Kemendikbudristek: Riset Terapan-Pendidikan Vokasi Dongkrak Pertumbuhan UMKM

Kamis, 15 Juli 2021 - 23:49 WIB
loading...
Kemendikbudristek: Riset...
Pendidikan vokasi dan UMKM memiliki keterkaitan yang sangat besar. Pasalnya, keduanya menjadi tumpuan penciptaan lapangan kerja sekaligus menciptakan sumber daya yang andal. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pendidikan vokasi dan UMKM memiliki keterkaitan yang sangat besar. Pasalnya, keduanya menjadi tumpuan penciptaan lapangan kerja sekaligus menciptakan sumber daya yang andal karena pendidikan vokasi berorientasi pada keahlian menciptakan SDM yang siap kerja.

Sementara itu, sektor koperasi dan UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun sayangnya, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap ketahanan sektor UMKM.



Ketua Umum CEO Business Forum Jahja Sunarjo, mengatakan bahwa dari 64 juta UMKM di Indonesia, sekitar 78 persen sudah di ambang kegalauan atau kesusahan.

“UMKM kita sedang menghadapi tantangan yang sangat berat 15-16 bulan menghadapi pandemi. Dan pemerintah sudah habis-habisan mempertahankan ekonomi, tapi ternyata tidak cukup,” ujar Jahja dalam webinar Seri Diskusi Riset Keilmuan Terapan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan tema “Solusi Riset Terapan Vokasi Untuk Resiliensi UMKM” Rabu (14/7/2021).

Menurut Jahja, sektor yang harus menjadi prioritas untuk diselamatkan saat ini adalah UMKM dan koperasi karena keduanya menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dalam 5-10 tahun ke depan. “Kekuatan ekonomi tidak akan lagi bergantung pada konglomerasi, tapi pada koperasi dan UMKM,” ujar Jahja.



Untuk itu, Wientor Rah Mada, Director of Business & Marketing SMESCO Indonesia, mengatakan bahwa digitalisasi menjadi salah satu cara membuat UMKM di Indonesia lebih resilience dan survive.

“Sampai saat ini data UMKM yang sudah onboard digital itu sekitar 13,7 juta. Kami dari KemenkopUKM sedang mendorong agar jumlah UMKM yang onboard digital mencapai 30 juta di tahun 2024. Tapi, definisi digital ini berbeda-beda antara usaha mikro, kecil, dan menengah,” ujar Wientor.

Menurut Wientor, di seluruh Kementerian/Lembaga di Indonesia ada sekitar 3.000 program yang semuanya bertujuan untuk meng-onboarding-kan UMKM ke digital. Karenanya, ia optimistis pada 2024 jumlahnya menjadi 30 juta. Kalau para UMKM sudah memanfaatkan digital untuk bisnis, maka hasilnya akan signifikan terhadap penjualan UMKM itu sendiri.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2536 seconds (0.1#10.140)