Mahasiswa ITS Cetuskan Ide Otomatisasi Budidaya Tambak

Selasa, 09 Maret 2021 - 23:00 WIB
loading...
Mahasiswa ITS Cetuskan...
(kiri) Muhammad Alfiyan Zulfa dan Danial Farros Maulana menunjukkan user interface aplikasi dan desain sistem PONINTEN rancangannya. Foto/ITS
A A A
JAKARTA - Pengelolaan budidaya tambak air laut secara konvensional dinilai masih menghambat produktivitas para petambak. Permasalahan ini melatarbelakangi 2 mahasiswa ITS untuk menciptakan inovasi teknologi pemantauan dan pengendalian tambak air laut secara otomatis.

Mereka adalah Danial Farros Maulana dan Muhammad Alfiyan Zulfa yang masing-masing merupakan mahasiswa Departemen Teknik Infomatika dan Departemen Teknik Sipil ITS angkatan 2020.



Keduanya tergabung dalam tim Doa Umi yang mencetuskan ide PONINTEN (Pond Treatment and Monitoring System) sebagai sistem pemantau dan pengendali parameter air tambak laut.

Danial menjelaskan, potensi budidaya di Indonesia yang sangat besar masih belum dikelola dengan baik, terutama budidaya tambak. Proses pengambilan keputusan seperti stabilisasi proses sirkulasi dan aerasi juga masih mengandalkan intuisi petambak. Ketidaktepatan proses tersebut akan berakibat pada kematian ikan, yang lebih lanjut berujung pada gagal panen.

Berdasarkan hasil studi lapangan yang dilakukan oleh keduanya, lanjut Danial, para petambak cenderung kewalahan mengontrol tambak milik mereka. “Apalagi sebagian dari mereka punya lebih dari lima tambak intensif yang membutuhkan kontrol setiap saat,” ungkapnya.



Keduanya memaparkan ide ini yang terdiri dari 2 perangkat, yaitu node (sistem PONINTEN) untuk memonitor parameter air tambak laut, serta aplikasi pengendali jarak jauh. Cara kerjanya sederhana, alat akan mendeteksi tingkat parameter yang sudah ditentukan, kemudian akan menstabilkan air jika parameternya berubah.

Alat juga akan mengirimkan notifikasi perubahan parameter ke ponsel pengguna melalui aplikasi dengan teknologi Long Range (LoRa) yang merupakan protokol komunikasi nirkabel jarak jauh untuk area luas dengan daya rendah.

Lebih lanjut, Danial menjelaskan bahwa PONINTEN mengandalkan beberapa parameter untuk menciptakan kondisi tambak yang optimal. Parameter tersebut adalah suhu, ketinggian permukaan air, dan salinitas atau kandungan garam dalam air.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3998 seconds (0.1#10.140)