Berjuang demi Kuliah, Anak ABK Ini Jadi Lulusan Terbaik FPIK IPB University
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ari Elisa Ratih, anak dari seorang Anak Buah Kapal (ABK) asal Rembang, Jawa Tengah, berhasil menjadi lulusan terbaik dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University dalam Upacara Wisuda secara daring, (10/12).
Menjadi mahasiswa IPB University merupakan impian terbesar Ari saat masih sekolah. Tapi untuk menggapai impian tersebut bukanlah hal yang mudah baginya. Penghasilan orang tua yang pas-pasan sebagai ABK menyebabkan ia tidak berani menyampaikan niatnya untuk melanjutkan kuliah pasca lulus SMA karena tidak ada biaya. (Baca juga: Mahasiswa Baru, Anak Pengepul Gula Merah ini Langsung Sabet 2 Prestasi )
Ia tidak mendapatkan restu untuk kuliah dari orang tuanya karena persoalan biaya. Penghasilan yang didapatkan seorang ABK tidak menentu, tergantung cuaca dan harga ikan.
Karena niatnya yang kuat untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, Ari nekat mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan berhasil lolos. “Berkat bujukan dari berbagai pihak seperti guru hingga kakak kelas, akhirnya saya mendapatkan restu orang tua,” katanya melalui siaran pers, Kamis (10/12)
Dukungan dari berbagai pihak ini bukan tanpa alasan. Ari adalah siswa berprestasi di sekolahnya. Saat SMA, beragam prestasi berhasil diraihnya di antaranya Juara 1 Kuis Remaja Peringatan AIDS Sedunia tingkat kabupaten pada 2015, Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Ulang Tahun SMK Avicena Rembang pada 2012, Juara 1 Matematika Ulang Tahun SMA Sumber pada 2012. Ari juga berhasil menjadi Lulusan Terbaik SMAN 1 Sulang pada 2016. (Baca juga: Mahasiswa UI Rancang Basis Data Genetik Nasional untuk Identifikasi Manusia )
Untuk kuliah dan biaya hidup sehari-hari, Ari mengandalkan beasiswa Bidikmisi. Ia hanya diberikan uang oleh orang tuanya setiap enam bulan sekali ketika pulang. Yakni sekitar 2-3 juta rupiah untuk menunjang kehidupan selama enam bulan di Bogor.
Selama menjadi mahasiswa IPB University, Ari berusaha mengatur keuangan dengan baik agar tidak kekurangan biaya. Ari juga berusaha mencari tambahan dengan menjadi asisten praktikum di beberapa mata kuliah.
“Prinsip saya, perjuangan menuju bangku kuliah bukanlah hal yang mudah. Sehingga saya berusaha dan memegang teguh tanggung jawab sebagai mahasiswa untuk selalu belajar dengan sungguh-sungguh. Jadi setiap akan ujian atau dalam menjalankan tugas apapun yang diberikan saat kuliah, saya kerjakan semaksimal mungkin. Begitupun untuk tanggung jawab organisasi atau hal lain yang saya ikuti selama menjadi mahasiswa,” ujarnya.
Setelah lulus Ari ingin bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan atau bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Jika ada jalan dan kesempatan selama bekerja, ia juga ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi dengan beasiswa dan mencoba menjadi entrepreneur.
“Saya hanya berharap orang lain dapat mengambil hikmah dari perjalanan saya bahwa usaha seseorang sebanding dengan apa yang ia dapatkan. Kemudian, restu dari orangtua menjadi hal wajib dalam setiap langkah. Jika memang belum mendapatkan restu cobalah berbicara dengan baik dengan orang tua,” imbuhnya.
Menjadi mahasiswa IPB University merupakan impian terbesar Ari saat masih sekolah. Tapi untuk menggapai impian tersebut bukanlah hal yang mudah baginya. Penghasilan orang tua yang pas-pasan sebagai ABK menyebabkan ia tidak berani menyampaikan niatnya untuk melanjutkan kuliah pasca lulus SMA karena tidak ada biaya. (Baca juga: Mahasiswa Baru, Anak Pengepul Gula Merah ini Langsung Sabet 2 Prestasi )
Ia tidak mendapatkan restu untuk kuliah dari orang tuanya karena persoalan biaya. Penghasilan yang didapatkan seorang ABK tidak menentu, tergantung cuaca dan harga ikan.
Karena niatnya yang kuat untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, Ari nekat mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan berhasil lolos. “Berkat bujukan dari berbagai pihak seperti guru hingga kakak kelas, akhirnya saya mendapatkan restu orang tua,” katanya melalui siaran pers, Kamis (10/12)
Dukungan dari berbagai pihak ini bukan tanpa alasan. Ari adalah siswa berprestasi di sekolahnya. Saat SMA, beragam prestasi berhasil diraihnya di antaranya Juara 1 Kuis Remaja Peringatan AIDS Sedunia tingkat kabupaten pada 2015, Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Ulang Tahun SMK Avicena Rembang pada 2012, Juara 1 Matematika Ulang Tahun SMA Sumber pada 2012. Ari juga berhasil menjadi Lulusan Terbaik SMAN 1 Sulang pada 2016. (Baca juga: Mahasiswa UI Rancang Basis Data Genetik Nasional untuk Identifikasi Manusia )
Untuk kuliah dan biaya hidup sehari-hari, Ari mengandalkan beasiswa Bidikmisi. Ia hanya diberikan uang oleh orang tuanya setiap enam bulan sekali ketika pulang. Yakni sekitar 2-3 juta rupiah untuk menunjang kehidupan selama enam bulan di Bogor.
Selama menjadi mahasiswa IPB University, Ari berusaha mengatur keuangan dengan baik agar tidak kekurangan biaya. Ari juga berusaha mencari tambahan dengan menjadi asisten praktikum di beberapa mata kuliah.
“Prinsip saya, perjuangan menuju bangku kuliah bukanlah hal yang mudah. Sehingga saya berusaha dan memegang teguh tanggung jawab sebagai mahasiswa untuk selalu belajar dengan sungguh-sungguh. Jadi setiap akan ujian atau dalam menjalankan tugas apapun yang diberikan saat kuliah, saya kerjakan semaksimal mungkin. Begitupun untuk tanggung jawab organisasi atau hal lain yang saya ikuti selama menjadi mahasiswa,” ujarnya.
Setelah lulus Ari ingin bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan atau bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Jika ada jalan dan kesempatan selama bekerja, ia juga ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi dengan beasiswa dan mencoba menjadi entrepreneur.
“Saya hanya berharap orang lain dapat mengambil hikmah dari perjalanan saya bahwa usaha seseorang sebanding dengan apa yang ia dapatkan. Kemudian, restu dari orangtua menjadi hal wajib dalam setiap langkah. Jika memang belum mendapatkan restu cobalah berbicara dengan baik dengan orang tua,” imbuhnya.
(mpw)