ITB Peringkat 1 di Indonesia dalam 10 Bidang versi QS WUR 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah menyambut baik rilis pemeringkatan universitas terbaik dalam QS World University Rankings (WUR) 2021 dan menempatkan perguruan-perguruan tinggi di Indonesia dalam peta peringkat Asia.
“Pertama saya mengucapkan selamat kepada bangsa Indonesia, bahwa perguruan-perguruan tinggi yang ada di negara kita telah menunjukkan daya saing yang relatif unggul,” katanya seperti dikutip dari laman resmi ITB di itb.ac.id, Senin (8/3/2021).
Dalam peringkat tersebut, 3 kampus di Indonesia termasuk dalam 100 Besar di Asia, yaitu UGM, UI dan ITB.
Selain itu juga terdapat peringkat perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang lain, seperti Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh November, Binus University, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya di “10 Besar” peringkat di Indonesia.
“Dalam peringkat QS terbaru ini, posisi ITB dan beberapa perguruan tinggi lain di ASEAN, dalam posisi lebih baik, walau tidak nomor satu,” kata Prof Reini.
Dibanding peringkat 2020, tiga kampus dengan skor dan peringkat tertinggi di Indonesia ini mengalami peningkatan. ITB naik 18 peringkat dunia, dari 331 menjadi 313.
Dalam rilis QS-WUR tersebut, sebanyak 9 bidang di ITB masuk dalam jajaran “10 Besar di ASEAN”, yaitu Seni dan Desain (peringkat 3), Teknik Perminyakan (4), Ilmu Komputer & Sistem Informasi, Teknik Sipil (6), Teknik Elektro, Teknik Mesin, Matematika (8), Fisika & Astronomi, Arsitektur (9).
Dalam peringkat di Indonesia, ITB sendiri menempatkan 10 bidang pada peringkat teratas yaitu, 9 bidang “10 Besar” ASEAN ditambah dengan program Teknik Kimia.
“Ini tantangan kita bersama, dan kita perlu saling bergandengan tangan untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi dan riset, dan sejalan dengan prinsip ITB, yaitu ‘in harmonia progressio, bekerja bersama membangun bangsa,” ujarnya.
ITB berpendapat bahwa dalam proses pengembangan bidang ilmu di Indonesia, Pemerintah hendaknya menentukan cluster bidang ilmu kepada PTNBH sebagai penugasan khusus dan diberikan pendanaan khusus. Selain itu juga perlu dilakukan resources sharing terhadap advanced lab equipments dan competitive collaboration agar program lebih efisien namun tetap mendorong daya saing setiap perguruan tinggi.
Dalam hal di atas, ITB telah memulai dengan berbagai program antara lain kerja sama dengan dalam negeri dan luar negeri, seperti program MIRA Bersama MIT dan UKICIS dengan perguruan tinggi di Inggris.
ITB telah menentukan untuk fokus dalam pengembangan ilmu dan Teknologi Nano, Artificial Intelligence & Information Technology, Bio Teknologi, Energi terbarukan dan Infrastruktur Berkelanjutan.
“Rangking adalah salah satu indikator, namun yang lebih penting adalah upaya kepemimpinan transformasional di semua lini dan di semua tingkat manajemen kampus,” demikian pesan Prof. Reini kepada seluruh sivitas ITB.
“Pertama saya mengucapkan selamat kepada bangsa Indonesia, bahwa perguruan-perguruan tinggi yang ada di negara kita telah menunjukkan daya saing yang relatif unggul,” katanya seperti dikutip dari laman resmi ITB di itb.ac.id, Senin (8/3/2021).
Dalam peringkat tersebut, 3 kampus di Indonesia termasuk dalam 100 Besar di Asia, yaitu UGM, UI dan ITB.
Selain itu juga terdapat peringkat perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang lain, seperti Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh November, Binus University, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya di “10 Besar” peringkat di Indonesia.
“Dalam peringkat QS terbaru ini, posisi ITB dan beberapa perguruan tinggi lain di ASEAN, dalam posisi lebih baik, walau tidak nomor satu,” kata Prof Reini.
Dibanding peringkat 2020, tiga kampus dengan skor dan peringkat tertinggi di Indonesia ini mengalami peningkatan. ITB naik 18 peringkat dunia, dari 331 menjadi 313.
Dalam rilis QS-WUR tersebut, sebanyak 9 bidang di ITB masuk dalam jajaran “10 Besar di ASEAN”, yaitu Seni dan Desain (peringkat 3), Teknik Perminyakan (4), Ilmu Komputer & Sistem Informasi, Teknik Sipil (6), Teknik Elektro, Teknik Mesin, Matematika (8), Fisika & Astronomi, Arsitektur (9).
Dalam peringkat di Indonesia, ITB sendiri menempatkan 10 bidang pada peringkat teratas yaitu, 9 bidang “10 Besar” ASEAN ditambah dengan program Teknik Kimia.
“Ini tantangan kita bersama, dan kita perlu saling bergandengan tangan untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi dan riset, dan sejalan dengan prinsip ITB, yaitu ‘in harmonia progressio, bekerja bersama membangun bangsa,” ujarnya.
ITB berpendapat bahwa dalam proses pengembangan bidang ilmu di Indonesia, Pemerintah hendaknya menentukan cluster bidang ilmu kepada PTNBH sebagai penugasan khusus dan diberikan pendanaan khusus. Selain itu juga perlu dilakukan resources sharing terhadap advanced lab equipments dan competitive collaboration agar program lebih efisien namun tetap mendorong daya saing setiap perguruan tinggi.
Dalam hal di atas, ITB telah memulai dengan berbagai program antara lain kerja sama dengan dalam negeri dan luar negeri, seperti program MIRA Bersama MIT dan UKICIS dengan perguruan tinggi di Inggris.
ITB telah menentukan untuk fokus dalam pengembangan ilmu dan Teknologi Nano, Artificial Intelligence & Information Technology, Bio Teknologi, Energi terbarukan dan Infrastruktur Berkelanjutan.
“Rangking adalah salah satu indikator, namun yang lebih penting adalah upaya kepemimpinan transformasional di semua lini dan di semua tingkat manajemen kampus,” demikian pesan Prof. Reini kepada seluruh sivitas ITB.
(mpw)