Siswa Butuh Materi Pembelajaran untuk Menstimulasi Kemampuan Dasar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Chief Education Officer Zenius Sabda PS mengatakan, ada empat kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh seorang individu. Yaitu logika, kemampuan matematis dasar, membaca, dan scientific thinking. Oleh karena itu, pihaknya pun mengembangkan metode belajar yang berfokus pada pemahaman dasar materi dan pengembangan pola berpikir kritis.
Hal ini dicapai dengan membantu siswa mendapatkan pengalaman belajar yang personal, sesuai dengan tahapan belajar serta kemampuan masing-masing. "Zenius berusaha untuk membuat materi-materi pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan dasar tersebut," katanya melalui siaran pers pada dialog Zenius dengan Fortadik bertajuk "Cerdas, Cerah, Asik, Pola Pikir untuk Masa Depan yang Kompetitif" melalui siaran pers.
Materi pembelajaran khusus ini, ujarnya, merupakan wujud nyata upayanya dalam membentuk individu yang kompetitif atau Zenius menyebutnya dengan individu yang cerdas, cerah, dan asyik.
Dalam konteks yang lebih luas, kompetensi individu menentukan masa depan Indonesia. Sebagai anggota dari OECD, Indonesia berpartisipasi dalam tes PISA yang menguji kemampuan dasar siswa SMA.
Zenius memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan skor PISA Indonesia. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang kini menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk menilai kemampuan dasar siswa dalam hal literasi dan numerasi.
Lebih dari 16 tahun, Zenius telah mengajarkan ratusan ribu siswa untuk memiliki pola berpikir kritis. Pola berpikir kritis menjadi salah satu modal bagi siswa meraih pendidikan yang lebih tinggi dan berkarir.
Guna mewujudkan komitmen untuk membentuk lebih banyak individu yang cerdas, cerah, dan asyik, Zenius telah membuka akses secara gratis ke lebih dari 90.000 video dan bank soal untuk seluruh siswa di Indonesia.
Zenius juga mengembangkan kecerdasan buatan bernama ZenBot.Fitur ini membantu siswa belajar dengan cara memberikan solusi dari soal-soal sulit dan memberikan rekomendasi materi pembelajaran untuk menguasai soal sulit tersebut. Fitur ini dapat diakses secara gratis lewat aplikasi Zenius atau WhatsApp.
Selain mengembangkan konten untuk siswa, Zenius juga telah meluncurkan sistem manajemen pembelajaran Zenius untuk Guru (ZenRu) yang juga dapat diakses secara gratis. Dengan ZenRu, para guru dapat mengakses bank soal Zenius yang terdiri dari soal LOTS dan HOTS yang menstimulasi siswa dalam belajar.
Zenius juga bekerja sama dengan dinas pendidikan di berbagai provinsi untuk memberikan pelatihan pada guru dalam memanfaatkan platform Zenius. Tujuannya, agar guru dapat mengelola pembelajaran dengan lebih efisien dan punya lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan siswa.
Plt Direktur SMA Ditjen Paud, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Purwadi Sutanto mengapresiasi kehadiran platform edukasi seperti Zenius atas misinya yang sejalan dengan pemerintah.
Dia juga mengapresiasi akan adanya penerapan materi pembelajaran berkualitas untuk siswa. "Kami berharap akan ada sinergi yang lebih banyak ke depannya untuk meningkatkan kompetensi individu di Indonesia," pungkasnya.
Hal ini dicapai dengan membantu siswa mendapatkan pengalaman belajar yang personal, sesuai dengan tahapan belajar serta kemampuan masing-masing. "Zenius berusaha untuk membuat materi-materi pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan dasar tersebut," katanya melalui siaran pers pada dialog Zenius dengan Fortadik bertajuk "Cerdas, Cerah, Asik, Pola Pikir untuk Masa Depan yang Kompetitif" melalui siaran pers.
Materi pembelajaran khusus ini, ujarnya, merupakan wujud nyata upayanya dalam membentuk individu yang kompetitif atau Zenius menyebutnya dengan individu yang cerdas, cerah, dan asyik.
Dalam konteks yang lebih luas, kompetensi individu menentukan masa depan Indonesia. Sebagai anggota dari OECD, Indonesia berpartisipasi dalam tes PISA yang menguji kemampuan dasar siswa SMA.
Zenius memiliki komitmen untuk membantu meningkatkan skor PISA Indonesia. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang kini menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk menilai kemampuan dasar siswa dalam hal literasi dan numerasi.
Lebih dari 16 tahun, Zenius telah mengajarkan ratusan ribu siswa untuk memiliki pola berpikir kritis. Pola berpikir kritis menjadi salah satu modal bagi siswa meraih pendidikan yang lebih tinggi dan berkarir.
Guna mewujudkan komitmen untuk membentuk lebih banyak individu yang cerdas, cerah, dan asyik, Zenius telah membuka akses secara gratis ke lebih dari 90.000 video dan bank soal untuk seluruh siswa di Indonesia.
Zenius juga mengembangkan kecerdasan buatan bernama ZenBot.Fitur ini membantu siswa belajar dengan cara memberikan solusi dari soal-soal sulit dan memberikan rekomendasi materi pembelajaran untuk menguasai soal sulit tersebut. Fitur ini dapat diakses secara gratis lewat aplikasi Zenius atau WhatsApp.
Selain mengembangkan konten untuk siswa, Zenius juga telah meluncurkan sistem manajemen pembelajaran Zenius untuk Guru (ZenRu) yang juga dapat diakses secara gratis. Dengan ZenRu, para guru dapat mengakses bank soal Zenius yang terdiri dari soal LOTS dan HOTS yang menstimulasi siswa dalam belajar.
Zenius juga bekerja sama dengan dinas pendidikan di berbagai provinsi untuk memberikan pelatihan pada guru dalam memanfaatkan platform Zenius. Tujuannya, agar guru dapat mengelola pembelajaran dengan lebih efisien dan punya lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan siswa.
Plt Direktur SMA Ditjen Paud, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Purwadi Sutanto mengapresiasi kehadiran platform edukasi seperti Zenius atas misinya yang sejalan dengan pemerintah.
Dia juga mengapresiasi akan adanya penerapan materi pembelajaran berkualitas untuk siswa. "Kami berharap akan ada sinergi yang lebih banyak ke depannya untuk meningkatkan kompetensi individu di Indonesia," pungkasnya.
(mpw)