Unika Atma Jaya Kukuhkan 2 Guru Besar Baru Bidang Ekonomi Bisnis dan Teknik Industri
loading...

Unika Atma Jaya mengawali tahun 2025 dengan mengukuhkan 2 Guru Besar yaitu Prof. Ronald dan Prof. Rosdiana. Foto/UAJ.
A
A
A
JAKARTA - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengawali tahun 2025 dengan mengukuhkan dua Guru Besar baru. Keduanya resmi menjadi Guru Besar Tetap di Unika Atma Jaya yang ke 25 dan 26, serta menambah jumlah anggota Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya.
Kedua guru besar baru Unika Atma Jaya itu adalah Prof. Ir. Ronald Sukwadi, S.T., M.M., Ph.D., IPU. sebagai Guru Besar bidang Teknik Industri dari Fakultas Biosains, Teknologi, dan Inovasi, serta Prof. Rosdiana Sijabat, S.E., M.Si., Ph.D. sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi Bisnis dari Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi.
Baca juga: Kejagung Beri Perlindungan Hukum bagi Guru Besar IPB Penghitung Kerugian Negara Kasus Timah
Prosesi pengukuhan dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), dan dipimpin oleh Prof. Dr. Laura F. N. Sudarnoto selaku Ketua Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya.
Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian kedua akademisi tersebut.
“Saya ucapkan selamat kepada kedua sahabat saya, Prof. Ir. Ronald Sukwadi dan Prof. Rosdiana Sijabat. Pencapaian ini merupakan kebanggaan bagi institusi dan merupakan komitmen komunitas Unika Atma Jaya dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas," katanya, melalui siaran pers, Rabu (5/2/2025).
Prof. Ronald dalam orasinya membahas mengenai transformasi industri manufaktur cerdas pada Industri 4.0 guna meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi melalui metode Design for Smart Quality (DFSQ).
Disampaikan bahwa perkembangan industri 4.0 telah berjalan di beberapa negara maju seperti Jerman dan China dengan menerapkan integrasi Artificial Intelligence (AI), Internet Of Things (IoT), Big data, dan Blockchain dalam proses produksi. Proses manufaktur cerdas ini memanfaatkan otomasi dan sistem basis data guna memaksimalkan kualitas dan daya saing industri.
“DFSQ hadir sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas produksi dengan pendekatan berbasis data dan sistem otomatis, sehingga industri dapat beradaptasi dengan tuntutan global yang semakin kompleks," ujarnya.
Design for Smart Quality (DFSQ) merupakan kerangka kerja perancangan sistem kualitas cerdas dengan basis Design for Six Sigma (DFSS) yang meliputi enam tahapan. Sistem ini telah diujicobakan di beberapa industri manufaktur di negara Taiwan dengan hasil yang menjanjikan dalam aspek peningkatan efisiensi dan penurunan produk cacat.
“DFSQ diharapkan dapat menciptakan ekosistem manufaktur cerdas yang lebih efisien, otomatis, dan berbasis data. Dengan penerapan teknologi yang tepat, industri manufaktur Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya di era digital serta menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan efisiensi yang lebih baik," ujar Prof. Ronald Sukwadi.
Kedua guru besar baru Unika Atma Jaya itu adalah Prof. Ir. Ronald Sukwadi, S.T., M.M., Ph.D., IPU. sebagai Guru Besar bidang Teknik Industri dari Fakultas Biosains, Teknologi, dan Inovasi, serta Prof. Rosdiana Sijabat, S.E., M.Si., Ph.D. sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi Bisnis dari Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi.
Baca juga: Kejagung Beri Perlindungan Hukum bagi Guru Besar IPB Penghitung Kerugian Negara Kasus Timah
Prosesi pengukuhan dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), dan dipimpin oleh Prof. Dr. Laura F. N. Sudarnoto selaku Ketua Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya.
Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian kedua akademisi tersebut.
“Saya ucapkan selamat kepada kedua sahabat saya, Prof. Ir. Ronald Sukwadi dan Prof. Rosdiana Sijabat. Pencapaian ini merupakan kebanggaan bagi institusi dan merupakan komitmen komunitas Unika Atma Jaya dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas," katanya, melalui siaran pers, Rabu (5/2/2025).
Membangun Ekosistem Manufaktur Cerdas dengan Design for Smart Quality
Prof. Ronald dalam orasinya membahas mengenai transformasi industri manufaktur cerdas pada Industri 4.0 guna meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi melalui metode Design for Smart Quality (DFSQ).
Disampaikan bahwa perkembangan industri 4.0 telah berjalan di beberapa negara maju seperti Jerman dan China dengan menerapkan integrasi Artificial Intelligence (AI), Internet Of Things (IoT), Big data, dan Blockchain dalam proses produksi. Proses manufaktur cerdas ini memanfaatkan otomasi dan sistem basis data guna memaksimalkan kualitas dan daya saing industri.
“DFSQ hadir sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas produksi dengan pendekatan berbasis data dan sistem otomatis, sehingga industri dapat beradaptasi dengan tuntutan global yang semakin kompleks," ujarnya.
Design for Smart Quality (DFSQ) merupakan kerangka kerja perancangan sistem kualitas cerdas dengan basis Design for Six Sigma (DFSS) yang meliputi enam tahapan. Sistem ini telah diujicobakan di beberapa industri manufaktur di negara Taiwan dengan hasil yang menjanjikan dalam aspek peningkatan efisiensi dan penurunan produk cacat.
“DFSQ diharapkan dapat menciptakan ekosistem manufaktur cerdas yang lebih efisien, otomatis, dan berbasis data. Dengan penerapan teknologi yang tepat, industri manufaktur Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya di era digital serta menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan efisiensi yang lebih baik," ujar Prof. Ronald Sukwadi.
Lihat Juga :