100 Prodi Vokasi akan 'Dijodohkan' dengan Dunia Industri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 100 program studi vokasi perguruan tingg i akan disingkronkan dengan dunia industri dan dunia kerja.Link and match ini dilakukan agar lulusan pendidikan vokasi akan semakin dihargai oleh dunia industri dan dunia kerja.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan, "pernikahan" antara perguruan tinggi vokasi dan dunia industri sudah pernah dilakukan.
Namun, lanjut dia, link and match yang kali ini diluncurkan ialah agar antara keduanya dapat berbagi peran dan berinvestasi dan mengambil risiko bersama.
Dia menjelaskan, tahun ini ada 100 prodi vokasi di perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) yang akan link and match dengan puluhan bahkan ratusan industri.
"Jadi, di masa pandemi ini, kita akan melakukan (semacam-red) perjodohan massal, bukan satu dengan satu, tetapi satu kampus vokasi dengan banyak industri," katanya dalam acara webinar peluncuran Program Penguatan Prodi Pendidikan Tinggi Vokasi Tahun 2020.(Baca Juga: Konsep Kampus Merdeka Diyakini Bisa Dongkrak Jumlah Penelitian)
Kerja sama antara dunia industri dan pendidikan vokasi ini akan diwujudkan dengan penyusunan kurikulum bersama, dosen tamu, program magang, komitmen dari industri untuk menyerap lulusan, beasiswa, pengenalan teknologi dan proses kerja idustri kepada dosen, sertifikat kompetensi, riset gabungan dan lainnya.
Wikan berharap, dengan prodi yang kualitasnya sudah bagus ini maka bisa membuat teaching industry dan juga bisa membuka prodi hingga magister terapan yang dual degree dengan bekerjasama dengan negara yang sudah kuat vokasinya seperti Jerman.
"Jadi kita buat platform 'mak comblang'. Harapannya nanti tak perlu kita mak comblangi tp vokasi bisa cari teman sendiri, pacaran dan nikah dan perdalam kerjasama sendiri dengan pola-pola seperti itu,'' jelasnya.
Dia mengatakan, pihak industri dan dunia kerja, jelas akan diuntungkan dengan skema pernikahan ini. Selain itu, dengan adanya link and match ini, lulusan pendidikan vokasi juga akan semakin dihargai oleh industri dan dunia kerja. Bukan semata-mata karena ijazahnya, tapi lebih karena kompetensi dan skills-nya yang semakin sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Wikan mengatakan, nanti Kemendikbud akan bekerja sama dengan kementerian terkait seperti Kemenperin, Kementerian BUMN dan juga Forum Human Capital yang di dalamnya terdiri atas ratusan BUMN untuk menawarkan 100 prodi vokasi ini. "Sesi kedua nanti kita akan mantapkan pernikahan SMK dengan dunia kerja dan setelah itu lembaga kursus dan pelatihan," ujarnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan, "pernikahan" antara perguruan tinggi vokasi dan dunia industri sudah pernah dilakukan.
Namun, lanjut dia, link and match yang kali ini diluncurkan ialah agar antara keduanya dapat berbagi peran dan berinvestasi dan mengambil risiko bersama.
Dia menjelaskan, tahun ini ada 100 prodi vokasi di perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) yang akan link and match dengan puluhan bahkan ratusan industri.
"Jadi, di masa pandemi ini, kita akan melakukan (semacam-red) perjodohan massal, bukan satu dengan satu, tetapi satu kampus vokasi dengan banyak industri," katanya dalam acara webinar peluncuran Program Penguatan Prodi Pendidikan Tinggi Vokasi Tahun 2020.(Baca Juga: Konsep Kampus Merdeka Diyakini Bisa Dongkrak Jumlah Penelitian)
Kerja sama antara dunia industri dan pendidikan vokasi ini akan diwujudkan dengan penyusunan kurikulum bersama, dosen tamu, program magang, komitmen dari industri untuk menyerap lulusan, beasiswa, pengenalan teknologi dan proses kerja idustri kepada dosen, sertifikat kompetensi, riset gabungan dan lainnya.
Wikan berharap, dengan prodi yang kualitasnya sudah bagus ini maka bisa membuat teaching industry dan juga bisa membuka prodi hingga magister terapan yang dual degree dengan bekerjasama dengan negara yang sudah kuat vokasinya seperti Jerman.
"Jadi kita buat platform 'mak comblang'. Harapannya nanti tak perlu kita mak comblangi tp vokasi bisa cari teman sendiri, pacaran dan nikah dan perdalam kerjasama sendiri dengan pola-pola seperti itu,'' jelasnya.
Dia mengatakan, pihak industri dan dunia kerja, jelas akan diuntungkan dengan skema pernikahan ini. Selain itu, dengan adanya link and match ini, lulusan pendidikan vokasi juga akan semakin dihargai oleh industri dan dunia kerja. Bukan semata-mata karena ijazahnya, tapi lebih karena kompetensi dan skills-nya yang semakin sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Wikan mengatakan, nanti Kemendikbud akan bekerja sama dengan kementerian terkait seperti Kemenperin, Kementerian BUMN dan juga Forum Human Capital yang di dalamnya terdiri atas ratusan BUMN untuk menawarkan 100 prodi vokasi ini. "Sesi kedua nanti kita akan mantapkan pernikahan SMK dengan dunia kerja dan setelah itu lembaga kursus dan pelatihan," ujarnya.
(dam)