Mahasiswa UB Desain Alat untuk Diagnosis Dini Penyakit Jantung

Senin, 05 Oktober 2020 - 14:55 WIB
loading...
Mahasiswa UB Desain...
Tiga Mahasiswa Universitas Brawijaya membuat Alat Tensimeter Digital untuk diagnosis Dini Penyakit Jantung (AID). Foto/ist
A A A
JAKARTA - Tiga Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) membuat permodelan Alat Tensimeter Digital untuk diagnosis Dini Penyakit Jantung (AID).

Artificial Intelligence based Diagnosis (AID) yang didesain Aldi Dwi Putra, Andro Syahreza dan Ervan Andi Wijaya mampu melakukan diagnosis penyakit jantung berdasarkan detak jantung, tekanan darah dan umur, serta parameter kualitatif yang tediri dari jenis kelamin dan gejala angina saat beraktivitas.

Aldi menjelaskan, metode kecerdasan buatan yang digunakan adalah metode Artificial Neural Network (ANN). (Baca juga: Kemendikbud Harap Kolaborasi PT-Industri Berkontribusi bagi Desa )

Kecerdasan buatan AID dilatih menggunakan data dari UCI Machine Learning Repository yang berisi hubungan gejala penyakit jantung dan diagnosisnya. "Setelah dilakukannya proses pelatihan didapatkan akurasi yang cukup baik yaitu sebesar 83,6%," katanya dikutip dari laman ub.ac.id, Senin (5/10).

Hasil diagnosis akan ditampilkan dalam bentuk persentase potensi dideritanya penyakit jantung. Jika persentase keluaran semakin tinggi maka potensi dideritanya penyakit jantung juga akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. (Baca juga: 11 PTN-BH Cari Format Kurikulum dan Dunia Kerja Selama COVID-19 )

Jika hasil diagnosis dini dari kecerdasan buatan bernilai ≥50% maka sangat dianjurkan kepada pengguna agar segera melakukan pengecekan lebih lanjut menggunakan alat yang lebih canggih di rumah sakit.

Jika didapatkan peluang ≤49%, disarankan pengguna lebih menjaga kesehatan, istirahat yang cukup, dan melakukan olahraga rutin, jika gejala sakit dada muncul atau bertambah parah dianjurkan segera check-up ke dokter.

Aldi berharap dengan desain alat yang mereka buat bisa turut mengurangi angka kematian akibat kurangnya kewaspadaan terhadap penyakit jantung

“AID dibuat sebagai solusi dalam pemerataan fasilitas kesehatan ke seluruh wilayah Indonesia serta pengurangan jumlah kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung dengan cara melakukan diagnosis dini,” pungkas Aldi.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2517 seconds (0.1#10.140)