Wamenag: Lulusan PTKI akan Tergilas Zaman Jika Tak Dibekali Skill Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengingatkan civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk merespon tantangan dan dinamika zaman. Proses perkuliahan di PTKI harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat di era revolusi industry 4.0.
Menurut Wamenag, kemampuan membaca orientasi masa depan masyarakat (future need of the society) yang tepat dan detail sangatlah penting saat ini. Sehingga, pendidikan tidak memproduksi sesuatu yang sudah tidak lagi relevan dengan tantangan zamannya, baik skills dan knowledge capacity yang dibutuhkan. (Baca juga: Kisah Inspiratif, 21 PMI di Taiwan Berjuang Raih Gelar Sarjana di UT )
Wamenag lalu mencontohkan rencana Google membuat semacam pendidikan dan kursus online untuk mendapatkan employee yang dibutuhkan. Google learning certificates ini berbayar dan akan menyediakan skema beasiswa bagi yang terpilih. Para peserta akan ditraining selama enam bulan secara intensif untuk memenuhi kebutuhan beberapa perusahaan. Google Learning Certificate ini merupakan tantangan relevansi keilmuan yang diajarkan di perguruan tinggi, termasuk PTKI.
“Melihat tantangan serta trends semacam ini, saya meminta PTKI jangan terjebak dalam proses pembelajaran yang mengarah kepada upaya mencapai gelar semata (certificate oriented) tanpa diimbangi dengan kompetensi, skills dan knowledge mahasiswa yang memadai,” tegas Wamenag saat menyampaikan Orasi Ilmiah dalam Rangka Wisuda Sarjana ke-40 dan Magister ke-26 IAIN Pekalongan di Pekalongan, Selasa (15/12/2020).
Hadir, Rektor IAIN Pekalongan, para anggota Senat, serta seluruh civitas akademika kampus IAIN Pekalongan dan para wisudawan. “Jika PTKI tidak melakukan kontrol terhadap mutu atau kualitas alumninya, maka dampaknya nanti akan kembali kepada Perguruan Tinggi tersebut,” lanjut Wamenag. (Baca juga: IAIN Surakarta Sabet Juara 3 Nasional Penciptaan Investor Terbanyak 2020 )
Menurut Wamenag, penguatan kompetensi lulusan saat ini sangat penting. Selain menjawab tantangan zaman dan relevansi dengan kebutuhan ummat, salah satu instrument penilaian dalam akreditasi Institusi (lembaga) dan juga program studi adalah tracer study serta daya serap kerja (employability after graduation).
Untuk itu, kata Wamenag, sangatlah tepat dikatakan bahwa kualitas PTKI dapat dilihat dari kualitas para alumninya (The Quality of higher education can be seen through their alumni profile and contribution). Kebijakan kampus merdeka khas PTKI, diperkitakan akan final dalam waktu dekat, dan itu bisa dijadikan guideline bagi PTKI.
“Pimpinan IAIN Pekalongan harus secepatnya ber-Ijtihad untuk segera mendesign dan mengimplementasikan Kampus Merdeka Belajar bekerjasama dengan PTK atau PTU, serta lembaga bereputasi nasional dan Internasional lainnya sehingga kompetensi alumni PTKI kita semakin baik sesuai kebutuhan dan konteks tantangan zamannya,” terangnya.
Kepada wisudawan, Wamenag mengucapkan selamat dan berharap untuk terus menambah pengetahuan sesuai konteks tantangan saat ini agar dapat lebih kontributif serta solutif. “Anda semua ini lahir dari rahim Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Pada dasarnya Anda semua juga dituntut mampu menjadi ambassador atau “duta yang terbaik” bagi ajaran Islam,” pesan Wamenag.
“Wisudawan harus mampu menunjukan bahwa Islam adalah ajaran agama yang menebarkan kedamaian, kemajuan serta berkontribusi bagi peradaban dunia,” tandasnya.
Menurut Wamenag, kemampuan membaca orientasi masa depan masyarakat (future need of the society) yang tepat dan detail sangatlah penting saat ini. Sehingga, pendidikan tidak memproduksi sesuatu yang sudah tidak lagi relevan dengan tantangan zamannya, baik skills dan knowledge capacity yang dibutuhkan. (Baca juga: Kisah Inspiratif, 21 PMI di Taiwan Berjuang Raih Gelar Sarjana di UT )
Wamenag lalu mencontohkan rencana Google membuat semacam pendidikan dan kursus online untuk mendapatkan employee yang dibutuhkan. Google learning certificates ini berbayar dan akan menyediakan skema beasiswa bagi yang terpilih. Para peserta akan ditraining selama enam bulan secara intensif untuk memenuhi kebutuhan beberapa perusahaan. Google Learning Certificate ini merupakan tantangan relevansi keilmuan yang diajarkan di perguruan tinggi, termasuk PTKI.
“Melihat tantangan serta trends semacam ini, saya meminta PTKI jangan terjebak dalam proses pembelajaran yang mengarah kepada upaya mencapai gelar semata (certificate oriented) tanpa diimbangi dengan kompetensi, skills dan knowledge mahasiswa yang memadai,” tegas Wamenag saat menyampaikan Orasi Ilmiah dalam Rangka Wisuda Sarjana ke-40 dan Magister ke-26 IAIN Pekalongan di Pekalongan, Selasa (15/12/2020).
Hadir, Rektor IAIN Pekalongan, para anggota Senat, serta seluruh civitas akademika kampus IAIN Pekalongan dan para wisudawan. “Jika PTKI tidak melakukan kontrol terhadap mutu atau kualitas alumninya, maka dampaknya nanti akan kembali kepada Perguruan Tinggi tersebut,” lanjut Wamenag. (Baca juga: IAIN Surakarta Sabet Juara 3 Nasional Penciptaan Investor Terbanyak 2020 )
Menurut Wamenag, penguatan kompetensi lulusan saat ini sangat penting. Selain menjawab tantangan zaman dan relevansi dengan kebutuhan ummat, salah satu instrument penilaian dalam akreditasi Institusi (lembaga) dan juga program studi adalah tracer study serta daya serap kerja (employability after graduation).
Untuk itu, kata Wamenag, sangatlah tepat dikatakan bahwa kualitas PTKI dapat dilihat dari kualitas para alumninya (The Quality of higher education can be seen through their alumni profile and contribution). Kebijakan kampus merdeka khas PTKI, diperkitakan akan final dalam waktu dekat, dan itu bisa dijadikan guideline bagi PTKI.
“Pimpinan IAIN Pekalongan harus secepatnya ber-Ijtihad untuk segera mendesign dan mengimplementasikan Kampus Merdeka Belajar bekerjasama dengan PTK atau PTU, serta lembaga bereputasi nasional dan Internasional lainnya sehingga kompetensi alumni PTKI kita semakin baik sesuai kebutuhan dan konteks tantangan zamannya,” terangnya.
Kepada wisudawan, Wamenag mengucapkan selamat dan berharap untuk terus menambah pengetahuan sesuai konteks tantangan saat ini agar dapat lebih kontributif serta solutif. “Anda semua ini lahir dari rahim Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Pada dasarnya Anda semua juga dituntut mampu menjadi ambassador atau “duta yang terbaik” bagi ajaran Islam,” pesan Wamenag.
“Wisudawan harus mampu menunjukan bahwa Islam adalah ajaran agama yang menebarkan kedamaian, kemajuan serta berkontribusi bagi peradaban dunia,” tandasnya.
(mpw)