6 Provinsi Jadi Fokus Pemberantasan Buta Aksara

Jum'at, 04 September 2020 - 20:46 WIB
loading...
6 Provinsi Jadi Fokus Pemberantasan Buta Aksara
Dirjen Pendidikan Paud, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan bahwa ada enam provinsi yang akan menjadi fokus pemberantasan buta aksara.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri mengatakan, Indonesia telah mencapai keberhasilan yang tinggi dalam pemberantasan buta aksara.

Dia menjelaskan, dari persentase dibanding tahun 2018 maka pada tahun 2019 ada penurunan jumlah penduduk yang buta aksara. Jika pada tahun 2018 itu total buta aksara di Indonesia 1,93% maka pada 2019 turun menjadi 1,78%. (Baca juga: Kemendikbud Sediakan Rp1,49 T untuk Digitalisasi Sekolah )

"Indonesia sebagai bagian dunia telah mencapai keberhasilan yang tinggi untuk pemberantasan buta aksara. Lebih dari 98% penduduk negeri ini sudah melek huruf," katanya pada taklimat media peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) via daring, Jumat (4/9).

Mantan Kadis Pendidikan Jateng ini menjelaskan, meski telah memegang keberhasilan yang baik namun masih ada hal yang mesti diperjuangkan dalam pemberantasan buta aksara ini. Sebab, ujarnya, ada enam provinsi yang tingkat buta aksaranya masih mengkhawatirkan. (Baca juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Sekolah dan Guru Penggerak akan Diperkuat )

Jumeri menuturkan, enam provinsi itu adalah Papua dengan tingkat buta aksara secara nasional masih 21,9%, Nusa Tengara Barat 7,46%, Nusa Tenggara Timur 4,24%, Sulawesi Selatan 4,22%, Sulawesi Barat 3,89% dan Kalimantan Barat 3,81%.

Selain itu untuk setiap kelompok umur yakni umur 15 tahun, umur 15-24 tahun dan 15 hingga 59 tahun persentase penduduk pedesaan yang buta aksara sekitar lebih dari dua kali perkotaan.

Jumeri juga menyebut, secara rata-rata nasional jumlah buta aksara perempuan juga lebih tinggi daripada laki-laki. "Ini berarti kesetaraan gender kita masih harus diperjuangkan sehingga perempuan mendapat kesempatan untuk menjadi warga melek huruf," ungkapnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2214 seconds (0.1#10.140)