Mahasiswa ITS Gagas Bisnis Vas Berbahan Beton Ramah Lingkungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - 4 mahasiswa ITS berkolaborasi menggagas pembuatan bisnis vas berbahan beton menggunakan limbah fly ash (abu terbang). Inovasi bisnis ini diberi nama Kindcrete.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Muhammad Fahlul Alhabsy, Daniel Arya Wikanindita, Muhammad Faruq Saputro, dan Shalahuddin Akbar Aviecena. Mereka berhasil membuat gagasan tersebut menjadi sebuah bisnis vas yang diberi nama Kindcrete. (Baca juga: Rektor UNS Resmikan Sistem Integrasi Data dan Informasi UNS )
“Nama ini merupakan akronim dari dua kata bahasa Inggris, kind dan concrete, yang berartikan beton yang ramah,” ungkap Ketua Tim Muhammad Fahlul Alhabsy melalui siaran pers, Jumat (8/1).
Fahlul menjelaskan, inovasi bisnis ini dilatarbelakangi oleh limbah fly ash yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Jumlah pemanfaatan fly ash pun masih minim, mengingat terdapat 1.046.560 ton fly ash yang belum diolah oleh PT PLN.
Tim pun mencoba mendayagunakan limbah fly ash dengan teknik solidifikasi untuk menjadikan produk bernilai jual tinggi yang aman bagi lingkungan “Produk ini diharapkan menjadi produk ramah lingkungan yang berimbas kepada gaya hidup modern yang berkelanjutan,” ujarnya. (Baca juga: Beasiswa Fulbright untuk S2-S3 Buka Pendaftaran Sampai 15 Februari )
Kindcrete ini, menurut Fahlul, memiliki beberapa jenis bentuk vas yang bernama Dira, Meru, Kuma, dan Arsa. Keempatnya ini memiliki karakteristik masing-masing. Vas bunga beton ini dibanderol kisaran harga dari Rp39 ribu-Rp54 ribu tergantung jenisnya.
Fahlul menuturkan, jenis vas Kuma memiliki bentuk yang simpel dan fleksibel untuk berbagai jenis ruangan. Meru memiliki kaki berbahan dasar dari kayu dengan perpaduan warna coklat yang memberikan kesan natural.
Arsa yang abstrak cocok untuk orang-orang yang kreatif dan berani dalam berkehendak. Sedang terakhir, Dira yang lebih simpel dan elegan, menggambarkan kekokohan yang tercitra dari kontur yang berbentuk lingkaran.
Kindcrete ini pun sudah mulai merambah pasar dengan mempromosikannya melalui Instagram Advertisement yang berhasil menjangkau hingga 2.911 orang. Kindcrete ini juga dilengkapi dengan katalog produk online dan teknologi Augmented Reality (AR) sebagai ajang publikasi guna mempromosikan produk Kindcrete.
Dalam hal kontinuitas usaha, Fahlul mengungkapkan, timnya menyasar generasi milenial dan masyarakat usia 30-50 sehingga produk vas bunga beton ini didesain simpel dan elegan.
Tak hanya itu, Kindcrete juga dipasarkan pada perkantoran, restoran, kafe dan coffee shop sebagai konsumennya. “Ini menjadikan produk kami sebagai bisnis sustainable yang prospektif dengan menawarkan berbagai fitur yang inovatif,” jelasnya.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Muhammad Fahlul Alhabsy, Daniel Arya Wikanindita, Muhammad Faruq Saputro, dan Shalahuddin Akbar Aviecena. Mereka berhasil membuat gagasan tersebut menjadi sebuah bisnis vas yang diberi nama Kindcrete. (Baca juga: Rektor UNS Resmikan Sistem Integrasi Data dan Informasi UNS )
“Nama ini merupakan akronim dari dua kata bahasa Inggris, kind dan concrete, yang berartikan beton yang ramah,” ungkap Ketua Tim Muhammad Fahlul Alhabsy melalui siaran pers, Jumat (8/1).
Fahlul menjelaskan, inovasi bisnis ini dilatarbelakangi oleh limbah fly ash yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Jumlah pemanfaatan fly ash pun masih minim, mengingat terdapat 1.046.560 ton fly ash yang belum diolah oleh PT PLN.
Tim pun mencoba mendayagunakan limbah fly ash dengan teknik solidifikasi untuk menjadikan produk bernilai jual tinggi yang aman bagi lingkungan “Produk ini diharapkan menjadi produk ramah lingkungan yang berimbas kepada gaya hidup modern yang berkelanjutan,” ujarnya. (Baca juga: Beasiswa Fulbright untuk S2-S3 Buka Pendaftaran Sampai 15 Februari )
Kindcrete ini, menurut Fahlul, memiliki beberapa jenis bentuk vas yang bernama Dira, Meru, Kuma, dan Arsa. Keempatnya ini memiliki karakteristik masing-masing. Vas bunga beton ini dibanderol kisaran harga dari Rp39 ribu-Rp54 ribu tergantung jenisnya.
Fahlul menuturkan, jenis vas Kuma memiliki bentuk yang simpel dan fleksibel untuk berbagai jenis ruangan. Meru memiliki kaki berbahan dasar dari kayu dengan perpaduan warna coklat yang memberikan kesan natural.
Arsa yang abstrak cocok untuk orang-orang yang kreatif dan berani dalam berkehendak. Sedang terakhir, Dira yang lebih simpel dan elegan, menggambarkan kekokohan yang tercitra dari kontur yang berbentuk lingkaran.
Kindcrete ini pun sudah mulai merambah pasar dengan mempromosikannya melalui Instagram Advertisement yang berhasil menjangkau hingga 2.911 orang. Kindcrete ini juga dilengkapi dengan katalog produk online dan teknologi Augmented Reality (AR) sebagai ajang publikasi guna mempromosikan produk Kindcrete.
Dalam hal kontinuitas usaha, Fahlul mengungkapkan, timnya menyasar generasi milenial dan masyarakat usia 30-50 sehingga produk vas bunga beton ini didesain simpel dan elegan.
Tak hanya itu, Kindcrete juga dipasarkan pada perkantoran, restoran, kafe dan coffee shop sebagai konsumennya. “Ini menjadikan produk kami sebagai bisnis sustainable yang prospektif dengan menawarkan berbagai fitur yang inovatif,” jelasnya.
(mpw)