Mahasiswa UI Rancang Basis Data Genetik Nasional untuk Identifikasi Manusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga mahasiswa lintas disiplin ilmu Universitas Indonesia (UI) yakni Muhammad Ridho, Ananda Kania Indriani Rosep Putri dan Haifa Mayang Lestari merancang Genom.Id. Sebuah basis data genetik berskala nasional sebagai metode yang akurat untuk mengidentifikasi manusia.
Genom.id sangat penting bagi Indonesia agar memiliki basis data terintegrasi yang memuat identitas biometrik penduduk secara lengkap dan akurat. Ketiganya meski sama-sama mahasiswa UI namun berasal dari lintas disiplin. Ridho dari Fakultas Ilmu Komputer 2017 sementara Kania dan Haifa dari Fakultas Kedokteran 2016. (Baca juga: Berhadiah 500 M, PTN-PTS Ditantang Ikut Kompetisi Kampus Merdeka )
Menurut Ridho, gagasan ini muncul dari permasalahan lemahnya sistem identifikasi biometrik, serta tingginya jumlah populasi dan keragaman penduduk yang mengakibatkan berbagai masalah, seperti maraknya pemalsuan identitas, kasus pengakuan anak, identifikasi jenazah dan orang hilang yang belum efektif, serta terbatasnya riset genetik di Indonesia.
Ridho menerangkan, saat ini Indonesia telah memiliki sistem elektronik-kartu tanda penduduk (E-KTP) yang menggunakan sidik jari sebagai identifikasi biometrik. Nantinya, dengan ide Genom.id ini, selain sidik jari juga dilakukan perekaman DNA penduduk.
“Sehingga data yang terkumpul diolah menggunakan metode analisis DNA short tandem repeat (STR) menjadi profil genetik dan disimpan menjadi basis data identifikasi yang terintegrasi dengan E-KTP,” katanya melalui siaran pers, Rabu (9/12/2020). (Baca juga: Tingkatkan Kompetensi, ARS University Gandeng Unjani Kembangkan Kampus Merdeka )
Lebih lanjut, Kania menjelaskan, Deoxyribonucleic Acid (DNA) memiliki lokus-lokus kode ekstragenik STR yang unik setiap manusia dan diturunkan dengan pola yang khas. Dengan demikian, akan memiliki tingkat akurasi identifikasi yang tinggi jika digunakan dengan sistem yang baik dan terintegrasi.
"Profil 16 lokus STR (STR-16) bisa didapatkan dengan analisis DNA epitel mulut menggunakan perlengkapan khusus yang hasilnya kemudian disimpan sebagai kode 64 digit," imbuhnya.
Gagasan para mahasiswa UI ini telah diajukan ke dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33 Tahun 2020 kategori Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang telah berlangsung pada 25 – 28 November 2020.
Kata Haifa, melalui gagasan Genom.id ini, diharapkan tercipta basis data yang terintegrasi dengan tingkat akurasi identifikasi jenazah, korban bencana, kasus kriminal, dan orang hilang semakin tinggi.
“Ke depannya, kami berencana membuat prototipe Genom.Id. Kami juga berharap agar rancangan Genom.Id dapat menjadi platform untuk memajukan riset genetik melalui knowledge-based repository di Indonesia,” ujar Haifa.
Genom.id sangat penting bagi Indonesia agar memiliki basis data terintegrasi yang memuat identitas biometrik penduduk secara lengkap dan akurat. Ketiganya meski sama-sama mahasiswa UI namun berasal dari lintas disiplin. Ridho dari Fakultas Ilmu Komputer 2017 sementara Kania dan Haifa dari Fakultas Kedokteran 2016. (Baca juga: Berhadiah 500 M, PTN-PTS Ditantang Ikut Kompetisi Kampus Merdeka )
Menurut Ridho, gagasan ini muncul dari permasalahan lemahnya sistem identifikasi biometrik, serta tingginya jumlah populasi dan keragaman penduduk yang mengakibatkan berbagai masalah, seperti maraknya pemalsuan identitas, kasus pengakuan anak, identifikasi jenazah dan orang hilang yang belum efektif, serta terbatasnya riset genetik di Indonesia.
Ridho menerangkan, saat ini Indonesia telah memiliki sistem elektronik-kartu tanda penduduk (E-KTP) yang menggunakan sidik jari sebagai identifikasi biometrik. Nantinya, dengan ide Genom.id ini, selain sidik jari juga dilakukan perekaman DNA penduduk.
“Sehingga data yang terkumpul diolah menggunakan metode analisis DNA short tandem repeat (STR) menjadi profil genetik dan disimpan menjadi basis data identifikasi yang terintegrasi dengan E-KTP,” katanya melalui siaran pers, Rabu (9/12/2020). (Baca juga: Tingkatkan Kompetensi, ARS University Gandeng Unjani Kembangkan Kampus Merdeka )
Lebih lanjut, Kania menjelaskan, Deoxyribonucleic Acid (DNA) memiliki lokus-lokus kode ekstragenik STR yang unik setiap manusia dan diturunkan dengan pola yang khas. Dengan demikian, akan memiliki tingkat akurasi identifikasi yang tinggi jika digunakan dengan sistem yang baik dan terintegrasi.
"Profil 16 lokus STR (STR-16) bisa didapatkan dengan analisis DNA epitel mulut menggunakan perlengkapan khusus yang hasilnya kemudian disimpan sebagai kode 64 digit," imbuhnya.
Gagasan para mahasiswa UI ini telah diajukan ke dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33 Tahun 2020 kategori Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang telah berlangsung pada 25 – 28 November 2020.
Kata Haifa, melalui gagasan Genom.id ini, diharapkan tercipta basis data yang terintegrasi dengan tingkat akurasi identifikasi jenazah, korban bencana, kasus kriminal, dan orang hilang semakin tinggi.
“Ke depannya, kami berencana membuat prototipe Genom.Id. Kami juga berharap agar rancangan Genom.Id dapat menjadi platform untuk memajukan riset genetik melalui knowledge-based repository di Indonesia,” ujar Haifa.
(mpw)