Pendidikan Online di Tengah Corona Beri Tantangan Guru agar Lebih Kreatif

Rabu, 15 April 2020 - 13:45 WIB
loading...
Pendidikan Online di...
Melalui keputusan tersebut sekolah dan universitas resmi meliburkan seluruh siswanya dan melakukan pengalihan sistem belajar mengajar menjadi Daring (Dalam Jaringan). Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Memasuki Tahun 2020, Seluruh dunia tengah sibuk menghadapi pandemi global Coronavirus Disease (Covid-19). Hal ini tentu saja mempengaruhi banyak aspek kehidupan, baik itu dari sisi kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan dan bahkan gaya hidup.

Melalui keputusan tersebut sekolah dan universitas resmi meliburkan seluruh siswanya dan melakukan pengalihan sistem belajar mengajar menjadi Daring (Dalam Jaringan). Sekolah Kharisma Bangsa adalah salah satu sekolah swasta yang berada di Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

Terhitung 19 Maret 2020, Sekolah Kharisma Bangsa sudah terlebih dahulu meliburkan siswanya sebagai bentuk keputusan darurat untuk mencegah penyebaran virus corona tersebut.

Kemudian melalui surat edaran tersebut sekolah kharisma bangsa resmi meliburkan para semua staf dan menerapkan bekerja dari rumah (Work From Home). Selain sistem pembelajaran, sistem pendaftaran dan proses asesmen siswa baru pun dilakukan secara online.

Pembelajaran secara daring sebenarnya bukanlah hal yang baru untuk Sekolah Kharisma Bangsa. Sejak 3 tahun terakhir, Sekolah yang berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dan mengadopsi kurikulum Cambridge ini telah menerapkan technology integrated classroom.

Sistem pembelajaran daring ini tidak mengurangi kualitas dan produktivitas civitas Kharisma Bangsa. Kunci efektifitas dari sistem pembelajaran daring adalah bagaimana seorang guru tetap kreatif untuk menyajikan pembelajaran daring secara menyenangkan dan mudah dimengerti sehingga para siswa tidak merasa bosan dan tetap produktif di rumah.

"Pembelajaran jarak jauh (online classroom) sebenarnya memberikan tantangan tersendiri bagi guru-guru Kharisma Bangsa," kata Sandra Susanto, Kepala Sekolah SMP Kharisma Bangsa, Rabu (15/4/2020).

Selanjutnya dia menyampaikan, tantangan dalam hal apa saja? Yaitu Pertama untuk menunjukkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi dengan presentasi zoom, penugasan via google classroom, pre-test atau post-test dengan quizizz.

"Dan pemberian tugas proyek dengan pemanfaatan Google Drive, presentasi interaktif dengan peardeck, dan lain-lain; karena hal itu mutlak harus dilakukan untuk mentransfer knowledge kepada peserta didik secara menarik dan efektif," ucapnya.

Kedua kata Sandra, menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam keterbatasan waktu. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan quality lesson plan dan mengatur langkah-langkah pembelajaran yang detail.

"Guru dan siswa dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuai ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah yang tepat dan akurat. Di sini guru dituntut pula untuk mengatur waktu dengan baik," tuturnya.

Ketiga menurutnya, bagaimana guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi anak-anak didik yang serba berjauhan.

"Ini hanya bisa dilakukan oleh guru yang memiliki visi yg jelas dalam pembelajaran dan mampu menjalin ikatan batin dengan siswa dengan melakukan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator," ungkapnya.

Sedangkan yang keempat kata Sandra, menyampaikan "pesan" untuk menjadi anak yang "tangguh" mengingat dalam kondisi di mana masyarakat sedang diuji secara fisik dan mental akibat penyebaran virus corona.

"Yang berdampak kepada pembelajaran siswa Kharisma Bangsa menjadi serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan berkreasi, sehingga siswa harus mampu beradaptasi dengan hal-hal yang baru," ujarnya.

Di samping peran orang tua siswa dijelaskan Sandra, Guru juga memiliki peran strategis untuk membuat tangguh siswa dengan berusaha memotivasi mereka untuk disiplin belajar, semangat dalam melaksanakan tugas.

"Aktif dalam sesi presentasi, dan menghidupkan interaksi online dengan guru-guru dan teman-teman, dan tetap berusaha berkarya melalui pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar," katanya.

Lebih lanjut menurutnya, mendorong kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah. Guru harus kreatif dalam meramu materi, menggunakan metode yang menyenangkan.

"Dan memberikan tugas-tugas yang dapat menstimulasi siswa untuk bertanya kepada baik kepada guru, teman sekelas, maupun orang tua mereka. Hal ini dapat mendorong kolaborasi antara orang tua dan siswa dalam membantu kebutuhan belajar siswa," tandasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1719 seconds (0.1#10.140)