Riwayat Pendidikan Mentan Amran Sulaiman Pencetus Program Petani Milenial 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Riwayat pendidikan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menarik untuk diulas. Namanya disorot ditengah pencanangan program Petani Milenial 2024.
Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Mentan Amran Sulaiman menginisiasi program Petani Milenial. Program ini diluncurkan dengan tujuan utama meregenerasi petani, meningkatkan produktivitas pertanian, serta mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Konsolidasi Petani Muda, Wamentan Jadi Bapak Pembina Petani Milenial
Regenerasi petani di Indonesia dianggap penting karena jumlah petani di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh generasi tua. Sementara sektor pertanian saat ini membutuhkan kontribusi anak muda yang melek teknologi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, sebanyak 38,02% petani di Indonesia adalah generasi baby boomers berusia 41-56 tahun. Sementara untuk petani muda, hanya mencapai 21,93%, atau sekitar 6,2 juta orang.
Baca juga: Ini 3 Arahan Prabowo untuk Mentan Amran di Kementerian Pertanian
Maka dari itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman pun mengajak generasi muda untuk bergabung di program Petani Milenial. Tujuannya untuk mendukung swasembada pangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 04 Tahun 2019, petani milenial adalah mereka yang berusia 19 hingga 39 tahun dan adaptif terhadap teknologi digital.
Baca juga: 10 Bulan Kembali Jadi Menteri, Ini Tujuh Capaian Keberhasilan Mentan Amran
Program ini bertujuan untuk memulihkan perekonomian masyarakat pertanian, menumbuhkan semangat kewirausahaan, serta meningkatkan produksi pangan dan peternakan.
Menteri Amran menargetkan pertumbuhan petani muda di Indonesia sebanyak 2,5 juta hingga 2024. Misi ini didukung sejumlah program, seperti Petani Milenial.
Amran Sulaiman, Menteri Pertanian Indonesia yang saat ini kembali menjabat sejak Oktober 2023, memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang kuat di bidang pertanian. Ia meraih gelar sarjana, magister, dan doktoral dalam ilmu pertanian dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
Selain menjadi akademisi, Amran juga merupakan peneliti dan inovator, dikenal dengan sejumlah paten yang mendukung kemajuan sektor pertanian, seperti teknologi pengendalian hama.
Karier Amran meliputi pengalaman sebagai dosen Ilmu Pertanian di Unhas dan pekerja di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV sebelum akhirnya beralih ke sektor pemerintahan.
Peraih Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian ini pernah menjadi Menteri Pertanian pada periode 2014–2019 di era Presiden Jokowi, di mana ia sukses dalam inisiatif swasembada pangan.
Di masa jabatan keduanya, ia mendorong pertanian modern melalui mekanisasi dan program teknologi, termasuk peningkatan pupuk subsidi dan program pompanisasi di area pertanian yang kekurangan air.
Salah satu inisiatif yang signifikan saat ini adalah program Petani Milenial yang bertujuan untuk menginspirasi generasi muda dalam sektor pertanian dengan pendekatan teknologi dan inovasi.
Demikian riwayat pendidikan Menteri Pertanian ( Mentan ) Amran Sulaiman. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Mentan Amran Sulaiman menginisiasi program Petani Milenial. Program ini diluncurkan dengan tujuan utama meregenerasi petani, meningkatkan produktivitas pertanian, serta mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Konsolidasi Petani Muda, Wamentan Jadi Bapak Pembina Petani Milenial
Regenerasi petani di Indonesia dianggap penting karena jumlah petani di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh generasi tua. Sementara sektor pertanian saat ini membutuhkan kontribusi anak muda yang melek teknologi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, sebanyak 38,02% petani di Indonesia adalah generasi baby boomers berusia 41-56 tahun. Sementara untuk petani muda, hanya mencapai 21,93%, atau sekitar 6,2 juta orang.
Baca juga: Ini 3 Arahan Prabowo untuk Mentan Amran di Kementerian Pertanian
Maka dari itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman pun mengajak generasi muda untuk bergabung di program Petani Milenial. Tujuannya untuk mendukung swasembada pangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 04 Tahun 2019, petani milenial adalah mereka yang berusia 19 hingga 39 tahun dan adaptif terhadap teknologi digital.
Baca juga: 10 Bulan Kembali Jadi Menteri, Ini Tujuh Capaian Keberhasilan Mentan Amran
Program ini bertujuan untuk memulihkan perekonomian masyarakat pertanian, menumbuhkan semangat kewirausahaan, serta meningkatkan produksi pangan dan peternakan.
Riwayat Pendidikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Menteri Amran menargetkan pertumbuhan petani muda di Indonesia sebanyak 2,5 juta hingga 2024. Misi ini didukung sejumlah program, seperti Petani Milenial.
Amran Sulaiman, Menteri Pertanian Indonesia yang saat ini kembali menjabat sejak Oktober 2023, memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang kuat di bidang pertanian. Ia meraih gelar sarjana, magister, dan doktoral dalam ilmu pertanian dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
Selain menjadi akademisi, Amran juga merupakan peneliti dan inovator, dikenal dengan sejumlah paten yang mendukung kemajuan sektor pertanian, seperti teknologi pengendalian hama.
Karier Amran meliputi pengalaman sebagai dosen Ilmu Pertanian di Unhas dan pekerja di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV sebelum akhirnya beralih ke sektor pemerintahan.
Peraih Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian ini pernah menjadi Menteri Pertanian pada periode 2014–2019 di era Presiden Jokowi, di mana ia sukses dalam inisiatif swasembada pangan.
Di masa jabatan keduanya, ia mendorong pertanian modern melalui mekanisasi dan program teknologi, termasuk peningkatan pupuk subsidi dan program pompanisasi di area pertanian yang kekurangan air.
Salah satu inisiatif yang signifikan saat ini adalah program Petani Milenial yang bertujuan untuk menginspirasi generasi muda dalam sektor pertanian dengan pendekatan teknologi dan inovasi.
Demikian riwayat pendidikan Menteri Pertanian ( Mentan ) Amran Sulaiman. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDOnews.
(nnz)