Kembangkan Sampah Jadi Energi Terbarukan, UP Jadi Kampus Mandiri Listrik
loading...

Dekan FTUP Budhi M Suyitno (tengah) menunjukkan hasil riset peneliti berupa BBM yang dihasilkan dari teknologi baru terbarukan. Foto/Dok/Humas UP
A
A
A
DEPOK - Universitas Pancasila (UP) mengembangkan teknologi terbarukan dari sampah menjadi listrik. Melalui Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah mini dengan konsep zero waste yang mengkombinasikan teknologi biodigester dan pirolisis dengan memanfaatkan sampah dari lingkungan kampus.
Teknologi biodigester yang dikembangkan oleh Pusat Kajian Energi Baru Terbarukan FTUP ini berkapasitas 1 m3 bahan baku organik untuk menghasilkan produk listrik 2kW. Sedangkan reaktorpirolisis dapat menghasilkan 0,8 liter BBM dengan nilai oktan 83,6 dari 1 kg sampah plastik,” kata Dekan Fakultas Tehnik Universitas Pancasila (FTUP) Budhi M Suyitno, Selasa (3/11/2020). (Baca juga: UGM-BATAN Kembangkan Rumput Gama Umami yang Super Unggul, Ini Hasilnya )
Teknologi pembangkit listrik tenaga sampah ini juga dilengkapi dengan peralatan penunjang pencacah plastik, peralatan Refused Derived Fuel (RDF) yang terdiri dari mesin grinder, mesin pencetak dan pengering RDF untuk mengolah sampah kayu, karet dan kertas menjadi bahan bakar.
Produk listrik yang dihasilkan dari teknologi pembangkit sampah ini digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan. “Saat ini energi listrik yang dihasilkan dimanfaatkan untuk penerangan taman di Edu Techno Park. Kemudian produk sampingannya berupa pupuk padat dan cair untuk tanaman lokal dan hidroponik serta pakan ikan yang ada di Edu Techno Park,” ungkapnya.
Teknologi yang juga telah tersedia adalah Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Daur Ulang Air Wudhu. Hasil dari teknologi ini adalah air yang digunakan untuk penyiraman tanaman di lingkungan Edu Techno Park FTUP. “Sistem pengolahan mencakup proses penyaringan Total Dissolved Solid (TDS), bau dan rasa, derajat keasaman, kesadahan, sehingga selanjutnya limbah ini dapat digunakan sebagai air bersih untuk penyiraman taman dengan tekanan air sebesar 4 bar,” paparnya. (Baca juga: FMIPA UI Kembangkan MikoGrow, Digitalisasi Sistem Pantau Budidaya Jamur Tiram )
Teknologi biodigester yang dikembangkan oleh Pusat Kajian Energi Baru Terbarukan FTUP ini berkapasitas 1 m3 bahan baku organik untuk menghasilkan produk listrik 2kW. Sedangkan reaktorpirolisis dapat menghasilkan 0,8 liter BBM dengan nilai oktan 83,6 dari 1 kg sampah plastik,” kata Dekan Fakultas Tehnik Universitas Pancasila (FTUP) Budhi M Suyitno, Selasa (3/11/2020). (Baca juga: UGM-BATAN Kembangkan Rumput Gama Umami yang Super Unggul, Ini Hasilnya )
Teknologi pembangkit listrik tenaga sampah ini juga dilengkapi dengan peralatan penunjang pencacah plastik, peralatan Refused Derived Fuel (RDF) yang terdiri dari mesin grinder, mesin pencetak dan pengering RDF untuk mengolah sampah kayu, karet dan kertas menjadi bahan bakar.
Produk listrik yang dihasilkan dari teknologi pembangkit sampah ini digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan. “Saat ini energi listrik yang dihasilkan dimanfaatkan untuk penerangan taman di Edu Techno Park. Kemudian produk sampingannya berupa pupuk padat dan cair untuk tanaman lokal dan hidroponik serta pakan ikan yang ada di Edu Techno Park,” ungkapnya.
Teknologi yang juga telah tersedia adalah Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Daur Ulang Air Wudhu. Hasil dari teknologi ini adalah air yang digunakan untuk penyiraman tanaman di lingkungan Edu Techno Park FTUP. “Sistem pengolahan mencakup proses penyaringan Total Dissolved Solid (TDS), bau dan rasa, derajat keasaman, kesadahan, sehingga selanjutnya limbah ini dapat digunakan sebagai air bersih untuk penyiraman taman dengan tekanan air sebesar 4 bar,” paparnya. (Baca juga: FMIPA UI Kembangkan MikoGrow, Digitalisasi Sistem Pantau Budidaya Jamur Tiram )
Lihat Juga :