2 Dosen President University Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Keuangan

Senin, 17 Maret 2025 - 15:47 WIB
loading...
A A A
Hipotesis kedua adalah “manajemen yang buruk’” atau bad management. “Rendahnya efisiensi perbankan adalah sinyal praktik manajemen bank yang buruk, seperti adanya permasalahan di pinjaman. Padahal, masalah pinjaman mestinya dapat dikendalikan oleh manajemen bank. Apalagi itu sudah menjadi kegiatan seharihari dalam bisnis perbankan,” ucap Prof. Chandra.

Hipotesis ketiga, penghematan atau skimping. Menurunnya alokasi sumber daya untuk penjaminan dan pemantauan pinjaman bisa memengaruhi kualitas pinjaman. Bank yang ingin memaksimalkan laba, menurut dia, bisa saja menekan biaya dalam jangka pendek dengan menurunkan alokasi sumber daya untuk penjaminan atau pemantauan pinjaman. “Ini bisa berpotensi buruk terhadap kinerja pinjaman di masa depan,” ucap Prof. Chandra.

Keempat, perilaku tidak bermoral atau moral hazard. “Di sini, bank-bank bermodal kecil meningkatkan risiko pinjamannya, sehingga menyebabkan pinjaman bermasalah menjadi lebih tinggi di masa mendatang,’ urai Prof. Chandra.

Hasil Analisa


Hasilnya? Bank-bank konvensional di kawasan Asia ternyata memiliki rasio NPL 8,813%, sedangkan bank-bank Islam 6,596%. “Data itu menunjukkan bahwa untuk kawasan Asia, rasio NPL atau kredit bermasalah dari bank-bank Islam lebih rendah ketimbang bank konvensional,” ungkap Prof. Chandra. Akan tetapi, lanjutnya, bank-bank konvensional di Asia ternyata memiliki skor efisiensi biaya 95%, lebih tinggi ketimbang bank-bank Islam yang 87,3%.

Untuk kawasan Timur Tengah dan Turkey, papar Prof. Chandra, gambarannya kurang lebih sama. Rasio NPL bank-bank konvensional di Timur Tengah dan Turkey mencapai 8,264%, atau lebih tinggi ketimbang bank-bank Islam yang 7,969%.

Sementara, efisiensi biaya dari bank-bank konvensional, lanjutnya, mencapai 93,7%, lebih tinggi dari bank-bank Islam yang 88,4%. Masih ada lagi sejumlah data yang disajikan Prof. Chandra dalam orasi ilmiahnya.

Merujuk data tersebut, ia menyimpulkan bahwa bank-bank konvensional di kawasan Asia, Timur Tengah dan Turkey melakukan proses skimping atau penghematan.

Lalu, untuk hipotesis bad luck, itu tidak terjadi pada bank-bank konvensional di kawasan Asia, Turkey dan Timur Tengah, tetapi terjadi pada bankbank Islam di kawasan tersebut.

LKMS untuk Lepas dari Jerat Kemiskinan


Sementara, dalam paparannya Prof. Purwanto mengungkapkan bahwa pemerintah menggunakan layanan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), termasuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), sebagai strategi untuk mengurangi kemiskinan. “Ini akibat kurangnya akses layanan dari lembaga-lembaga keuangan konvensional,” cetusnya.

Di antara LKMS, riset Prof. Purwanto fokus pada Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dan Koperasi Syariah (Kopsyah). Menurutnya, segmen pasar BMT dan Kopsyah memang masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. “Semakin kecil angsuran pinjaman, layanan BMT dan Kopsyah akan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat miskin,” tegasnya.

Dengan profit margin yang kecil, berkisar 3%, menurut Prof. Purwanto, LKMS membutuhkan volume yang besar agar bisa beroperasi dengan efisien. “Jika volume bisnisnya terlalu kecil, dari sisi operasional menjadi tidak efisien,” ungkapnya.

Untuk memperbesar volume, salah satu caranya adalah dengan menambah jumlah cabang. Namun, Prof. Purwanto menekankan bahwa penambahan jumlah cabang akan efisien bila diikuti dengan penambahan jumlah layanan dan peminjam.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
UWKS Kukuhkan 3 Guru...
UWKS Kukuhkan 3 Guru Besar, Rektor: Amanah dan Berikan Manfaat untuk Masyarakat
Rektor Marsudi: Guru...
Rektor Marsudi: Guru Besar Harus Peka pada Masalah Bangsa
Universitas Bakrie Tambah...
Universitas Bakrie Tambah Guru Besar di Bidang Knowledge Management
Mendiktisaintek Brian...
Mendiktisaintek Brian Yuliarto Berstatus Dosen, Mengajar di Mana?
BINUS University Kukuhkan...
BINUS University Kukuhkan 7 Guru Besar di Awal 2025
Prestasi Brian Yuliarto,...
Prestasi Brian Yuliarto, Pakar Nanomaterial yang Digadang Jadi Calon Mendikti Saintek
Profil Pendidikan Prof...
Profil Pendidikan Prof Brian Yuliarto, Kandidat Mendikti Saintek yang Akan Dilantik Hari Ini
UPN Veteran Jakarta...
UPN Veteran Jakarta Perkuat Akademik dengan Dua Guru Besar Baru
UMJ Kukuhkan Guru Besar...
UMJ Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Paru
Rekomendasi
FFI Bahas Kebutuhan...
FFI Bahas Kebutuhan Infrastruktur Piala Asia Futsal 2026 dengan Gubernur DKI
Siapa Massad Boulos?...
Siapa Massad Boulos? Arsitek Kebijakan Donald Trump di Timur Tengah
554 WNI Korban Online...
554 WNI Korban Online Scam di Myanmar Disiksa, Menko Polkam: Ada Ancaman Organ Tubuh Mau Dicopot!
Cara Memperbaiki YouTube...
Cara Memperbaiki YouTube Tiba-tiba Memutar Shorts
Bibir Pucat dan Kering...
Bibir Pucat dan Kering Selama Puasa? Yuk Simak Tips Ini!
Pendiri Tentara Bayaran...
Pendiri Tentara Bayaran Blackwater: Militer Rusia Menjadi Lebih Pintar Melawan Senjata AS
Berita Terkini
Jadwal Libur Lebaran...
Jadwal Libur Lebaran 2025 untuk Anak Sekolah, Masuk Kembali 9 April
54 menit yang lalu
Cara Cek dan Link Pengumuman...
Cara Cek dan Link Pengumuman Hasil SNBP 2025 di Unair, ITS, UPN Jatim, dan Unesa
1 jam yang lalu
MNC University dan Politeknik...
MNC University dan Politeknik Tempo Jalin Kerja Sama dalam Tridharma Perguruan Tinggi
3 jam yang lalu
Link Cek Pengumuman...
Link Cek Pengumuman SNBP 2025 UI, UGM, ITB, dan IPB University
3 jam yang lalu
Perbandingan Jumlah...
Perbandingan Jumlah Peserta yang Lulus SNBP 5 Tahun Terakhir, Terus Meningkat?
7 jam yang lalu
Pengumuman Kelulusan...
Pengumuman Kelulusan SNBP 2025 Hari Ini Jam 3 Sore, Cek Hasil di Mana?
9 jam yang lalu
Infografis
2 Alasan Hamas Sudah...
2 Alasan Hamas Sudah Memiliki Kendali Penuh di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved