Singkirkan 195 Kontestan, Tim Mahasiswa FTUI Raih Juara Inovasi Terbaik Astra

Jum'at, 16 Juli 2021 - 15:30 WIB
loading...
Singkirkan 195 Kontestan,...
Mahasiswa FTUI angkatan 2019, berhasil meraih Juara Pertama Inovasi Terbaik pada ajang Astra Green Energy Student Innovation (AGEnSI) 2021. Foto/Dok/UI
A A A
JAKARTA - 3 mahasiswa Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) angkatan 2019, berhasil meraih Juara Pertama Inovasi Terbaik pada ajang Astra Green Energy Student Innovation (AGEnSI) 2021 yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk dan Society of Renewable Energy (SRE) Indonesia.

Tiga mahasiswa yang tergabung dalam Tim Albatros tersebut adalah Juan Khosashi, Angelina Grace, dan Evan Fadhil Nurhakim, yang mendapat bimbingan dari dosen Program Studi Teknik Bioproses FTUI, Dr. Kenny Lischer, S.T., M.T.



Astra Green Energy Student Innovation (AGEnSI) 2021 merupakan lomba inovasi energi bersih tingkat nasional, dan tahun ini temanya adalah Inovasi Efisiensi Energi pada Sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk Rural dan Urban Electrification.

Kompetisi yang diselenggarakan secara daring ini diikuti oleh 195 tim. Setiap tim diharuskan mengumpulkan abstrak tentang inovasi yang akan dibawakan pada tahap I (29 Maret – 25 April 2021). Selanjutnya, tim yang lolos pada tahap seleksi abstrak diminta untuk menyusun makalah guna menjelaskan lebih detail tentang inovasi yang didaftarkan.

Pada tahap akhir, hanya 10 tim terpilih yang mengikuti Green Energy Camp, pembuatan video prototipe, dan presentasi final. Pengumuman pemenang dilakukan bersamaan dengan acara Ajang Lingkungan Astra 2021 pada 18 Juni 2021 dimana Tim Albatros FTUI terpilih sebagai Juara 1 Inovasi Terbaik.



Juan Khosashi menjelaskan, ajang AGEnSI merupakan lomba inovasi energi bersih pertama yang diikuti oleh timnya. Tidak seperti lomba paper pada umumnya, setiap tahun Astra menawarkan kesempatan kepada para pemenang AGEnSI untuk merealisasikan ide dan mengimplementasikannya pada lokasi yang telah ditentukan.

“Ini merupakan sebuah pengalaman yang baru bagi semua anggota tim karena kami tidak hanya menawarkan ide, melainkan juga harus memikirkan mulai dari perancangan alat hingga memperkirakan performa dari alat yang kami rancang,” ujar Juan melalui siaran pers, Jumat (16/7).

Tim Albatros FTUI merancang suatu sistem aplikasi SMART (Solar Mechanical Adjustable Ray Tracker) di daerah PLTS Kupang untuk menggantikan peran solar tracker berbasis sistem elektrik dengan alternatif yang mempunyai biaya lebih ekonomis.



Sistem ini juga memerlukan biaya pemeliharaan yang lebih sedikit berkat desainnya yang ergonomis. SMART merupakan sistem piston yang dapat mengarahkan panel surya ke arah sinar matahari tanpa menggunakan komponen elektrik.

Sedangkan Evan menuturkan, inovasi SMART memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh cahaya matahari untuk mengekspansi fluida yang terdapat dalam piston untuk menciptakan kemiringan tertentu pada panel surya. Mekanisme tersebut didukung oleh alat penyerap panas yang merupakan suatu batangan logam dengan konduktivitas panas yang tinggi dan dilapisi dengan material yang berwarna gelap.

“Selain itu, teknologi ini memiliki kemampuan untuk berotasi pada dua sumbu dan mampu bekerja secara pasif sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari penggunaan panel surya,” ujar Evan.

“Banyak sekali pengalaman baru yang kami dapat sebagai bagian dari tim Albatros, mulai dari membuat animasi 3D, melakukan simulasi numerik, membuat rancangan anggaran, hingga membuat video overview dari alat kami. Kami juga membuat studi kasus untuk aplikasi SMART pada daerah PLTS Kupang. Pengalaman ini tentu sangat berharga dan sangat bermanfaat bagi kami. Ini juga membuat kami sadar akan implementasi dari ilmu-ilmu yang telah kami pelajari di kampus untuk digunakan dalam rancangan kami,” kata Angel.

“Karya kreatif untuk melakukan inovasi ditambah dengan motivasi tinggi dan totalitas inilah yang membuat para mahasiswa ini mendapatkan hasil yang terbaik di ajang AGEnSI 2021. Ide yang simpel tetapi sangat solutif dan penyampaian yang baik membuat pesan pembangkit listrik tenaga cahaya yang lebih murah, inovatif, dan stabil ini tersampaikan,” kata Dr. Kenny Lischer, S.T., M.T., pakar bidang rekayasa genetika di FTUI.

Saat ini, Tim Albatros yang dikenal aktif dalam berbagai kompetisi di sektor energi, sedang menyusun rencana untuk pengembangan produk prototipe. Mereka berharap bahwa ide yang telah diusung tersebut tak berhenti sampai di tingkat gagasan saja, namun bisa membuahkan produk nyata guna membantu pengembangan efisiensi energi bersih yang lebih luas di negara Indonesia.

Produk SMART sebagai alat pelacak surya berbasis sistem kontrol fluida mekanik, yang mampu mengoptimalkan kinerja solar panel, dapat dilihat melalui tautan bit.ly/VideoAlbatros.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2376 seconds (0.1#10.140)