Waspada! Potensi Klaster Pendidikan Ancam Sekolah Tatap Muka yang Dipaksakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Januari 2021 memiliki potensi penularan pandemi Covid-19 klaster pendidikan. Pemerintah pusat dan daerah diminta berhati-hati.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong pemerintah pusat dan daerah mempersiapkan PTM secara sungguh-sungguh, terencana dan masif. Banyak hal yang mesti diperhatikan saat menggelar PTM. (Baca juga: Ancaman Buat Siswa dan Guru, Tunda Sekolah Tatap Muka Awal 2021 )
"Perlu kecermatan dan kehati-hatian, jangan sampai sekolah berpotensi kuat menjadi klaster baru," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti dalam keterangannya, Selasa (29/12/2020).
Pihaknya menyebut pemerintah perlu melakukan pemetaan sekolah yang siap dan belum siap menggelar PTM. Sebab, kata dia, bukan berarti sekolah yang berada di zona hijau lebih leluasa membuka kelas tatap muka.
"Meski zonanya hijau tetapi sekolah belum siap, maka tunda PTM, tetap perpanjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), perlu keterlibatan aktif Gugus Tugas Covid-19 Daerah," sambung dia. (Baca juga: Berbagi Inspirasi, Kemendikbud Kumpulkan 868 Siswa-Mahasiswa Berprestasi )
Menurut Retno, ada baiknya pula pertimbangan PTM digelar hanya untuk materi pelajaran sulit hingga yang memerlukan praktikum. Sedangkan, materi dalam kategori sedang dan mudah diberikan dalam PJJ.
Kemudian, perlu adanya panduan atau acuan bagi sekolah dan daerah saat akan menggelar PTM dan PJJ secara campuran. Hal ini untuk menjaga kepatuhan satuan pendidikan.
Begitu juga soal pendanaan dalam mempersiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan. Pemerintah perlu melakukan pendampingan agar terlaksananya PTM yang sehat dan aman.
"Sekolah harus didampingi dan didukung pendanaan untuk menyiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan adapatsi kebiasaan baru di satuan pendidikan. Kalau belum siap sebaiknya tunda buka sekolah pada Januari 2021," ungkapnya.
Lihat Juga: Ini Jumlah Sekolah Muhammadiyah 2024 di Bawah Kepemimpinan Haedar Nasir dan Abdul Mu’ti
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong pemerintah pusat dan daerah mempersiapkan PTM secara sungguh-sungguh, terencana dan masif. Banyak hal yang mesti diperhatikan saat menggelar PTM. (Baca juga: Ancaman Buat Siswa dan Guru, Tunda Sekolah Tatap Muka Awal 2021 )
"Perlu kecermatan dan kehati-hatian, jangan sampai sekolah berpotensi kuat menjadi klaster baru," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti dalam keterangannya, Selasa (29/12/2020).
Pihaknya menyebut pemerintah perlu melakukan pemetaan sekolah yang siap dan belum siap menggelar PTM. Sebab, kata dia, bukan berarti sekolah yang berada di zona hijau lebih leluasa membuka kelas tatap muka.
"Meski zonanya hijau tetapi sekolah belum siap, maka tunda PTM, tetap perpanjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), perlu keterlibatan aktif Gugus Tugas Covid-19 Daerah," sambung dia. (Baca juga: Berbagi Inspirasi, Kemendikbud Kumpulkan 868 Siswa-Mahasiswa Berprestasi )
Menurut Retno, ada baiknya pula pertimbangan PTM digelar hanya untuk materi pelajaran sulit hingga yang memerlukan praktikum. Sedangkan, materi dalam kategori sedang dan mudah diberikan dalam PJJ.
Kemudian, perlu adanya panduan atau acuan bagi sekolah dan daerah saat akan menggelar PTM dan PJJ secara campuran. Hal ini untuk menjaga kepatuhan satuan pendidikan.
Begitu juga soal pendanaan dalam mempersiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan. Pemerintah perlu melakukan pendampingan agar terlaksananya PTM yang sehat dan aman.
"Sekolah harus didampingi dan didukung pendanaan untuk menyiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan adapatsi kebiasaan baru di satuan pendidikan. Kalau belum siap sebaiknya tunda buka sekolah pada Januari 2021," ungkapnya.
Lihat Juga: Ini Jumlah Sekolah Muhammadiyah 2024 di Bawah Kepemimpinan Haedar Nasir dan Abdul Mu’ti
(mpw)