6 Perguruan Tinggi Indonesia-Inggris Kolaborasi Riset Varian Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - IPB University , Universitas Gadjah Mada ( UGM ) dan Institut Teknologi Bandung bekerjasama dengan 3 perguruan tinggi di Inggris dalam program UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS). Keenamnya terlibat dalam pengembangan riset varian Covid-19.
Tiga perguruan tinggi dari Inggris yang terlibat dalam kerjasama ini adalah Universitas Warwick, Conventry University dan Universitas Nottingham.
Kerja sama ini diapresiasi oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional , Prof Bambang PS Brodjonegoro. Bambang mengatakan, kerja sama penelitian internasional ini tidak hanya memperbaiki riset tetapi juga akan mempromosikan riset yang berasal dari Indonesia.
Kerja sama ini juga merupakan strategi Indonesia untuk menghasilkan inovasi baru. Skema UKICIS sangat unik yang diinisiasi oleh diaspora Indonesia dengan tiga universitas di Inggris. Saya berharap UKICIS dapat berfungsi dan berdampak signifikan,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (27/2).
Lebih lanjut Bambang menyampaikan, ia banyak belajar dari pengembangan riset di Inggris dan mendapatkan referensi dari UKRI (United Kingdom Research and Innovation). Ia berharap kerjasama ini dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam bidang sains dan inovasi.
Sementara itu, Rektor IPB University Prof Arif Satria menyampaikan, bagi IPB University merupakan sebuah kehormatan dapat terlibat dalam kerjasama penelitian yang terjalin antara kedua negara melalui UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).
Konsorsium ini sangat istimewa karena akademisi Diaspora Indonesia di Inggris memainkan peran penting selama pembentukannya. Dan Arif pun sepakat, melalui peranannya akan dapat membangun ketahanan global terhadap pandemi.
Rector berharap melalui kerjasama ini ada kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan implementasi kebijakan vaksinasi yang membutuhkan jaringan yang kuat dari pemerintah, swasta, akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Saya menyambut forum UKICIS untuk menjawab dalam mengidentifikasi tantangan yang ditimbulkan oleh varian virus COVID-19 baru terhadap upaya vaksinasi. Serta untuk bertukar pikiran tentang cara-cara untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya vaksin dan protokol kesehatan,” ujarnya.
Seperti kita ketahui Indonesia dan Inggris saat ini sedang melakukan vaksinasi untuk penduduknya dan tentunya menghadapi berbagai tantangan lokal dan global. Selain itu, para ilmuwan Indonesia juga sedang bekerja sama untuk mengembangkan vaksin dengan menggunakan varian lokal.
“Tentunya kami mendorong UKICIS untuk ikut serta dalam proses pengembangan vaksin ini,” imbuhnya.
Dalam sambutannya Prof Arif juga memperkenalkan tim IPB University yang akan mengawal jalannya kerjasama ini. Yakni Prof Dodik Ridho Nurrochmat selaku Wakil Rektor bidang Internasionalisasi, Kerja Sama dan Hubungan Alumni, Dr Berry Juliandi, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Prof Iskandar Z Siregar, Direktur Program Internasional IPB University.
Tiga perguruan tinggi dari Inggris yang terlibat dalam kerjasama ini adalah Universitas Warwick, Conventry University dan Universitas Nottingham.
Kerja sama ini diapresiasi oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional , Prof Bambang PS Brodjonegoro. Bambang mengatakan, kerja sama penelitian internasional ini tidak hanya memperbaiki riset tetapi juga akan mempromosikan riset yang berasal dari Indonesia.
Kerja sama ini juga merupakan strategi Indonesia untuk menghasilkan inovasi baru. Skema UKICIS sangat unik yang diinisiasi oleh diaspora Indonesia dengan tiga universitas di Inggris. Saya berharap UKICIS dapat berfungsi dan berdampak signifikan,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (27/2).
Lebih lanjut Bambang menyampaikan, ia banyak belajar dari pengembangan riset di Inggris dan mendapatkan referensi dari UKRI (United Kingdom Research and Innovation). Ia berharap kerjasama ini dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam bidang sains dan inovasi.
Sementara itu, Rektor IPB University Prof Arif Satria menyampaikan, bagi IPB University merupakan sebuah kehormatan dapat terlibat dalam kerjasama penelitian yang terjalin antara kedua negara melalui UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS).
Konsorsium ini sangat istimewa karena akademisi Diaspora Indonesia di Inggris memainkan peran penting selama pembentukannya. Dan Arif pun sepakat, melalui peranannya akan dapat membangun ketahanan global terhadap pandemi.
Rector berharap melalui kerjasama ini ada kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan implementasi kebijakan vaksinasi yang membutuhkan jaringan yang kuat dari pemerintah, swasta, akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Saya menyambut forum UKICIS untuk menjawab dalam mengidentifikasi tantangan yang ditimbulkan oleh varian virus COVID-19 baru terhadap upaya vaksinasi. Serta untuk bertukar pikiran tentang cara-cara untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya vaksin dan protokol kesehatan,” ujarnya.
Seperti kita ketahui Indonesia dan Inggris saat ini sedang melakukan vaksinasi untuk penduduknya dan tentunya menghadapi berbagai tantangan lokal dan global. Selain itu, para ilmuwan Indonesia juga sedang bekerja sama untuk mengembangkan vaksin dengan menggunakan varian lokal.
“Tentunya kami mendorong UKICIS untuk ikut serta dalam proses pengembangan vaksin ini,” imbuhnya.
Dalam sambutannya Prof Arif juga memperkenalkan tim IPB University yang akan mengawal jalannya kerjasama ini. Yakni Prof Dodik Ridho Nurrochmat selaku Wakil Rektor bidang Internasionalisasi, Kerja Sama dan Hubungan Alumni, Dr Berry Juliandi, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Prof Iskandar Z Siregar, Direktur Program Internasional IPB University.
(mpw)