Kemendikbud-Kemenristek Disatukan, Ini Respons Ketua Forum Rektor Indonesia

Senin, 19 April 2021 - 06:06 WIB
loading...
Kemendikbud-Kemenristek...
Prof Arif Satria, Rektor IPB University yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia 2020-2021. Foto/DOk/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Prof Arif Satria, Rektor IPB University yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia 2020-2021, menjadi narasumber dialog tentang Masa Depan Pendidikan dan Ristek dalam Satu Kementerian di salah satu Tv Swasta, Rabu (15/4). Prof Arif menghormati keputusan akan adanya peleburan dua kementerian yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

“Kita menghormati keputusan yang sudah diambil. Namun demikian, soal struktur itu atau nomenklatur apapun yang diputuskan selalu memiliki positif dan negatif,” ujar Rektor IPB University dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Minggu (18/4/2021).



Dirinya mengungkapkan bahwa Kemendikbudristek memiliki sisi positif dan kelemahan juga. Kemenristek yang lama juga ada kelebihan dan kekurangan, jadi kalau yang sekarang itu digabung, bagi Perguruan Tinggi (PT) tentu lebih mudah karena hanya mempunyai satu ‘bapak’.

“Sehingga mudah untuk koordinasi dan juga bagi pemerintah mudah dalam menentukan indikator kinerja dan lain sebagainya. Namun, kelemahan sekarang adalah penyatuan riset dengan lembaga-lembaga PT dan riset dengan non PT butuh effort (usaha) lebih,” ujarnya.

Prof Arif menyampaikan jika Kemenristek sebelumnya dalam berkoordinasi riset lebih mudah. Sementara kelemahan Kemenristek model lama adalah memiliki dua ‘bapak’ sehingga butuh effort lebih dalam mengkomunikasikan kebijakan dan lain sebagainya.



Menurutnya, Indonesia saat ini berada di peringkat 85 dari 131 negara di dunia pada Indeks Inovasi Global atau terendah kedua jika dibandingkan negara ASEAN. Ia menuturkan bahwa riset sangat berperan dalam prestasi Indonesia.

“Kemajuan ekonomi negara sangat terkait dengan kemampuan inovasi dan kemampuan inovasi sangat terkait dengan riset. Sementara anggaran riset di Indonesia masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya seperti Malaysia, Korea Selatan dan Jepang. Besar anggaran riset Indonesia yakni 0,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sementara besar anggaran riset Malaysia sudah mencapai 1,3 persen dari PDB, Korea Selatan dan Jepang sebesar 4,3 persen dan 3,6 persen dari PDB,” jelasnya.

Prof Arif juga mengutarakan perlunya political action. Menurutnya, prioritas political action dalam hal ini akan tercermin dalam hal budget. Kemampuan mengalokasikan budget yang efektif bisa mendongkrak inovasi agar lebih unggul lagi. “Begitu pula budget untuk mendongkrak pra pendidikan dalam menghadapi era seperti sekarang ini,” pungkasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
IPB Masuk 50 Besar Dunia...
IPB Masuk 50 Besar Dunia dalam QS WUR 2025, Peringkat 1 di ASEAN
Link Pengumuman Hasil...
Link Pengumuman Hasil Akhir Seleksi CPNS Kemendikbud dan Kemenag 2024
Dana PIP Kemdikbud 2024...
Dana PIP Kemdikbud 2024 Cair, Bagaimana Cara Penarikannya?
Mengenal Wahyudi Aksara,...
Mengenal Wahyudi Aksara, Guru Muda yang Nyalakan Pelita di Tanah Borneo
Wahyudi, Guru Inspirator:...
Wahyudi, Guru Inspirator: Melampaui Keterbatasan, Menembus Segala Hambatan Menjadi Kemungkinan
Lebih dari Sekadar Mengajar,...
Lebih dari Sekadar Mengajar, Wahyudi yang Mendidik dengan Hati
Penggagas Gerakan Sekolah...
Penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan Tawarkan Konsep Pendidikan di Indonesia
Kemendikbud Sisipkan...
Kemendikbud Sisipkan Pendidikan Literasi Finansial melalui Kurikulum Merdeka
Kemendikbudristek Terbitkan...
Kemendikbudristek Terbitkan Panduan Pendidikan Literasi Finansial
Rekomendasi
Festival Balon Udara...
Festival Balon Udara Wonosobo, Tradisi Lebaran yang Jadi Daya Tarik Wisatawan
H+2 Lebaran, Pelabuhan...
H+2 Lebaran, Pelabuhan Bakauheni Mulai Ramai Padati Penumpang ke Pulau Jawa
Volume Kendaraan di...
Volume Kendaraan di GT Kalikangkung Tembus 25.000 Kendaraan Malam Ini
Arus Balik Lebaran 2025,...
Arus Balik Lebaran 2025, ASDP Berlakukan Single Tiket Mulai Besok Malam
5 Fakta Menarik Ray...
5 Fakta Menarik Ray Sahetapy, Aktor Senior yang Meninggal di Usia 68 Tahun
10 Negara Terkecil di...
10 Negara Terkecil di Dunia, Mayoritas Luasnya Lebih Kecil Dibandingkan Ukuran New York
Berita Terkini
Ini 7 Sekolah yang Dikecualikan...
Ini 7 Sekolah yang Dikecualikan dari Ketentuan SPMB 2025
11 jam yang lalu
SPMB 2025 Dibuka Mei,...
SPMB 2025 Dibuka Mei, Ini Jadwal Resmi Pengganti PPDB dari Kemendikdasmen
13 jam yang lalu
Biaya Kuliah Kedokteran...
Biaya Kuliah Kedokteran di 5 PTN Pulau Sumatera Jalur Mandiri 2025: Unand, Unsri, USK, USU, dan Unri
16 jam yang lalu
Profil Pendidikan Ray...
Profil Pendidikan Ray Sahetapy, Aktor Legendaris Indonesia
19 jam yang lalu
FKH Unair Masuk 100...
FKH Unair Masuk 100 Besar Dunia di QS WUR 2025: Satu-Satunya di Indonesia!
21 jam yang lalu
7 Perguruan Tinggi di...
7 Perguruan Tinggi di Indonesia yang Punya Hutan Kampus, Luasnya Berhektare-hektare
21 jam yang lalu
Infografis
Benarkah Kapal Nabi...
Benarkah Kapal Nabi Nuh Kayunya Berasal dari Indonesia?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved