Inovasi Mahasiswa ITS untuk Kurangi Limbah Baterai Komersial Diganjar Emas

Jum'at, 12 Maret 2021 - 14:14 WIB
loading...
Inovasi Mahasiswa ITS...
(kiri) Andre Novent Chenady, Adinata Setiawan, Merlin Liyanti, Alvin Febrianto, dan Michelle Veronika Mutiara A sedang menunjukkan inovasi timnya. Foto/ITS
A A A
JAKARTA - 5 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi yang dapat meningkatkan performa baterai komersial jenis Zinc-Carbon untuk meminimalisasi jumlah limbah.

Tim terdiri dari Andre Novent Chenady, Adinata Setiawan, Alvin Febrianto, Merlin Liyanti, dan Michelle Veronika Mutiara A yang merupakan mahasiswa S1 Teknik Kimia ITS angkatan 2018.



Tergabung dalam satu tim, mereka menggagas inovasi baru dalam peningkatan performa baterai Zinc-Carbon dengan menambahkan nikel melalui metode electrospray.

Ketua Tim Andre Novent Chenady menjelaskan, electrospray adalah salah satu metode coating atau pelapisan yang bisa menghasilkan partikel berukuran nano. Dari sekian banyak metode coating, tim ini memilih metode electrospray. “Hal ini dikarenakan keuntungan metode electrospray yang bisa menambahkan lebih sedikit partikel nikel,” katanya melalui siaran pers, Jumat (12/3).

Selain itu, lanjut Andre, metode electrospray juga membuat luas permukaan nikel pada batang karbon baterai menjadi lebih luas, sehingga biaya yang dibutuhkan juga lebih hemat. Di samping itu, pelapisan dengan electrospray pun membuat nikel pada batang karbon baterai terlapis sempurna dengan porositas yang rendah.



Dipaparkan Andre, coating dengan metode electrospray dilakukan dengan menghubungkan batang karbon dan jarum metalik dari suntikan yang berisi larutan nikel dengan suplai energi listrik. Listrik tegangan tinggi dari suplai energi diatur agar partikel nikel membentuk Taylor cone.

“Setelah kondisi yang diinginkan tercapai, partikel-partikel nikel akan terpancar dan menyelimuti batang karbon,” terangnya lebih lanjut.

Menurutnya, pelapisan nikel pada baterai Zinc-Carbon dapat meningkatkan performa baterai hingga 130 %. Dengan meningkatkan performanya, maka masa penggunaan baterai akan semakin panjang. Hal tersebut membuat masyarakat tidak perlu sering-sering mengganti baterai sehingga limbah baterai menjadi berkurang.

Inovasi ini dihasilkan melalui penemuan ide dan riset yang berlangsung selama satu bulan. Andre mengaku bahwa inovasi yang mereka gagas ini masih baru dan belum pernah ada sebelumnya. “Jadi, bisa dibilang kami yang mulai menggagas ide ini untuk kali pertama,” klaimnya.

Ide yang mereka gagas ini berhasil meraih medali emas dalam ajang kompetisi internasional ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2021 sekaligus mendapatkan IYSA Special Award. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada 18-22 Februari 2021 lalu.

Setelah menjuarai kompetisi yang diikuti 505 tim dari 20 negara tersebut, dia berharap idenya dapat diaplikasikan terutama untuk mengurangi limbah baterai komersial yang ada di Indonesia. “Semisal inovasi ini diaplikasikan, limbah baterai yang ada di Indonesia akan berkurang sebanyak 30 %,” tuturnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2603 seconds (0.1#10.140)