Pakar Unpad: Waspadai Titik Lengah Penularan Covid-19, Ini Titik-titiknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dr. Yulia Sofiatin, dr., SpPD, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai titik lengah penularan Covid-19. Banyak titik lengah yang membuat orang tertular tanpa sadar.
“Jangan kepedean bahwa di kantor kita sudah menjaga protokol kesehatan . Padahal titik lengahnya banyak yang kita tidak perhatikan,” ujar Yulia dilansir dari laman unpad.ac.id, Jumat (16/7).
Meski pemerintah sudah memberlakukan kebijakan PPKM Darurat, masih ada sejumlah pekerja yang masih harus bekerja di lingkungan kantor. Yulia mengatakan, penerapan protokol kesehatan yang ketat selama berada di kantor tidak cukup menghindarkan seseorang dari penularan virus Covid-19.
Titik lengah yang harus diwaspadai dimulai dari ketika melakukan perjalanan menuju kantor. JIka menggunakan kendaraan umum, pastikan apakah pengguna kendaraan umum sudah menjaga jarak atau tidak.
Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi atau layanan taksi daring, lanjut Yulia, pastikan apakah sirkulasi udara di dalam mobil sudah baik atau belum. Jika sirkulasi udara dalam mobil tidak lancar, hal ini akan menyebabkan aerosol yang mengandung virus bisa lebih lama bertahan di dalam kabin.
Selama di kantor, masyarakat juga perlu mengevaluasi apakah sudah menerapkan protokol kesehatan atau tidak. Sekalipun di dalam ruangan tidak ada rekan kerja lainnya, penggunaan masker di dalam ruangan harus terus dipakai.
“Jangan karena di ruangan sendiri lalu buka masker, padahal kita membawa barang-barang yang mungkin sudah membawa virus, sehingga banyak potensi yang bisa menularkan,” ujar Yulia.
Selain itu, pastikan ruangan kerja memiliki ventilasi yang baik, sehingga proses sirkulasi udara berjalan lancar guna menghindarkan aerosol yang mengandung virus terlalu lama melayang di dalam ruangan.
Yulia juga mengingatkan pegawai untuk tidak melakukan makan bersama. “Kalau makan bersama, sudah tidak usah ditanya lagi potensi penularannya,” sambung Yulia.
Varian Covid-19 Delta saat ini dinilai lebih mudah menular dibandingkan dengan varian virus sebelumnya. Tidak hanya menular lewat droplet, tetapi juga bisa menular lewat aerosol yang notabene memiliki ukuran jauh lebih kecil dari droplet.
Yulia menjelaskan, aerosol yang lebih kecil akan lebih lama melayang-layang di udara. Kondisi ini menjadi lebih parah apabila aerosol berada di ruangan tertutup. Proses melayang di udara dalam ruang tertutup akan menjadi lebih lama.
Tidak hanya di kantor, titik lengah penularan Covid-19 yang masif juga bisa terjadi di lingkungan keluarga. Apalagi saat ini, keluarga kerap menjadi klaster baru penularan Covid-19.
Anggota keluarga yang akan memasuki rumah sehabis bepergian wajib menerapkan protokol masuk rumah. “Siapa saja anggota keluarga yang keluar rumah, anggaplah bahwa diri kita membawa virus dari luar rumah,” kata Yulia.
Lebih lanjut Yulia menjelaskan, beberapa protokol memasuki rumah adalah melepaskan semua yang sudah dikenakan dari luar untuk sebisa mungkin tidak memasuki rumah. Kalaupun terpaksa harus disimpan di dalam, usahakan untuk menyimpan di area yang tidak terlalu banyak lalu lalang orang rumah.
Seluruh aksesoris yang dibawa, seperti kunci, ponsel, dompel, tas, hingga perhiasan wajib dilakukan disinfeksi. Ini disebabkan, aksesoris tersebut berpotensi membawa kuman.
Karena itu, Yulia mendorong agar seseorang tidak terlalu banyak mengenakan aksesoris saat keluar rumah. Hal ini bertujuan agar proses disinfeksi saat memasuki rumah lebih sederhana dilakukan.
Pakaian juga wajib dilepas. Yulia menyarankan untuk langsung menyimpan pakaian ke dalam ember yang berisi air sabun. JIka memungkinkan cuci sesegera mungkin.
“Yang penting lainnya adalah wajib mandi setelah bepergian. Cuci rambut, karena rambut dikabarkan berpotensi menyimpan virus. Pastikan dalam keadaan bersih sebelum berinteraksi karena di rumah akan ada anggota keluarga yang berpotensi untuk sakit,” paparnya.
Lihat Juga: Jadwal, Biaya Kuliah, dan Uang Pangkal Jalur Mandiri Unpad 2024, Pendaftaran Sudah Dibuka
“Jangan kepedean bahwa di kantor kita sudah menjaga protokol kesehatan . Padahal titik lengahnya banyak yang kita tidak perhatikan,” ujar Yulia dilansir dari laman unpad.ac.id, Jumat (16/7).
Meski pemerintah sudah memberlakukan kebijakan PPKM Darurat, masih ada sejumlah pekerja yang masih harus bekerja di lingkungan kantor. Yulia mengatakan, penerapan protokol kesehatan yang ketat selama berada di kantor tidak cukup menghindarkan seseorang dari penularan virus Covid-19.
Titik lengah yang harus diwaspadai dimulai dari ketika melakukan perjalanan menuju kantor. JIka menggunakan kendaraan umum, pastikan apakah pengguna kendaraan umum sudah menjaga jarak atau tidak.
Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi atau layanan taksi daring, lanjut Yulia, pastikan apakah sirkulasi udara di dalam mobil sudah baik atau belum. Jika sirkulasi udara dalam mobil tidak lancar, hal ini akan menyebabkan aerosol yang mengandung virus bisa lebih lama bertahan di dalam kabin.
Selama di kantor, masyarakat juga perlu mengevaluasi apakah sudah menerapkan protokol kesehatan atau tidak. Sekalipun di dalam ruangan tidak ada rekan kerja lainnya, penggunaan masker di dalam ruangan harus terus dipakai.
“Jangan karena di ruangan sendiri lalu buka masker, padahal kita membawa barang-barang yang mungkin sudah membawa virus, sehingga banyak potensi yang bisa menularkan,” ujar Yulia.
Selain itu, pastikan ruangan kerja memiliki ventilasi yang baik, sehingga proses sirkulasi udara berjalan lancar guna menghindarkan aerosol yang mengandung virus terlalu lama melayang di dalam ruangan.
Yulia juga mengingatkan pegawai untuk tidak melakukan makan bersama. “Kalau makan bersama, sudah tidak usah ditanya lagi potensi penularannya,” sambung Yulia.
Varian Covid-19 Delta saat ini dinilai lebih mudah menular dibandingkan dengan varian virus sebelumnya. Tidak hanya menular lewat droplet, tetapi juga bisa menular lewat aerosol yang notabene memiliki ukuran jauh lebih kecil dari droplet.
Yulia menjelaskan, aerosol yang lebih kecil akan lebih lama melayang-layang di udara. Kondisi ini menjadi lebih parah apabila aerosol berada di ruangan tertutup. Proses melayang di udara dalam ruang tertutup akan menjadi lebih lama.
Tidak hanya di kantor, titik lengah penularan Covid-19 yang masif juga bisa terjadi di lingkungan keluarga. Apalagi saat ini, keluarga kerap menjadi klaster baru penularan Covid-19.
Anggota keluarga yang akan memasuki rumah sehabis bepergian wajib menerapkan protokol masuk rumah. “Siapa saja anggota keluarga yang keluar rumah, anggaplah bahwa diri kita membawa virus dari luar rumah,” kata Yulia.
Lebih lanjut Yulia menjelaskan, beberapa protokol memasuki rumah adalah melepaskan semua yang sudah dikenakan dari luar untuk sebisa mungkin tidak memasuki rumah. Kalaupun terpaksa harus disimpan di dalam, usahakan untuk menyimpan di area yang tidak terlalu banyak lalu lalang orang rumah.
Seluruh aksesoris yang dibawa, seperti kunci, ponsel, dompel, tas, hingga perhiasan wajib dilakukan disinfeksi. Ini disebabkan, aksesoris tersebut berpotensi membawa kuman.
Karena itu, Yulia mendorong agar seseorang tidak terlalu banyak mengenakan aksesoris saat keluar rumah. Hal ini bertujuan agar proses disinfeksi saat memasuki rumah lebih sederhana dilakukan.
Pakaian juga wajib dilepas. Yulia menyarankan untuk langsung menyimpan pakaian ke dalam ember yang berisi air sabun. JIka memungkinkan cuci sesegera mungkin.
“Yang penting lainnya adalah wajib mandi setelah bepergian. Cuci rambut, karena rambut dikabarkan berpotensi menyimpan virus. Pastikan dalam keadaan bersih sebelum berinteraksi karena di rumah akan ada anggota keluarga yang berpotensi untuk sakit,” paparnya.
Lihat Juga: Jadwal, Biaya Kuliah, dan Uang Pangkal Jalur Mandiri Unpad 2024, Pendaftaran Sudah Dibuka
(mpw)