Mahasiswa ITS Inovasikan Keramba dengan Teknologi Mutakhir
loading...

Alfiyan Rizki Maulidan, salah satu anggota tim menjelaskan cara kerja teknologi keramba. Foto/Dok/Humas ITS
A
A
A
JAKARTA - Penggunaan keramba untuk budidaya ikan semakin tinggi di masyarakat menuntut inovasi agar penggunaannya lebih fleksibel dan tidak mencemari lingkungan. 3 mahasiswa ITS pun terinspirasi menginovasikan keramba tradisional dengan teknologi mutakhir.
Tim mahasiswa yang terdiri dari Hanif Srisubaga Alim, Fakhri Ihsan Nalendro, dan Alfiyan Rizki Maulidan dari Departemen Teknik Sistem dan Industri, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS) ITS ini berhasil menggagas ide cemerlang ini. (Baca juga: Salip 45 Negara, Tim Fisika Indonesia Raih 2 Emas 1 Perunggu pada IdPhO 2020 )
Anggota Tim Fakhri Ihsan Nalendro menjelaskan, keramba yang sekarang banyak digunakan dalam budidaya ikan masih memiliki banyak kekurangan. Mulai dari yang tidak fleksibel sehingga mudah rusak, perawatan yang lebih, juga mencemari perairan akibat dari sisa makanan ikan. “Apalagi sekarang keramba juga sebagian ada di laut,” ujarnya.
Menurut Fakhri, beberapa teknologi yang akan ditambahkan dalam keramba adalah pengadaan GPS pada tiap keramba, ambient intelligence, remote control, dan juga penggunaan jaring HDPE pada keramba. Teknologi ini ditambahkan dengan tujuan agar keramba bisa dikendalikan dan dipindahkan dari jarak jauh.
“Sehingga keramba bisa berpindah ke lingkungan yang kondisi airnya lebih mendukung,” terang mahasiswa angkatan 2019 ini melalui siaran pers, Kamis (17/12). (Baca juga: Tim Pelajar Indonesia Raih Emas di Kompetisi Robot Dunia )
Tim mahasiswa yang terdiri dari Hanif Srisubaga Alim, Fakhri Ihsan Nalendro, dan Alfiyan Rizki Maulidan dari Departemen Teknik Sistem dan Industri, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS) ITS ini berhasil menggagas ide cemerlang ini. (Baca juga: Salip 45 Negara, Tim Fisika Indonesia Raih 2 Emas 1 Perunggu pada IdPhO 2020 )
Anggota Tim Fakhri Ihsan Nalendro menjelaskan, keramba yang sekarang banyak digunakan dalam budidaya ikan masih memiliki banyak kekurangan. Mulai dari yang tidak fleksibel sehingga mudah rusak, perawatan yang lebih, juga mencemari perairan akibat dari sisa makanan ikan. “Apalagi sekarang keramba juga sebagian ada di laut,” ujarnya.
Menurut Fakhri, beberapa teknologi yang akan ditambahkan dalam keramba adalah pengadaan GPS pada tiap keramba, ambient intelligence, remote control, dan juga penggunaan jaring HDPE pada keramba. Teknologi ini ditambahkan dengan tujuan agar keramba bisa dikendalikan dan dipindahkan dari jarak jauh.
“Sehingga keramba bisa berpindah ke lingkungan yang kondisi airnya lebih mendukung,” terang mahasiswa angkatan 2019 ini melalui siaran pers, Kamis (17/12). (Baca juga: Tim Pelajar Indonesia Raih Emas di Kompetisi Robot Dunia )
Lihat Juga :