Mahasiswa Unair Ciptakan Aplikasi Seger Waras, Apa Itu?
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kesehatan menjadi kebutuhan utama di tengah pandemi COVID-19. Mahasiswa Universitas Airlangga Ayu Maharani Putri Setyorini mencoba membuat aplikasi Seger Waras yang bisa membantu masyarakat untuk melakukan perencanaan kesehatan.
Berkat terobosan barunya ini, Ayu Maharani Putri Setyorini berhasil menjadi jawara dalam Kompetensi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan 2020 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (Baca juga: Keren, ITS Ciptakan Sensor Pendeteksi Illegal Fishing dan Bencana Laut )
Ayu mengusung tema good health and well being dalam membangun aplikasi teknologi yang dibuatnya. Untuk menajamkan fungsi, ia menggandeng Aisyah P. Rahvy, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair dalam tim Seger Waras Unair.
“Karena saya background-nya manajemen bisnis, pasti lebih lengkap kalau kerja bareng sama anak FKM yang dari background kesehatan masyarakat. Jadi bisa solve masalah yang ada dari segi kesehatan, dan saya handle di bagian manajemen bisnis dan keuangannya,” kata Ayu, Selasa, (6/10/2020).
Ia melanjutkan, pihaknya membuat gagasan telehealth aplikasi seger waras yang merupakan perencanaan bisnis yang sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19. Dalam rancangan aplikasi tersebut berbasis pengobatan tradisional-herbal, dengan menggandeng mitra dari penyehat tradisional, pijat, akupuntur, pengobatan alternatif dan klinik obat herbal. (Baca juga: Mahasiswa UB Desain Alat untuk Diagnosis Dini Penyakit Jantung )
“Dengan sasaran masyarakat yang berusia 15-29 tahun yang bermukim di kota besar dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat, seperti workaholic, konsumsi junk food, dan tingkat stres yang tinggi,” ucapnya.
Dalam merancang aplikasi tersebut, katanya, persiapan yang dilakukan adalah mentoring dengan dosen pembimbing. Selain itu, belajar tentang business plan, baik dari segi ilmu bisnis, manajemen, dan keuangan.
Proses diskusi yang semua serba online menjadi salah satu kendala yang dihadapinya selama persiapan. Adapun penyesuaian waktu satu sama lain dengan dosen pembimbing menjadi kendala lain karena memiliki agenda kuliah masing-masing.
“Jika diberikan dana pengembangan oleh Puspresnas Kemendikbud RI tentunya akan mencoba mengembangkan ide telehealth app yang kami rancang,” imbuhnya.
Lihat Juga: Mahasiswa dan Dosen Merapat! Ini 35 Aplikasi AI Generatif yang Direkomendasikan Kemendikbudristek
Berkat terobosan barunya ini, Ayu Maharani Putri Setyorini berhasil menjadi jawara dalam Kompetensi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan 2020 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (Baca juga: Keren, ITS Ciptakan Sensor Pendeteksi Illegal Fishing dan Bencana Laut )
Ayu mengusung tema good health and well being dalam membangun aplikasi teknologi yang dibuatnya. Untuk menajamkan fungsi, ia menggandeng Aisyah P. Rahvy, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair dalam tim Seger Waras Unair.
“Karena saya background-nya manajemen bisnis, pasti lebih lengkap kalau kerja bareng sama anak FKM yang dari background kesehatan masyarakat. Jadi bisa solve masalah yang ada dari segi kesehatan, dan saya handle di bagian manajemen bisnis dan keuangannya,” kata Ayu, Selasa, (6/10/2020).
Ia melanjutkan, pihaknya membuat gagasan telehealth aplikasi seger waras yang merupakan perencanaan bisnis yang sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19. Dalam rancangan aplikasi tersebut berbasis pengobatan tradisional-herbal, dengan menggandeng mitra dari penyehat tradisional, pijat, akupuntur, pengobatan alternatif dan klinik obat herbal. (Baca juga: Mahasiswa UB Desain Alat untuk Diagnosis Dini Penyakit Jantung )
“Dengan sasaran masyarakat yang berusia 15-29 tahun yang bermukim di kota besar dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat, seperti workaholic, konsumsi junk food, dan tingkat stres yang tinggi,” ucapnya.
Dalam merancang aplikasi tersebut, katanya, persiapan yang dilakukan adalah mentoring dengan dosen pembimbing. Selain itu, belajar tentang business plan, baik dari segi ilmu bisnis, manajemen, dan keuangan.
Proses diskusi yang semua serba online menjadi salah satu kendala yang dihadapinya selama persiapan. Adapun penyesuaian waktu satu sama lain dengan dosen pembimbing menjadi kendala lain karena memiliki agenda kuliah masing-masing.
“Jika diberikan dana pengembangan oleh Puspresnas Kemendikbud RI tentunya akan mencoba mengembangkan ide telehealth app yang kami rancang,” imbuhnya.
Lihat Juga: Mahasiswa dan Dosen Merapat! Ini 35 Aplikasi AI Generatif yang Direkomendasikan Kemendikbudristek
(mpw)