Konsisten, ITS Masuk Jajaran Kampus Terbaik di Indonesia versi QS WUR 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuktikan diri sebagai salah satu universitas kelas dunia . Hal ini ditunjukkan ITS pada nilai aspek International Student Ratio tertinggi di Indonesia dengan skor 4,5 dan aspek International Faculty Ratio tertinggi kedua dengan skor 45,7 berdasarkan pemeringkatan oleh Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) 2022 yang telah rilis, Rabu (9/6).
Menurut Manajer Senior Urusan World Class University ITS Rulli Pratiwi Setiawan, International Student Ratio dinilai dari rasio jumlah mahasiswa internasional dengan seluruh mahasiswa aktif yang berkuliah di ITS. Sementara International Faculty Ratio dinilai dari rasio jumlah dosen internasional yang berkontribusi pada pengajaran, penelitian, atau keduanya terhadap jumlah dosen keseluruhan.
Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS tersebut menyebutkan, banyak hal yang telah dilakukan ITS untuk menjalin jaringan internasional baru. Seperti dengan menginisiasi pelaksanaan program International Guest Lecture Series, workshop, kerja sama riset, dan publikasi.
Kendati demikian, Rulli mengungkapkan jika ITS masih harus terus berbenah untuk memperbaiki pada aspek-aspek yang lain. “Tinggi atau tidak itu sebenarnya relatif, namun yang lebih penting adalah bagaimana upaya perbaikan yang terus dilakukan dan berdampak pada peningkatan kinerja ITS di semua bidang,” katanya melalui siaran pers, Rabu (9/6).
Selain kedua aspek tersebut, QS WUR juga menilai pada aspek yang lain seperti Academic Reputation, Employer Reputation, Faculty Student Ratio, dan Citations per Faculty. Academic Reputation dan Employer Reputation diukur melalui survei terhadap akademisi dan mitra kerja ITS, baik luar negeri maupun dalam negeri. Hasil survei dihitung dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Setiap tahunnya, Rulli melanjutkan, ITS harus menyetorkan 400 nama baru untuk Academic Peer dan Employer Peer. Upaya perbaikan untuk meningkatkan Academic Reputation dan Employer Reputation sudah dilakukan mulai 1-2 tahun terakhir.
Mengenai Employer Peer, lanjut Rulli, ITS terus melakukan pendekatan ke para alumni dan pengguna alumni ITS untuk mendukung ITS dalam pemeringkatan internasional ini. Sementara untuk Academic Peer, dibutuhkan peran dosen yang tidak hanya untuk menjalin hubungan kembali dengan mitra akademik yang ada, melainkan juga memperluas jaringan baru, sehingga dapat menominasikan nama mitra akademik baru setiap tahunnya.
Selanjutnya mengenai aspek Faculty Student Ratio, diukur berdasarkan rasio dari jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa aktif. Serta aspek Indicator Citations per Faculty, dihitung berdasarkan rasio total seluruh sitasi yang didapat selama lima tahun dibagi dengan jumlah dosen.
Menurut Manajer Senior Urusan World Class University ITS Rulli Pratiwi Setiawan, International Student Ratio dinilai dari rasio jumlah mahasiswa internasional dengan seluruh mahasiswa aktif yang berkuliah di ITS. Sementara International Faculty Ratio dinilai dari rasio jumlah dosen internasional yang berkontribusi pada pengajaran, penelitian, atau keduanya terhadap jumlah dosen keseluruhan.
Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS tersebut menyebutkan, banyak hal yang telah dilakukan ITS untuk menjalin jaringan internasional baru. Seperti dengan menginisiasi pelaksanaan program International Guest Lecture Series, workshop, kerja sama riset, dan publikasi.
Kendati demikian, Rulli mengungkapkan jika ITS masih harus terus berbenah untuk memperbaiki pada aspek-aspek yang lain. “Tinggi atau tidak itu sebenarnya relatif, namun yang lebih penting adalah bagaimana upaya perbaikan yang terus dilakukan dan berdampak pada peningkatan kinerja ITS di semua bidang,” katanya melalui siaran pers, Rabu (9/6).
Selain kedua aspek tersebut, QS WUR juga menilai pada aspek yang lain seperti Academic Reputation, Employer Reputation, Faculty Student Ratio, dan Citations per Faculty. Academic Reputation dan Employer Reputation diukur melalui survei terhadap akademisi dan mitra kerja ITS, baik luar negeri maupun dalam negeri. Hasil survei dihitung dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Setiap tahunnya, Rulli melanjutkan, ITS harus menyetorkan 400 nama baru untuk Academic Peer dan Employer Peer. Upaya perbaikan untuk meningkatkan Academic Reputation dan Employer Reputation sudah dilakukan mulai 1-2 tahun terakhir.
Mengenai Employer Peer, lanjut Rulli, ITS terus melakukan pendekatan ke para alumni dan pengguna alumni ITS untuk mendukung ITS dalam pemeringkatan internasional ini. Sementara untuk Academic Peer, dibutuhkan peran dosen yang tidak hanya untuk menjalin hubungan kembali dengan mitra akademik yang ada, melainkan juga memperluas jaringan baru, sehingga dapat menominasikan nama mitra akademik baru setiap tahunnya.
Selanjutnya mengenai aspek Faculty Student Ratio, diukur berdasarkan rasio dari jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa aktif. Serta aspek Indicator Citations per Faculty, dihitung berdasarkan rasio total seluruh sitasi yang didapat selama lima tahun dibagi dengan jumlah dosen.