Peneliti Unpad Kembangkan 3 Inovasi Penyimpanan Sampel Swab Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peneliti Universitas Padjadjaran mengembangkan aneka inovasi produk Viral Transport Medium (VTM) untuk menyimpan sampel pemeriksaan swab Covid-19 . Uniknya, produk VTM ini berbasis iceless transport system, atau tidak membutuhkan penyimpanan di kotak pendingin sebelum menuju ke laboratorium.
Aneka produk VTM iceless transport system tersebut antara lain VitPAD, i-blue, dan C-transport. Tiga produk ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Laboratorium Covid Rumah Sakit Pendidikan Unpad, yaitu Hesti Lina Wiraswati, Lia Faridah, Savira Ekawardhani, dan Shabarni Gaffar.
Tiga produk tersebut seluruhnya mampu tahan di suhu ruang setelah dimasukkan sampel. Selama ini, produk VTM yang ada membutuhkan ruang penyimpanan dengan suhu 2-8 derajat Celcius, baik sebelum dimasukkan sampel atau setelah dimasukkan sampel.
“VitPAD, i-blue, dan C-transport sama-sama tanpa menggunakan es untuk penyimpanannya,” ungkap Hesti seperti dikutip dari laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Rabu (20/1).
Ketiga produk tersebut memiliki perbedaan terutama dari segi daya tahannya. VitPAD mampu bertahan di suhu ruang selama 14 hari setelah ditambah sampel. Sementara i-blue dan C-transport mampu bertahan selama 7 hari di suhu ruang setelah ditambah sampel.
Hesti menjelaskan, tiga produk tersebut berbasis buffer. VTM buffer akan memungkinkan disimpan di suhu kamar, sehingga tidak perlu menggunakan fasilitas khusus untuk menyimpannya.
Produk ciptaan Hesti dan tim berbeda dengan jenis medium yang selama ini banyak digunakan di pasaran. VTM basis medium harus memerlukan penyimpanan khusus dengan suhu 2 – 8 derajat Celcius.
Dengan demikian, VitPAD, i-blue, dan C-transport sangat efektif bila digunakan di lokasi yang tidak memiliki fasilitas penyimpanan khusus VTM ataupun lokasi yang jauh dari fasilitas laboratorium uji.
“Ada beberapa lokasi yang susah cari es dan tidak ada cool box. Kalau pakai punya Unpad tidak perlu itu. Sampelnya tetap aman, serta aman juga ke lingkungan,” kata Lia.
Selain tahan suhu ruang, tiga produk ini juga mengandung formula berupa denaturan atau zat untuk menginaktivasi sampel virus. Ketika sampel virus dimasukkan, zat akan menginaktiviasi virus sehingga sebagian virus sudah tinggal RNA-nya saja, sehingga produk ini tidak akan infeksius sekalipun disimpan di kotak penyimpanan biasa.
Aneka produk VTM iceless transport system tersebut antara lain VitPAD, i-blue, dan C-transport. Tiga produk ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Laboratorium Covid Rumah Sakit Pendidikan Unpad, yaitu Hesti Lina Wiraswati, Lia Faridah, Savira Ekawardhani, dan Shabarni Gaffar.
Tiga produk tersebut seluruhnya mampu tahan di suhu ruang setelah dimasukkan sampel. Selama ini, produk VTM yang ada membutuhkan ruang penyimpanan dengan suhu 2-8 derajat Celcius, baik sebelum dimasukkan sampel atau setelah dimasukkan sampel.
“VitPAD, i-blue, dan C-transport sama-sama tanpa menggunakan es untuk penyimpanannya,” ungkap Hesti seperti dikutip dari laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Rabu (20/1).
Ketiga produk tersebut memiliki perbedaan terutama dari segi daya tahannya. VitPAD mampu bertahan di suhu ruang selama 14 hari setelah ditambah sampel. Sementara i-blue dan C-transport mampu bertahan selama 7 hari di suhu ruang setelah ditambah sampel.
Hesti menjelaskan, tiga produk tersebut berbasis buffer. VTM buffer akan memungkinkan disimpan di suhu kamar, sehingga tidak perlu menggunakan fasilitas khusus untuk menyimpannya.
Produk ciptaan Hesti dan tim berbeda dengan jenis medium yang selama ini banyak digunakan di pasaran. VTM basis medium harus memerlukan penyimpanan khusus dengan suhu 2 – 8 derajat Celcius.
Dengan demikian, VitPAD, i-blue, dan C-transport sangat efektif bila digunakan di lokasi yang tidak memiliki fasilitas penyimpanan khusus VTM ataupun lokasi yang jauh dari fasilitas laboratorium uji.
“Ada beberapa lokasi yang susah cari es dan tidak ada cool box. Kalau pakai punya Unpad tidak perlu itu. Sampelnya tetap aman, serta aman juga ke lingkungan,” kata Lia.
Selain tahan suhu ruang, tiga produk ini juga mengandung formula berupa denaturan atau zat untuk menginaktivasi sampel virus. Ketika sampel virus dimasukkan, zat akan menginaktiviasi virus sehingga sebagian virus sudah tinggal RNA-nya saja, sehingga produk ini tidak akan infeksius sekalipun disimpan di kotak penyimpanan biasa.