Penanaman Karakter pada Generasi Muda Perlu Terus Diperkuat

Jum'at, 11 Desember 2020 - 14:10 WIB
loading...
Penanaman Karakter pada Generasi Muda Perlu Terus Diperkuat
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono. Foto/Dok/Humas Kemenko PMK
A A A
JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Agus Sartono menekankan bahwa penanaman karakter pada generasi muda perlu terus diperkuat.

Agus menjelaskan bahwa penanaman karakter pada generasi muda perlu terus diperkuat. Pendidikan merupakan rekayasa sosial yang bertujuan membentuk karakter. Menurut dia, pendidikan tidak sekedar membuat anak didik cerdik dan pandai, namun harus berkarakter dan berbudaya. (Baca juga: Kompetisi Kampus Merdeka Dorong Prodi Berkolaborasi dengan Dunia Industri )

Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa berkarakter artinya memiliki akhlak yang baik. Menyitir pandangan dari Imam Ghazali, maka akhlak atau karakter merupakan tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memicu perbuatan tanpa memperhatikan pikiran terlebih dahulu.

"Hal ini dapat dilakukan melalui pembiasaan sehari-hari baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Dengan demikian, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini melalui pembiasaan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari dan keteladanan," katanya pada seminar Generasi Cerdas Berkarakter, Indonesia Maju Bermartabat melalui siaran pers, Jumat (11/12).

Menurut Agus, guru adalah yang paling berperan dalam pembentukan karakter, karena adalah seseorang yang digugu dan ditiru dan menjadi teladan bagi anak didik. Guru harus dimaknai sebagai guru dalam pendidikan formal, nonformal dan informal. (Baca juga: Kemendikbud Minta Kampus Berkolaborasi Selesaikan Masalah di Daerah 3T )

Menurutnya, selain pemahaman tentang pendidikan, para generasi muda harus dikenalkan pada budaya lokal untuk menanamkan karakter dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

"Supaya nilai-nilai positif adat istiadat dan kemasyarakatan yang ada tidak hilang tergerus oleh budaya bangsa lain yang saat ini sangat digemari oleh generasi muda, seperti budaya barat, dan lainnya," jelas Deputi Agus.

Penanaman karakter melalui nilai budaya lokal, dikatakan Agus, dapat diperkenalkan dalam bentuk seni tari, seni lukis, seni musik, dan karya tulis tentang legenda setempat. Dia mengatakan, Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan mengamanatkan perlunya upaya strategis untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia.

Upaya strategis yang dapat dioptimalkan adalah dengan menggerakkan guru dan sekolah untuk mengarusutamakan budaya Indonesia dalam lingkungan pendidikan. Selain itu, keluarga juga sangat berperan sebagai tempat untuk membentuk dan mengembangkan karakter maupun kepribadian anak.

"Begitu pula masyarakat, sebagai elemen penting Trisentra Pendidikan, menjadi tempat untuk mengontrol dan membelajarkan anak melalui aktivitas sosial," tuturnya.

Untuk menanamkan karakter generasi muda dengan nilai-nilai kebudayaan, menurut Agus, perlu dilakukan digitalisasi budaya nusantara agar lebih mudah diakses melalui berbagai platform media sosial. Perlu juga dipastikan bahwa konten budaya yang disampaikan harus kreatif dan inovatif serta mendidik, sehingga nilai-nilai budaya ini dapat benar-benar tersampaikan dan diterima generasi muda.

"Saya mengajak agar setiap kita menjadi guru mulai dari lingkungan terkecil kita seperti di keluarga untuk memberi contoh dan keteladanan," pungkasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1750 seconds (0.1#10.140)