menjadi salah satu korban G30S/PKI mendapat gelar Pahlawan Revolusi. Pemberian gelar sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965. Pangkatnya dinaikkan secara anumerta dari Letnan Jenderal menjadi Jenderal.
Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Ia merupakan putra dari pimpinan pabrik gula di Jenar, Purworejo yang memiliki keturunan darah pahlawan dari prajurit Pangeran Diponegoro.
8. Jenderal Urip Sumoharjo
Jenderal Urip Sumoharjo dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Keppres No 314 Tahun 1964 pada 10 November 1964. Ia turut serta sebagai pemrakarsa pembentukan pendidikan militer yang sekarang menjadi AMN (Akademi Militer Nasional).
Urip Sumoharjo lahir di Purworejo pada 22 Februari 1893. Ia merupakan putra dari R Soemohardjo, Mantri Guru Besar di Purworejo dan cucu Bupati Trenggalek dari pihak ibu.
9. Jenderal Gatot Subroto
Jenderal yang lahir di Banyumas 10 Oktober 1909 ini ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keppres No 222 Tahun 1962. Gatot Subroto berjasa karena berhasil menumpas beberapa pemberontakan pascakemerdekaan RI, seperti DI/TII, pemberontakan Kahar Muzakar, dan PRRI/PERMESTA.
Dalam sejarahnya Jenderal Gatot Subroto pernah diberikan amanat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Jawa Tengah di Semarang.
10. Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasar Keppres No 314 Tahun 1964 dan Keppres No 025/TK/TH.1970 Tahun 1964. Salah satu jenderal bintang lima ini lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916.
Jasanya sangat besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, mengingat dirinya pernah memukul mundur sekutu dari Ambarawa ke Semarang dan pada 18 Desember 1945 kala Agresi Militer Belanda. Dari situlah dirinya dilantik menjadi Panglima Besar TKR.
(nnz)