Sepi Tepuk Tangan, Kuncir Toga Dipindahkan Keluarga di Rumah

Senin, 04 Mei 2020 - 07:03 WIB
loading...
Sepi Tepuk Tangan, Kuncir...
Kakak Oky Dea Novianti memindahkan kuncir toga saat mengikuti prosesi wisuda dari rumah. Foto: dok/Oky Dea Novianti
A A A
Perasaan campur aduk, antara haru, sedih, dan bahagia melanda Oky Dea Novianti, mahasiswa Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian pada Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sabtu (2/5/2020). Bahagia karena perjuangan panjangnya kuliah bertahun-tahun di UNS akhirnya selesai. Namun, dia tak bisa meluapkan kesedihannya karena prosesi wisuda hari itu yang mestinya digelar dengan semarak dan penuh suka cita bersama 258 teman-teman lain tak bisa digelar seperti sebelumnya. Oky hanya pasrah wisudanya sunyi karena dilakukan di rumah.

Gambaran kesunyian juga terlihat di dalam kampus UNS. Hiruk-pikuk kegembiraan wisudawan bersama keluarga yang mengantar sama sekali tidak ada. Prosesi wisuda hanya dihadiri rektor dan jajaran senat universitas. Protokol kesehatan Covid-19 tampak dijalankan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak.

Suasana tampak mengharukan ketika di depan rektor dan jajaran pimpinan universitas tampak berjajar kursi-kursi kosong. Prosesi demi prosesi wisuda dijalankan seperti umumnya, termasuk mengenakan baju toga. Namun, saat Wakil Rektor Bidang Akademik UNS Ahmad Yunus mengumumkan nama-nama 76 wisudawan lulus dengan predikat cumlaude, tak ada keriuhan dan tepuk tangan. Semua terasa sepi.

Oky, mahasiswa angkatan 2015 ini, tidak pernah menyangka bakal mengalami wisuda secara daring. “Tidak pernah terbayangkan mengikuti wisuda online. Inginnya tetap wisuda offline. Tapi memang kondisinya juga lagi seperti ini,” kata Oky kemarin.

Dia menjalani sidang akhir dan dinyatakan lulus pada Januari 2020. Adapun proses pemberkasan berlangsung mulai Februari. Saat masa pendaftaran wisuda tiba, wabah Covid-19 memang sudah merebak. Namun, kala itu dia masih berpikir wisuda akan diundur untuk periode berikutnya. Rupanya prediksi Oky meleset. UNS ternyata tetap menggelar wisuda, namun secara online.

Saat prosesi wisuda daring itu Oky berada di rumahnya, Perumahan Dosen UNS, Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Saat itu, dia didampingi kedua kakak dan para keponakannya. “Kalau ibu sudah almarhumah, dan bapak sedang rapat online atau keperluan lain di jam yang sama,” ungkapnya.

Sebagaimana wisuda sarjana pada umumnya, dia pun memakai baju toga. Tak ketinggalan make up wajah karena untuk keperluan foto-foto wisuda. “Saya persiapan mulai jam 07.30 dan tepat 09.00 WIB acara dimulai,” urainya.

Puncak wisuda, berupa pemindahan kuncir topi toga, dilakukan oleh kakak laki-lakinya, yang lain mengabadikan momen itu dengan kamera. Pemindahan kuncir topi toga dilakukan secara bersama-sama setelah ada instruksi dari rektor UNS. Setelah selesai wisuda, kemudian dilakukan sesi foto-foto dengan keluarga di rumah. Meski demikian, Oky dalam waktu dekat memutuskan akan ke kampus untuk foto-foto sebagai kenangan.

Oky pun masih sedih karena tidak bisa bersuka cita dengan teman-temannya seperti pada wisuda umumnya. Karena tidak bisa ketemu langsung, ucapan selamat pun terpaksa dilakukan secara virtual.

Geladi hingga 4 Kali

Sebelum wisuda online berlangsung dengan menggunakan aplikasi Webex, Zoom Cloud Meeting dan live streaming via YouTube, para peserta diwajibkan mengikuti geladi bersih terlebih dulu. Bahkan geladi bersih ini dilakukan hingga empat kali, di antaranya untuk mengecek koneksi jaringan internet.

Berbeda halnya jika wisuda biasa, geladi bersih biasanya hanya dilakukan sekali. Agar lebih nyaman, Oky memilih menggunakan laptop. Tak lupa dia juga melengkapi dengan pengeras suara agar suara protokol wisuda yang berada di Auditorium UNS terdengar saat prosesi wisuda online.

Dua pekan sebelum wisuda, panitia dari UNS membuatkan grup WhatsApp untuk para wisudawan demi memudahkan koordinasi. Ketika geladi bersih, operator grup memberikan arahan. Saat geladih bersih, para wisudawan diminta standby di jam tertentu guna cek koneksi.

Setelah operator memberikan link dan password para peserta bisa bergabung dan satu persatu dicek koneksinya seperti suara operator, video, dan lainnya. Demi bisa mengikuti prosesi wisuda dengan lancar, Oky pun jauh-jauh hari mempersiapkan koneksi internet di rumahnya sebagus mungkin agar tidak putus-putus. Sebelum wisuda, panitia juga mengirimkan toga, samir, topi, ke alamat calon wisudawan masing-masing melalui pos. Ukuran toga bisa pas karena saat mendaftar wisuda online peserta harus mengisi formulir yang memuat identitas, ukuran toga, dan sebagainya.

Meski wisuda secara online, namun Oky merasa tidak terlalu masalah mengingat kondisinya memang di tengah wabah corona. Namun, berbeda dengan wisuda offline yang langsung mendapatkan ijazah, wisudawan online tetap harus mengurus ijazahnya ke kampus. “Tapi rasanya masih sedih banget, soalnya harapan saya ingin wisuda offline. Bagaimanapun (wisuda) adalah bagian dari memori perjuangan beberapa tahun kuliah,” ucapnya.

Rektor UNS Solo Jamal Wiwoho menyampaikan wisuda periode kedua 2020 ini memang diselenggarakan berbeda dengan wisuda yang sudah digelar UNS selama ini. “Tanpa mengurangi keabsahan dan kekhidmatan wisuda, tata upacara perhelatan wisuda UNS periode kedua harus dilaksanakan dengan telekonferensi atau via aplikasi Webex dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," katanya.

Sesuai kalender akademik UNS, sebenarnya pelaksanaan acara wisuda dijadwalkan 25 April lalu. Karena pertimbangan situasi dan kondisi pandemi Covid-19, UNS mengubah jadwal dan tata upacara wisudanya. (Ary Wahyu Wibowo)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2125 seconds (0.1#10.140)