Mahasiswa, Akademisi dan Guru Harus Aktualisasi Diri dengan Literasi

Sabtu, 19 September 2020 - 17:42 WIB
loading...
Mahasiswa, Akademisi...
Universitas Esa Unggul. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Dosen, mahasiswa dan guru sebaiknya meningkatkan aktualisasi dirinya dengan menulis artikel di media massa. Dengan menulis di media massa maka gagasan, hasil penelitian, maupun pemikiran kalangan akademik dapat diketahui seluruh stakeholder dan bisa langsung dimanfaatkan industri, pemerintah maupun masyarakat umum.

Demikian dikatakan Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Esa Unggul, Yumeldasari, saat menjadi pembicara dalam acara Webinar Forum Ilmiah Abdimas, yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Universitas Esa Unggul, Jumat (18/9). (Baca juga: Implementasi Kampus Merdeka, UNP Kolaborasi dengan UNM dan UNNES )

Dalam materi bertajuk “Menulis di Media Massa Itu Mudah”, Yumeldasari mengatakan, bahwa sistematika menulis artikel ilmiah populer di media massa pada dasarnya sama dengan menulis di jurnal penelitian. Dalam sistematika penulisan artikel ilmiah populer juga terdapat latar belakang, pembahasan dan kesimpulan.

“Namun dalam artikel ilmiah populer bagian itu tidak dijadikan sub-sub judul seperti halnya pada jurnal ilmiah. Sub-sub judul pada artikel ilmiah populer sebaiknya dimuat semenarik mungkin,” jelasnya kepada hampir 50 orang peserta webinar dari berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Yumeldasari, bahasa yang digunakan dalam tulisan di media massa harus bersifat populer agar mudah dipahami masyarakat pembaca yang berasal dari berbagai kalangan dan tingkat pendidikan. (Baca juga: UMM Kukuhkan Guru Besar Baru Bidang Logistik dan Rantai Pasok )

“Masalahnya, tidak semua dosen maupun guru memiliki kemampuan menulis di media massa, meski mereka memiliki kemampuan menulis jurnal penelitian. Untuk itu diperlukan latihan yang terus menerus, agar kemampuan menulis artikel ilmiah populer dapat semakin baik,” ujar mahasiswa program Doktoral Komunikasi Pembangunan di IPB University ini.

Sementara itu, Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Esa Unggul, Dr. Muhammad Soleh, mengatakan bahwa para dosen harus terus mengasah kemampuan menulisnya, baik itu menulis artikel ilmiah maupun buku bahan ajar.

Selain itu, katanya, dengan menulis banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh tenaga pendidikan, baik dosen maupun guru. Di antaranya, mendapatkan perlindungan hak cipta, nilai angka kredit yang tinggi untuk kenaikan pangkat, mendapat royalti dari buku yang diterbitkan. (Baca juga: Lagi, Tim UGM Borong 48 Medali di ARC ASEAN 2020 )

“Selain itu juga dosen yang bersangkutan secara tidak langsung akan mendapatkan pengakuan dari masyarakat di luar institusinya,” jelasnya saat memaparkan materi bertajuk “Mendunia Dengan Menulis”.

Dalam pemaparannya, Soleh mengatakan bahwa kriteria naskah buku yang baik adalah yang sesuai dengan kepakaran penulis, serta diterbitkan oleh penerbit, dengan tebal tidak kurang dari 40 halaman. “Selain itu juga buku sebaiknya memiliki ISBN,” imbuh Tim Ahli 4 Pilar Kebangsaan MPR RI ini.

Kepala LPPM Universitas Esa Unggul, Dr. Erry Yudhya Mulyani mengatakan, acara webinar Forum Ilmiah Abdimas ini diselenggarakan untuk mengakomodir kegiatan para dosen di Universitas Esa Unggul dalam melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu melakukan pengabdian pada masyarakat.

“Tujuan dari kegiatan ini juga untuk menyemangati para dosen, guru dan mahasiswa yang hadir untuk mulai menulis, baik itu menulis artikel ilmiah populer maupun buku bahan ajar, dan jurnal penelitian,” tandasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5422 seconds (0.1#10.140)