UIN Bandung Dorong Penerbitan Jurnal Mahasiswa Doktoral
loading...
A
A
A
BANDUNG - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung mendorong mahasiswa doktoral lebih aktif lagi dalam penerbitan jurnal bereputasi nasional atau internasional. Tata kelola jurnal juga penting untuk menunjang publikasi tersebut.
Direktur Pascasarjana UIN Bandung Supiana mengatakan, tata kelola jurnal penting dilakukan secara profesional. Berkolaborasi dengan semua pihak, sehingga cita-cita menembus Scopus pada jurnal bereputasi nasional, internasional akan segera tercapai. (Baca juga: Keren, ITB Borong Juara di Kontes Robot Terbang Indonesia )
"Jadi bukan hanya melakukan strategi submit, kiat penulisan dan etikanya, sampai pada gaya selingkungnya. Kalau bagi dosen sudah sangat jelas, karya ilmiahnya dalam bentuk jurnal terakreditasi sudah menjadi kemestian, terutama bagi Lektor Kepala," kata dia pada workshop tata kelola jurnal sebagaimana siaran persnya, Jumat (6/11/2020).
Oleh karenanya, kata dia, workshop penting digelar dalam kerangka meningkat mutu pendidikan Islam. Sehingga mutu lulusan doktor mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain yang dibuktikan dengan aktif menuliskan gagasannya, hasil penelitian pada jurnal terakreditasi dan bereputasi.
Dekan FPBS UPI Dadang S. Anshori, menguraikan tentang ciri dan sifat jurnal ilmiah itu harus objektif, rasional, kritis, pembaharuan dan uptodate. Setidaknya mempunyai bentuk, struktur dan isi dengan sifat tertentu. Kemudian penulisannya mengikuti kaidah, pola dan teknik tertentu. Terakhir, kaidah, pola dan teknik penulisan yang mungkin dipengaruhi gaya seningkung yang telah ditetapkan. (Baca juga: Kampus Merdeka Siapkan Mahasiswa untuk Hadapi Tantangan Global )
Mengenai keberhasilan penerbitan jurnal, menurut dia, menjadi kinerja prima pengelolaan berkala, keseriusan penulis artikel, kerja sama yang baik antara penulis dengan pengelola berkala. Penulis harus mendukung pengelola berkala agar dapat terakreditasi dengan mengikuti aturan penulisan.
Masalah utama dalam melakukan pengelolaan jurnal, kata dia, minimnya jumlah artikel, naskah yang diterima tidak sesuai dengan selingkung jurnal. "Naskah yang direvisi jarang kembali, pengelola terbatas dan kurang kompak, riviver kurang kerja sama, tertib tidak teratur dan proses yang relatif komplek,” tegasnya.
Caranya agar diterima artikel harus mempelajari selingkung jurnal yang dituju, pelajari topik, isu tulisan yang diminati jurnal, perhatikan bidang ilmu, spesifikasi yang dikehendaki jurnal, perhatikan model sitasi dan penulisan daftar pustaka, dan lainnya.
Pemateri lainnya, Mohamad Erihadiana, mengatakan, mengapa etika penulisan menjadi penting. Sebuah tulisan adalah sumber materi yang memuat berbagai perspektif tentang suatu masalah. Etika penulisan menunjukkan tingkat inklusi, penghargaan, dan pengakuan atas keberagaman.
“Etika penulisan tidak hanya berkaitan dengan plagiarisme, tetapi juga menghindari bias dan bahasa eksklusif seperti seksis, rasis, dll. Ini semua untuk memperkuat tingkat kredibilitas dan argumen penulis,” jelasnya.
Untuk itu penting argumentasi dalam penulisan. Mengingat tujuan penulisan jurnal ilmiah adalah mencari jawaban tanpa terlalu dipengaruhi oleh kepercayaan pribadi penulis atau prasangka tentang topik tersebut.
Lihat Juga: Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
Direktur Pascasarjana UIN Bandung Supiana mengatakan, tata kelola jurnal penting dilakukan secara profesional. Berkolaborasi dengan semua pihak, sehingga cita-cita menembus Scopus pada jurnal bereputasi nasional, internasional akan segera tercapai. (Baca juga: Keren, ITB Borong Juara di Kontes Robot Terbang Indonesia )
"Jadi bukan hanya melakukan strategi submit, kiat penulisan dan etikanya, sampai pada gaya selingkungnya. Kalau bagi dosen sudah sangat jelas, karya ilmiahnya dalam bentuk jurnal terakreditasi sudah menjadi kemestian, terutama bagi Lektor Kepala," kata dia pada workshop tata kelola jurnal sebagaimana siaran persnya, Jumat (6/11/2020).
Oleh karenanya, kata dia, workshop penting digelar dalam kerangka meningkat mutu pendidikan Islam. Sehingga mutu lulusan doktor mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain yang dibuktikan dengan aktif menuliskan gagasannya, hasil penelitian pada jurnal terakreditasi dan bereputasi.
Dekan FPBS UPI Dadang S. Anshori, menguraikan tentang ciri dan sifat jurnal ilmiah itu harus objektif, rasional, kritis, pembaharuan dan uptodate. Setidaknya mempunyai bentuk, struktur dan isi dengan sifat tertentu. Kemudian penulisannya mengikuti kaidah, pola dan teknik tertentu. Terakhir, kaidah, pola dan teknik penulisan yang mungkin dipengaruhi gaya seningkung yang telah ditetapkan. (Baca juga: Kampus Merdeka Siapkan Mahasiswa untuk Hadapi Tantangan Global )
Mengenai keberhasilan penerbitan jurnal, menurut dia, menjadi kinerja prima pengelolaan berkala, keseriusan penulis artikel, kerja sama yang baik antara penulis dengan pengelola berkala. Penulis harus mendukung pengelola berkala agar dapat terakreditasi dengan mengikuti aturan penulisan.
Masalah utama dalam melakukan pengelolaan jurnal, kata dia, minimnya jumlah artikel, naskah yang diterima tidak sesuai dengan selingkung jurnal. "Naskah yang direvisi jarang kembali, pengelola terbatas dan kurang kompak, riviver kurang kerja sama, tertib tidak teratur dan proses yang relatif komplek,” tegasnya.
Caranya agar diterima artikel harus mempelajari selingkung jurnal yang dituju, pelajari topik, isu tulisan yang diminati jurnal, perhatikan bidang ilmu, spesifikasi yang dikehendaki jurnal, perhatikan model sitasi dan penulisan daftar pustaka, dan lainnya.
Pemateri lainnya, Mohamad Erihadiana, mengatakan, mengapa etika penulisan menjadi penting. Sebuah tulisan adalah sumber materi yang memuat berbagai perspektif tentang suatu masalah. Etika penulisan menunjukkan tingkat inklusi, penghargaan, dan pengakuan atas keberagaman.
“Etika penulisan tidak hanya berkaitan dengan plagiarisme, tetapi juga menghindari bias dan bahasa eksklusif seperti seksis, rasis, dll. Ini semua untuk memperkuat tingkat kredibilitas dan argumen penulis,” jelasnya.
Untuk itu penting argumentasi dalam penulisan. Mengingat tujuan penulisan jurnal ilmiah adalah mencari jawaban tanpa terlalu dipengaruhi oleh kepercayaan pribadi penulis atau prasangka tentang topik tersebut.
Lihat Juga: Mendikti Saintek Tunda Implementasi Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024 tentang Dosen
(mpw)