Hari Perempuan Internasional, Mendikbud Ingatkan 3 Dosa Besar dalam Dunia Pendidikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengingatkan masih adanya 3 dosa besar dalam dunia pendidikan yang harus diberantas sehingga tidak dialami oleh para peserta didik terutama perempuan di Indonesia .
Mendikbud menuturkan, sampai hari ini dunia pendidikan masih dibayang-bayangi dengan 3 dosa besar, yakni intoleransi, kekerasan seksual dan juga perundungan.
"Ketiga hal tersebut sudah semestinya tidak lagi terjadi di semua jenjang pendidikan dan dialami oleh peserta didik kita. Khususnya perempuan. Karena siswa perempuan secara umum lebih rentan terhadap tindak kekerasan," katanya saat membuka webinar Perempuan Pemimpin dan Kesetaraan Gender, Senin (8/3).
Mendikbud menyampaikan, baik intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan sangat mempengaruhi tumbuh kembang peserta didik. Selain itu juga berpengaruh terhadap keputusan yang akan mereka ambil untuk masa depannya.
Dia menjelaskan, Kemendikbud pun mendorong terciptanya lingkungan belajar yang aman bagi siswa perempuan melalui penerapan Permendikbud No 82/2015. Selain itu, ujarnya, saat ini Kemendikbud tengah mendiskusikan rancangan Permendikbud untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan seksual di perguruan tinggi.
Dia juga menuturkan, Kemendikbud juga akan membuat mekanisme terbaik untuk menerima dan menindaklanjuti laporan intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan di semua jenjang. "Juga mekanisme terbaik untuk mendorong sekolah dan perguruan tinggi untuk membentuk satuan kerja pencegahan kekerasan," ucapnya.
Menurutnya, peraturan menteri untuk perguruan tinggi dan mekanisme tersebut dirancang dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan. Sehingga dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan secara tepat dan sesuai dengan harapan.
"Momentum Hari Perempuan Internasional ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan menuju kesetaraan gender masih panjang dan membutuhkan gotong royong semua golongan untuk mewujudkannya," pungkasnya.
Mendikbud menuturkan, sampai hari ini dunia pendidikan masih dibayang-bayangi dengan 3 dosa besar, yakni intoleransi, kekerasan seksual dan juga perundungan.
"Ketiga hal tersebut sudah semestinya tidak lagi terjadi di semua jenjang pendidikan dan dialami oleh peserta didik kita. Khususnya perempuan. Karena siswa perempuan secara umum lebih rentan terhadap tindak kekerasan," katanya saat membuka webinar Perempuan Pemimpin dan Kesetaraan Gender, Senin (8/3).
Mendikbud menyampaikan, baik intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan sangat mempengaruhi tumbuh kembang peserta didik. Selain itu juga berpengaruh terhadap keputusan yang akan mereka ambil untuk masa depannya.
Dia menjelaskan, Kemendikbud pun mendorong terciptanya lingkungan belajar yang aman bagi siswa perempuan melalui penerapan Permendikbud No 82/2015. Selain itu, ujarnya, saat ini Kemendikbud tengah mendiskusikan rancangan Permendikbud untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan seksual di perguruan tinggi.
Dia juga menuturkan, Kemendikbud juga akan membuat mekanisme terbaik untuk menerima dan menindaklanjuti laporan intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan di semua jenjang. "Juga mekanisme terbaik untuk mendorong sekolah dan perguruan tinggi untuk membentuk satuan kerja pencegahan kekerasan," ucapnya.
Menurutnya, peraturan menteri untuk perguruan tinggi dan mekanisme tersebut dirancang dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan. Sehingga dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan secara tepat dan sesuai dengan harapan.
"Momentum Hari Perempuan Internasional ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan menuju kesetaraan gender masih panjang dan membutuhkan gotong royong semua golongan untuk mewujudkannya," pungkasnya.
(mpw)