ITS Pelopori Buka Sekolah Pascasarjana Interdisiplin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menghasilkan lulusan yang kompetitif dan memenuhi kebutuhan dunia kerja, merupakan keinginan dari ITS sebagai salah satu kampus teknologi terbaik di Indonesia. Sesuai Renstra 2021-2025, ITS berencana menyatukan program pendidikan lintas disiplin ilmu tingkat pascasarjana dalam Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT).
SIMT yang merupakan sekolah pertama di luar fakultas yang dimiliki ITS ini telah diperkenalkan dalam soft launching oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochammad Ashari MEng, pada hari terakhir Rapat Kerja dan Sekolah Kepemimpinan ITS 2021, Rabu (10/2) lalu.
Rektor ITS yang biasa disapa Ashari tersebut dalam sambutannya menjelaskan, selama ini di ITS sudah terdapat berbagai program interdisiplin tingkat pascasarjana, namun masih tersebar di berbagai organisasi ITS. “Maka dari itu, program-program ini akan disatukan dalam satu wadah Sekolah IMT yang akan mensinergikan sumber daya ITS,” katanya melalui siaran pers, Kamis (11/2)
Menurut Ashari, model pendidikan interdisiplin sangatlah tepat untuk menyinkronkan sumber daya dari berbagai ilmu yang ada di ITS. SIMT ini pun nantinya akan dipimpin oleh dekan yang bertanggung jawab kepada Rektor dan berkoordinasi dengan Direktur Pascasarjana dan Pengembangan Akademik (Dirpaspa) ITS.
Karena pada kenyataannya, lanjut Ashari, tiap bidang pekerjaan tidak hanya satu ilmu disiplin yang diperlukan. Pada setiap keputusan yang akan dibuat, memerlukan aspek finansial, manusia, dan teknis yang harus diperhatikan.
Ashari mengatakan, dengan adanya SIMT ini, bisa diharapkan akan hadir berbagai program atau bidang peminatan baru yang mengolaborasikan dosen dari berbagai departemen di ITS. “Program inilah yang akan menjembatani berbagai disiplin ilmu untuk memenuhi kebutuhan nyata pada industri,” ungkap Guru Besar Teknik Elektro ITS ini.
Melalui SIMT, kata Ashari, ITS mewujudkan cita-cita mengelola pendidikan interdisiplin lintas rumpun keilmuan dalam satu atap untuk mengantisipasi kebutuhan masa depan. Program inilah yang akan menjembatani berbagai disiplin ilmu untuk memenuhi kebutuhan nyata pada industri. “Selain itu, ITS pun perlu menjadi pelopor dalam pengelolaan pendidikan interdisiplin lintas rumpun keilmuan dalam satu atap,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I ITS Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT menyatakan, setelah diluncurkannya SIMT ini, berarti ITS akan memiliki tujuh fakultas dan satu sekolah. Sekolah ini nantinya akan memiliki tiga jenis program yaitu Program Pendidikan Pascasarjana Interdisiplin, Program Profesi Insinyur, dan Program Sertifikasi Profesional.
Program Pendidikan Pascasarjana Interdisiplin ITS terdiri atas Program Studi (Prodi) Manajemen Teknologi yang terbagi dalam dua jenjang yakni Magister Manajemen Teknologi (MMT) dan Doktor Manajemen Teknologi (DMT). Untuk MMT, sebelumnya telah sukses diselenggarakan ITS dan terakhir berada di bawah Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD).
Melengkapi program studi Manajemen Teknologi, rencananya akan didirikan pula program studi baru yaitu Teknologi Inovasi untuk mengakomodasi kebutuhan bidang-bidang ilmu interdisiplin “Misalnya terkait Energi Terbarukan, Mitigasi Kebencanaan atau bidang-bidang terkait Revolusi Industri 4.0 seperti Artificial Intelligence ataupun Internet of Things,” jelas Adi yang juga Guru Besar Teknik Elektro ITS ini.
SIMT yang merupakan sekolah pertama di luar fakultas yang dimiliki ITS ini telah diperkenalkan dalam soft launching oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochammad Ashari MEng, pada hari terakhir Rapat Kerja dan Sekolah Kepemimpinan ITS 2021, Rabu (10/2) lalu.
Rektor ITS yang biasa disapa Ashari tersebut dalam sambutannya menjelaskan, selama ini di ITS sudah terdapat berbagai program interdisiplin tingkat pascasarjana, namun masih tersebar di berbagai organisasi ITS. “Maka dari itu, program-program ini akan disatukan dalam satu wadah Sekolah IMT yang akan mensinergikan sumber daya ITS,” katanya melalui siaran pers, Kamis (11/2)
Menurut Ashari, model pendidikan interdisiplin sangatlah tepat untuk menyinkronkan sumber daya dari berbagai ilmu yang ada di ITS. SIMT ini pun nantinya akan dipimpin oleh dekan yang bertanggung jawab kepada Rektor dan berkoordinasi dengan Direktur Pascasarjana dan Pengembangan Akademik (Dirpaspa) ITS.
Karena pada kenyataannya, lanjut Ashari, tiap bidang pekerjaan tidak hanya satu ilmu disiplin yang diperlukan. Pada setiap keputusan yang akan dibuat, memerlukan aspek finansial, manusia, dan teknis yang harus diperhatikan.
Ashari mengatakan, dengan adanya SIMT ini, bisa diharapkan akan hadir berbagai program atau bidang peminatan baru yang mengolaborasikan dosen dari berbagai departemen di ITS. “Program inilah yang akan menjembatani berbagai disiplin ilmu untuk memenuhi kebutuhan nyata pada industri,” ungkap Guru Besar Teknik Elektro ITS ini.
Melalui SIMT, kata Ashari, ITS mewujudkan cita-cita mengelola pendidikan interdisiplin lintas rumpun keilmuan dalam satu atap untuk mengantisipasi kebutuhan masa depan. Program inilah yang akan menjembatani berbagai disiplin ilmu untuk memenuhi kebutuhan nyata pada industri. “Selain itu, ITS pun perlu menjadi pelopor dalam pengelolaan pendidikan interdisiplin lintas rumpun keilmuan dalam satu atap,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I ITS Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT menyatakan, setelah diluncurkannya SIMT ini, berarti ITS akan memiliki tujuh fakultas dan satu sekolah. Sekolah ini nantinya akan memiliki tiga jenis program yaitu Program Pendidikan Pascasarjana Interdisiplin, Program Profesi Insinyur, dan Program Sertifikasi Profesional.
Program Pendidikan Pascasarjana Interdisiplin ITS terdiri atas Program Studi (Prodi) Manajemen Teknologi yang terbagi dalam dua jenjang yakni Magister Manajemen Teknologi (MMT) dan Doktor Manajemen Teknologi (DMT). Untuk MMT, sebelumnya telah sukses diselenggarakan ITS dan terakhir berada di bawah Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD).
Melengkapi program studi Manajemen Teknologi, rencananya akan didirikan pula program studi baru yaitu Teknologi Inovasi untuk mengakomodasi kebutuhan bidang-bidang ilmu interdisiplin “Misalnya terkait Energi Terbarukan, Mitigasi Kebencanaan atau bidang-bidang terkait Revolusi Industri 4.0 seperti Artificial Intelligence ataupun Internet of Things,” jelas Adi yang juga Guru Besar Teknik Elektro ITS ini.
(mpw)