Keren, Tim Gardata UI Jadi Jawara di Kompetisi Bisnis Start-up

Selasa, 06 April 2021 - 19:12 WIB
loading...
Keren, Tim Gardata UI Jadi Jawara di Kompetisi Bisnis Start-up
Tim Gardata UI yang terdiri dari Gracella Jovita (Aktuaria 2018), Emelia Sekarwati (Ilmu Ekonomi 2018) dan Veniena Suhrie Hakim (Statistika 2019). Foto/UI
A A A
JAKARTA - Tim Gardata UI berhasil meraih gelar juara pertama dalam kompetisi nasional Funding Frenzy 2021 , sebuah ajang kompetisi bisnis start-up yang diselenggarakan oleh The Founders Laboratory Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tim Gardata UI terdiri dari 3 mahasiswa UI yaitu Gracella Jovita (Aktuaria 2018), Emelia Sekarwati (Ilmu Ekonomi 2018), dan Veniena Suhrie Hakim (Statistika 2019). Funding Frenzy berlangsung pada 29 Januari-20 Februari 2021.



Gardata adalah sebuah start-up berbasis teknologi yang memiliki komitmen untuk mendukung perkembangan penelitian di Indonesia dengan menyediakan berbagai layanan penelitian data, seperti pencarian responden, analisa data, transkrip, dan lainnya.

“Gardata bekerja sebagai third-party yang menjadi penghubung antar peneliti serta kebutuhan pendukung penelitian mereka. Saat ini kami telah membantu berbagai macam klien dari mahasiswa, organisasi, market research, dan lainnya,” ujar Ketua Tim Gardata Gracella Jovita melalui siaran pers, Selasa (6/4).

Gardata yang telah dijalankan sejak September 2020, pada kompetisi ini memperoleh hadiah dana pembiayaan (funding) senilai Rp6.000.000. Menurut Anggota Tim Emelia, konsistensi eksekusi bisnis inilah yang menjadi salah satu kunci kemenangan tim Gardata di ajang ini.



Dia menjelaskan, eksekusi akan selalu menjadi portofolio terbaik untuk dibuktikan. Hal lain yang menjadi keunggulan timnya adalah adanya unique selling idea. Dimana ada menyederhanakan proses konsultasi menggunakan sistem chatbot berbasis Artificial Intelligence di LINE

“Sehingga klien kami mendapatkan suatu produk yang tidak hanya berguna, namun juga mudah dan sederhana,” ujar Emelia.

Wakil Rektor UI bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. rer. Nat. Abdul Haris, ikut bangga atas prestasi tersebut. Dia menuturkan di UI, tercatat banyak riset yang terus dikembangkan sebagai kontribusi bagi negara.



“Berbagai inovasi itu termasuk yang berasal pemikiran kritis mahasiswa kami untuk kepentingan masyarakat, seperti yang dilakukan tim Gardata ini. Kami mengapresiasi kemenangan mereka dan mendorong untuk selalu melakukan terobosan di bidang keilmuannya," ujar Prof. Abdul Haris.

Funding Frenzy merupakan acara yang diselenggarakan The Founders Laboratory Institut Teknologi Bandung (ITB). The Founders merupakan sebuah Badan Semi Otonom (BSO) ITB yang bergerak di bidang inkubasi inovasi dengan tujuan utama membangun ekosistem startup di kalangan mahasiswa Indonesia.

Pada kompetisi ini, peserta diajak melakukan kompetisi pitching bisnis ke startup founders, investor, mentor dan venture capitals yang bertindak sebagai juri. Pitching merupakan istilah dalam dunia startup yang dapat diartikan sebagai paparan rencana bisnis. Disampaikan secara verbal kepada investor prospektif.

Tantangan utama dalam proses pitching adalah bagaimana meyakinkan para investor akan ide bisnis yang dipaparkan dalam waktu yang relatif singkat. Dalam ajang ini, setelah melewati beberapa tahap, hanya enam tim terbaik yang akan melakukan pitching di tahapan akhir.

Yaitu Grand Pitching yang dihadiri juri ternama seperti Achmad Zaky (Founder Bukalapak), Karaniya Dharmasaputra (Presiden OVO), Eka Ginting (Tech Start-Up Investor), Wesley Harjono (Managing Director Plug and Play) dan Sir Voon Yee Ho (CEO TechBridge Ventures). Semua tahap kegiatan dilakukan daring.

Menurut Grace, dalam ajang ini yang paling terpenting adalah tiga hal, yaitu pengetahuan pasar (market knowledge), pengetahuan bisnis (business knowledge), dan keinginan untuk terus belajar (growth mindset).

Pengetahuan tentang seberapa besar market yang ada, dan seberapa mudah untuk masuk ke market tersebut adalah bagian dari pengetahuan pasar yang dibutuhkan dalam menciptakan pitching yang baik.

Dari segi manajemen bisnis, pengetahuan tentang mekanisme operasional, proyeksi keuangan, dan keberlangsungan bisnis menjadi sesuatu yang harus dipahami oleh setiap anggota.

“Hal terakhir yang menurut saya penting adalah memiliki growth mindset dan humility to learn. Saat datang ke kompetisi ini, kami datang tidak hanya untuk menang tapi juga untuk belajar. Ini mendorong kami untuk selalu mendengarkan, mengkritisi dan menjadi lebih baik lagi dalam melakukan bisnis,” pungkasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1638 seconds (0.1#10.140)