Tingkatkan Produktivitas UKM, ITS Rancang Dandang Lontong Berteknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - ITS kembali menjawab permasalahan di masyarakat dengan inovasi barunya . Kali ini berupa dandang lontong berteknologi yang dirancang tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ITS untuk meningkatkan produktivitas Usaha Kecil Menengah (UKM).
Dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS Liza Rusdiyana menjelaskan, dandang lontong berteknologi ini mampu meningkatkan tiga kali kapasitas sekali produksi. Jika pada umumnya hanya berisi 150-200 lontong, dandang rancangan dosen ini bisa menampung 660 lontong sekali produksinya. (Baca juga: Mahasiswa ITS Buat Aplikasi untuk Usaha Laundry )
Bagi pelaku UKM, peningkatan kapasitas produksi adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi ketika pesanan membludak. “Sehingga keuntungan yang didapatkan nantinya pun bisa menjadi lebih besar,” katanya melalui siaran pers, Senin (4/1)
Lebih dari hal itu, dandang tersebut juga mampu meningkatkan daya tahan kualitas dari lontong. ”Sebelumnya dalam waktu 12 jam saja (lontong) sudah basi, tapi dengan sentuhan teknologi ini bisa bertahan dua sampai tiga hari,” ungkap Liza.
Dari percobaan yang dilakukan Liza dan tim, dandang bertekanan itu terbukti mampu mematangkan lontong dua jam lebih cepat dari waktu normal yang membutuhkan enam jam lamanya. Dampak lainnya, penggunaan bahan bakar juga mampu ditekan 50 % lebih hemat. (Baca juga: Kuota SNMPTN Bisa Melebihi Batas Minimum 20% )
Diakui Liza, prinsip dari dandang berteknologi ini sebenarnya hanya dengan mengombinasikan dandang biasa dengan sistem presto. Di dalamnya juga terdapat keranjang bersusun supaya lontong tidak mengambang, tetap tersusun rapi dan rapat.
Dibuat bersama dengan tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) DTMI, dandang ini dilengkapi dengan pengatur tekanan dan sistem pembuangan air. “Dengan mengikuti prosedur penggunaannya, ternyata lontong yang dihasilkan dapat memiliki tekstur yang halus,” tuturnya.
Saat ini, sambung Liza, dandang berteknologi ini telah diterapkan ke beberapa UKM di daerah Kampung Lontong, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya pada Desember 2020 lalu.
Menurut Liza, masyarakat yang banyak menjadi produsen lontong tersebut mengaku terbantu dengan adanya dandang berteknologi ini karena bisa meningkatkan pendapatannya.
Dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS Liza Rusdiyana menjelaskan, dandang lontong berteknologi ini mampu meningkatkan tiga kali kapasitas sekali produksi. Jika pada umumnya hanya berisi 150-200 lontong, dandang rancangan dosen ini bisa menampung 660 lontong sekali produksinya. (Baca juga: Mahasiswa ITS Buat Aplikasi untuk Usaha Laundry )
Bagi pelaku UKM, peningkatan kapasitas produksi adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi ketika pesanan membludak. “Sehingga keuntungan yang didapatkan nantinya pun bisa menjadi lebih besar,” katanya melalui siaran pers, Senin (4/1)
Lebih dari hal itu, dandang tersebut juga mampu meningkatkan daya tahan kualitas dari lontong. ”Sebelumnya dalam waktu 12 jam saja (lontong) sudah basi, tapi dengan sentuhan teknologi ini bisa bertahan dua sampai tiga hari,” ungkap Liza.
Dari percobaan yang dilakukan Liza dan tim, dandang bertekanan itu terbukti mampu mematangkan lontong dua jam lebih cepat dari waktu normal yang membutuhkan enam jam lamanya. Dampak lainnya, penggunaan bahan bakar juga mampu ditekan 50 % lebih hemat. (Baca juga: Kuota SNMPTN Bisa Melebihi Batas Minimum 20% )
Diakui Liza, prinsip dari dandang berteknologi ini sebenarnya hanya dengan mengombinasikan dandang biasa dengan sistem presto. Di dalamnya juga terdapat keranjang bersusun supaya lontong tidak mengambang, tetap tersusun rapi dan rapat.
Dibuat bersama dengan tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) DTMI, dandang ini dilengkapi dengan pengatur tekanan dan sistem pembuangan air. “Dengan mengikuti prosedur penggunaannya, ternyata lontong yang dihasilkan dapat memiliki tekstur yang halus,” tuturnya.
Saat ini, sambung Liza, dandang berteknologi ini telah diterapkan ke beberapa UKM di daerah Kampung Lontong, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya pada Desember 2020 lalu.
Menurut Liza, masyarakat yang banyak menjadi produsen lontong tersebut mengaku terbantu dengan adanya dandang berteknologi ini karena bisa meningkatkan pendapatannya.
(mpw)