Wujudkan Kota Literasi, Para Guru di Surabaya Terbitkan 1.000 Buku
loading...
A
A
A
SURABAYA - Dinas Pendidikan Kota Surabaya mematangkan penerbitan 1.000 buku karya para guru se-Surabaya. Demi mematangkan konsep dan teknis pengumpulannya, mereka menggelar rapat koordinasi dan sosialisasi via daring, Sabtu (17/10).
Sosialisasi itu diikuti oleh Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD negeri dan swasta, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP negeri dan swasta, penilik, pengawas, dan koordinator wilayah. Rencananya, ribuan buku itu akan diluncurkan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November 2020 mendatang. (Baca juga: Alhamdulillah, Ribuan Guru Honorer sampai Guru Ngaji di Surabaya Dapat Insentif )
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menuturkan, demi mewujudkan Kota Surabaya sebagai Kota Literasi, maka pihaknya membuat Program Sasek Sabu (Satu Sekolah Satu Buku). Buku-buku ini adalah karya tulis para guru mulai dari jenjang TK, SD, dan SMP se-Kota Surabaya, serta karya tulis dari pengawas dan penilik sekolah.
"Pengawas, penilik, dan kepala sekolah juga termasuk guru. Mereka adalah guru yang diberi tugas tambahan. Para guru ini bisa menuliskan pengalaman yang sudah dilalui," kata Supomo.
Mantan Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya ini menjelaskan, program ini segaja dibuat untuk terus mengasah kreativitas para guru. Ia juga bersyukur karena para guru menyambut baik program tersebut. "Sudah ada beberapa sekolah yang mengumpulkan buku dari karya para guru ini. Temanya bermacam-macam, sesuai dengan keahlian masing-masing guru," ungkapnya. (Baca juga: Pendidikan Guru Penggerak Diikuti 2.800 Guru )
Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Surabaya Mamik Suparmi menambahkan, karya buku bisa berupa antologi atau kumpulan tulisan para guru, kumpulan esai, kumpulan artikel, hasil karya tulis ilmiah (KTI), maupun karya inovasi guru. "Satu buku minimal 60 halaman. Itu di luar cover, daftar isi, kata pengantar, serta daftar pustaka," ujar Mamik.
Sebelum mengumpulkan buku-buku tersebut, lanjut Mamik, para guru harus mendaftarkan secara online terlebih dahulu. Pendaftaran online disertai dengan mengunggah (upload) file buku dalam bentuk PDF disertai surat pertanggungjawaban mutlak (SPTJM) dari kepala sekolah masing-masing.
"Jadi, kepala sekolah harus memastikan terlebih dahulu bahwa buku yang akan dikirim itu telah terbebas dari unsur SARA, kekerasan, politik, kata dan gambar tidak sopan, serta unsur-unsur provokatif," jelasnya.
Mamik mengungkapkan, buku-buku dalam bentuk PDF tersebut nantinya akan diunggah ke dalam perpustakaan milik Dispendik Kota Surabaya. Dengan begitu, buku tersebut dapat diakses oleh guru-guru dari daerah lain agar bisa terinspirasi.
Sosialisasi itu diikuti oleh Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD negeri dan swasta, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP negeri dan swasta, penilik, pengawas, dan koordinator wilayah. Rencananya, ribuan buku itu akan diluncurkan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November 2020 mendatang. (Baca juga: Alhamdulillah, Ribuan Guru Honorer sampai Guru Ngaji di Surabaya Dapat Insentif )
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menuturkan, demi mewujudkan Kota Surabaya sebagai Kota Literasi, maka pihaknya membuat Program Sasek Sabu (Satu Sekolah Satu Buku). Buku-buku ini adalah karya tulis para guru mulai dari jenjang TK, SD, dan SMP se-Kota Surabaya, serta karya tulis dari pengawas dan penilik sekolah.
"Pengawas, penilik, dan kepala sekolah juga termasuk guru. Mereka adalah guru yang diberi tugas tambahan. Para guru ini bisa menuliskan pengalaman yang sudah dilalui," kata Supomo.
Mantan Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya ini menjelaskan, program ini segaja dibuat untuk terus mengasah kreativitas para guru. Ia juga bersyukur karena para guru menyambut baik program tersebut. "Sudah ada beberapa sekolah yang mengumpulkan buku dari karya para guru ini. Temanya bermacam-macam, sesuai dengan keahlian masing-masing guru," ungkapnya. (Baca juga: Pendidikan Guru Penggerak Diikuti 2.800 Guru )
Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Surabaya Mamik Suparmi menambahkan, karya buku bisa berupa antologi atau kumpulan tulisan para guru, kumpulan esai, kumpulan artikel, hasil karya tulis ilmiah (KTI), maupun karya inovasi guru. "Satu buku minimal 60 halaman. Itu di luar cover, daftar isi, kata pengantar, serta daftar pustaka," ujar Mamik.
Sebelum mengumpulkan buku-buku tersebut, lanjut Mamik, para guru harus mendaftarkan secara online terlebih dahulu. Pendaftaran online disertai dengan mengunggah (upload) file buku dalam bentuk PDF disertai surat pertanggungjawaban mutlak (SPTJM) dari kepala sekolah masing-masing.
"Jadi, kepala sekolah harus memastikan terlebih dahulu bahwa buku yang akan dikirim itu telah terbebas dari unsur SARA, kekerasan, politik, kata dan gambar tidak sopan, serta unsur-unsur provokatif," jelasnya.
Mamik mengungkapkan, buku-buku dalam bentuk PDF tersebut nantinya akan diunggah ke dalam perpustakaan milik Dispendik Kota Surabaya. Dengan begitu, buku tersebut dapat diakses oleh guru-guru dari daerah lain agar bisa terinspirasi.
(mpw)