Ini Rekomendasi FSGI untuk Bisa Gelar Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendorong vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun dapat dioptimalkan dalam waktu enam bulan ke depan. Hal ini agar sekolah tatap muka dapat digelar serentak pada awal tahun 2022.
FSGI bahkan merekomendasikan, setidaknya 70 persen dari jumlah peserta didik di satuan pendidikan sudah divaksin sebagai syarat membuka sekolah. "Dengan demikian kekebalan kelompok di satuan pendidikan tersebut dapat terbentuk," kata Sekjen FSGI, Heru Purnomo, dalam keterangan pers, Jumat (9/7/2021).
FSGI juga mendorong percepatan penuntasan vaksin untuk guru, agar para guru juga dapat memiliki kekebalan dari virus covid-19 dan turut membentuk kekebalan kelompok di satuan pendidikan. "Sehingga warga sekolah yang tidak bisa di vaksin dapat ikut terlindungi," terangnya.
Untuk itu, pemerintah pusat diharapkan membuat ketentuan terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di satuan pendidikan. Baik sekolah, madrasah maupun pondok pesantren di semua jenjang pendidikan agar izin PTM baru diberikan jika 70 persen warga sekolah sudah divaksin.
"Baik pendidik, tenaga kependidikan maupun peserta didik. Protokol kesehatan ketat harus tetap diterapkan dalam PTM di satuan pendidikan," ujar Heru.
Selain itu, FSGI mendorong pemerintah pusat dan daerah tetap mensyarakatkan kewajiban pengisian daftar periksa PTM di laman Kemdikbudristek. Juga tetap membuat protokol kesehatan/SOP Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di satuan pendidikan.
"Meskipun warga sekolah sudah divaksin 70 persen bukan berarti tidak ada penularan covid-19, jadi tetap terapkan 5M untuk melindungi seluruh warga sekolah," serunya.
Sebelumnya, pemerintah terus gencar mengupayakan berbagai macam cara untuk menekan angka positif kasus covid-19. Salah satunya dengan menggencarkan program vaksinasi nasional.
Vaksinasi merupakan bagian penting dalam rangkaian upaya penanggulangan pandemi covdi-19. Vaksinasi covid-19 untuk anak dan remaja usia 12-17 tahun sudah dimulai. Kelompok usia ini dinilai rentan tertular, terutama oleh beberapa varian baru virus korona.
Menurut Heru, mayoritas daerah belum sepenuhnya menggelar PTM terbatas. Bahkan banyak yang masih uji coba dalam jumlah terbatas, namun anak-anak Indonesia yang terinfeksi covid-19 angkanya sudah mencapai 12,6 persen dari total kasus.
"Bahkan angka kematian anak akibat covid di Indonesia tertinggi di dunia. Sebagian besar anak tertular dari klaster keluarga," ungkap Wakil Sekjen FSGI, Mansur.
Mansur menambahkan, vaksinasi adalah salah satu unsur pencegahan karena membentuk kekebalan tubuh orang yang divaksin. Meskipun vaksin tidak menjamin sesorang tidak tertular covid-19, namun vakinasi setidaknya menurunkan risiko keparahan jika terinfeksi covid-19.
FSGI bahkan merekomendasikan, setidaknya 70 persen dari jumlah peserta didik di satuan pendidikan sudah divaksin sebagai syarat membuka sekolah. "Dengan demikian kekebalan kelompok di satuan pendidikan tersebut dapat terbentuk," kata Sekjen FSGI, Heru Purnomo, dalam keterangan pers, Jumat (9/7/2021).
FSGI juga mendorong percepatan penuntasan vaksin untuk guru, agar para guru juga dapat memiliki kekebalan dari virus covid-19 dan turut membentuk kekebalan kelompok di satuan pendidikan. "Sehingga warga sekolah yang tidak bisa di vaksin dapat ikut terlindungi," terangnya.
Untuk itu, pemerintah pusat diharapkan membuat ketentuan terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di satuan pendidikan. Baik sekolah, madrasah maupun pondok pesantren di semua jenjang pendidikan agar izin PTM baru diberikan jika 70 persen warga sekolah sudah divaksin.
"Baik pendidik, tenaga kependidikan maupun peserta didik. Protokol kesehatan ketat harus tetap diterapkan dalam PTM di satuan pendidikan," ujar Heru.
Selain itu, FSGI mendorong pemerintah pusat dan daerah tetap mensyarakatkan kewajiban pengisian daftar periksa PTM di laman Kemdikbudristek. Juga tetap membuat protokol kesehatan/SOP Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di satuan pendidikan.
"Meskipun warga sekolah sudah divaksin 70 persen bukan berarti tidak ada penularan covid-19, jadi tetap terapkan 5M untuk melindungi seluruh warga sekolah," serunya.
Sebelumnya, pemerintah terus gencar mengupayakan berbagai macam cara untuk menekan angka positif kasus covid-19. Salah satunya dengan menggencarkan program vaksinasi nasional.
Vaksinasi merupakan bagian penting dalam rangkaian upaya penanggulangan pandemi covdi-19. Vaksinasi covid-19 untuk anak dan remaja usia 12-17 tahun sudah dimulai. Kelompok usia ini dinilai rentan tertular, terutama oleh beberapa varian baru virus korona.
Menurut Heru, mayoritas daerah belum sepenuhnya menggelar PTM terbatas. Bahkan banyak yang masih uji coba dalam jumlah terbatas, namun anak-anak Indonesia yang terinfeksi covid-19 angkanya sudah mencapai 12,6 persen dari total kasus.
"Bahkan angka kematian anak akibat covid di Indonesia tertinggi di dunia. Sebagian besar anak tertular dari klaster keluarga," ungkap Wakil Sekjen FSGI, Mansur.
Mansur menambahkan, vaksinasi adalah salah satu unsur pencegahan karena membentuk kekebalan tubuh orang yang divaksin. Meskipun vaksin tidak menjamin sesorang tidak tertular covid-19, namun vakinasi setidaknya menurunkan risiko keparahan jika terinfeksi covid-19.
(mpw)