Milad Ke-69, Rektor UIN Yogya Ajak Civitas Teladani Sunan Kalijaga
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta menggelar sidang senat terbuka hari jadi UIN Suka ke-69 secara virtual di Gedung Prof. Soenarjo, UIN Suka , Senin (28/9). Rektor UIN Suka Prof. Al Makin menyampaikan orasi ilmiah dalam acara tersebut.
Al Makin dalam orasinya mengulas tentang ketokohan dan kepahlawanan Sunan Kalijaga. Menurutnya, nama Kalijaga merupakan mistis dan banyak mitos. Kalijaga atau Kaliyuga merujuk pada zaman kali, yaitu perubahan dan akomodasi, dari unsur India ke unsur Timur Tengah, dari Hindu-Buddha ke Islam. (Baca juga: UIN Walisongo Raih MURI, Rekor Konferensi Virtual Lintas Negara Terbanyak )
Kisah kepahlawanan dan keelokan Sunan Kalijaga merupakan repetisi dari cerita lama dalam relief Candi Borobudur, Gandavyuha, Mahayana Trantrayana Buddhisme. Kisah Sudana mencari kalyanamitra, atau kalyanamitata. Dengan bimbingan Manjusri ia menemui teman-teman atau sahabat baik, membawanyanya ke Boddhisattwa Samantabhadra.
“Dalam tradisi popular Sunan Kalijaga dianggap mengarang kidung, gundul-gundul pacul, ilir-ilir, dan kidung rumekso ing wengi. Dari kidung-kidung tersebut kita ambil pelajarannya. Saatnya kita gali dan kita sebarkan spirit UIN Sunan Kalijaga untuk mewujudkan cita-cita para pendahulu kita,” kata Al Makin.
Untuk itu, seluruh sivitas akademik UIN Suka harus solid. saling mendukung. bekerja sama, mengangkat, memahami dan mengalah. Bukan saling menjatuhkan, mencari kelemahan dan celah untuk menjatuhkan. Sebab, itu bukan tradisi UIN Sunan Kalijaga. (Baca juga: Ahli IPB University Bicara Strategi Penataan Ruang untuk Cegah Banjir Bandang )
“Tradisi kita adalah saling memaklumi. Saling mengalah demi teman dan demi stabilitas politik dan stabilitas akademik. Akademik akan lancar, jika 4 tahun ke depan kita semua berkomitmen untuk menjaga stabilitas politik." tandasnya.
Al Makin juga mengingatkan karena kampus merupakan modal dasar untuk maju, sehingga mengajak sivitas akademik saling mencari kelebihan, kekuatan dan berinovasi, mencari bakat dan peran masing-masingserta saling dukung. “Bukankah itu yang dilakukan Sunan Kalijaga dahulu kala,” paparnya.
Lihat Juga: Hebat! Mahasiswi S2 Ilmu Komunikasi UPNVJ Sabet Penghargaan Best Paper di Konferensi Internasional
Al Makin dalam orasinya mengulas tentang ketokohan dan kepahlawanan Sunan Kalijaga. Menurutnya, nama Kalijaga merupakan mistis dan banyak mitos. Kalijaga atau Kaliyuga merujuk pada zaman kali, yaitu perubahan dan akomodasi, dari unsur India ke unsur Timur Tengah, dari Hindu-Buddha ke Islam. (Baca juga: UIN Walisongo Raih MURI, Rekor Konferensi Virtual Lintas Negara Terbanyak )
Kisah kepahlawanan dan keelokan Sunan Kalijaga merupakan repetisi dari cerita lama dalam relief Candi Borobudur, Gandavyuha, Mahayana Trantrayana Buddhisme. Kisah Sudana mencari kalyanamitra, atau kalyanamitata. Dengan bimbingan Manjusri ia menemui teman-teman atau sahabat baik, membawanyanya ke Boddhisattwa Samantabhadra.
“Dalam tradisi popular Sunan Kalijaga dianggap mengarang kidung, gundul-gundul pacul, ilir-ilir, dan kidung rumekso ing wengi. Dari kidung-kidung tersebut kita ambil pelajarannya. Saatnya kita gali dan kita sebarkan spirit UIN Sunan Kalijaga untuk mewujudkan cita-cita para pendahulu kita,” kata Al Makin.
Untuk itu, seluruh sivitas akademik UIN Suka harus solid. saling mendukung. bekerja sama, mengangkat, memahami dan mengalah. Bukan saling menjatuhkan, mencari kelemahan dan celah untuk menjatuhkan. Sebab, itu bukan tradisi UIN Sunan Kalijaga. (Baca juga: Ahli IPB University Bicara Strategi Penataan Ruang untuk Cegah Banjir Bandang )
“Tradisi kita adalah saling memaklumi. Saling mengalah demi teman dan demi stabilitas politik dan stabilitas akademik. Akademik akan lancar, jika 4 tahun ke depan kita semua berkomitmen untuk menjaga stabilitas politik." tandasnya.
Al Makin juga mengingatkan karena kampus merupakan modal dasar untuk maju, sehingga mengajak sivitas akademik saling mencari kelebihan, kekuatan dan berinovasi, mencari bakat dan peran masing-masingserta saling dukung. “Bukankah itu yang dilakukan Sunan Kalijaga dahulu kala,” paparnya.
Lihat Juga: Hebat! Mahasiswi S2 Ilmu Komunikasi UPNVJ Sabet Penghargaan Best Paper di Konferensi Internasional
(mpw)