Mahasiswa UNAIR Buat Aplikasi Tracing Covid-19, Real Time dan Terintegrasi

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 12:58 WIB
loading...
Mahasiswa UNAIR Buat...
Cendra Devayana Putra Alumnus FST UNAIR dan Daffa Yagrariksa Ramadhan mahasiswa Angkatan 2019 Sistem Informasi FST UNAIR, Pencipta Aplikasi Buru Covid. Foto/UNAIR
A A A
JAKARTA - Kasus positif cenderung tinggi akhir-akhir ini, tetapi angka tracing di Indonesia masih terbilang sangat rendah. Menanggapi hal tersebut, Cendra Devayana Putra alumnus Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) dan Daffa Yagrariksa Ramadhan mahasiswa Angkatan 2019 Sistem Informasi FST UNAIR membuat terobosan aplikasi tracing sederhana dan terautomasi menggunakan sistem terdistribusi (Android).

Aplikasi Buru Covid merupakan salah satu kontribusi Cendra dan Daffa dalam rangka memajukan dunia Kesehatan Indonesia khususnya, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).



Aplikasi tracing ini bersifat real time dan terintegrasi sehingga waktu respon pendeteksian Covid-19 diharapkan akan semakin cepat. Sebelumnya, mereka juga telah berhasil membuat dua aplikasi yang kini telah digunakan RSUA yaitu, Laduni Sigiat dan Si-Perdana.

Cendra selaku pelopor Aplikasi Buru Covid menjelaskan, pembuatan aplikasi tersebut terinspirasi dari sistem tracing di Taiwan, tempat ia melanjutkan studi masternya. Namun, ia dan Daffa membuat aplikasi ini lebih maju tanpa menggunakan selembar kertas.

“Metode yang kami implementasikan dalam bentuk digitalisasi ini telah terbukti berhasil menangani kasus Covid-19 di Taiwan. Aplikasi kami juga ramah lingkungan, tidak menggunakan kertas 100%,” tuturnya dilansir dari laman resmi UNAIR di unair.ac.id, Kamis (12/8/2021).



Buru Covid tidak hanya terdistribusi di rumah sakit. Namun, dicanangkan akan tersedia pada setiap public place, seperti pusat perbelanjaan dan tempat ramai lainnya. Hal ini dapat mempercepat waktu tracing, tambahnya.

Ia juga memaparkan tentang metode yang ia dan rekannya usung pada Aplikasi Buru Covid. Pada versi awal, masyarakat diminta untuk login. Dengan satu kali klik pada sebuah toko, individu terhitung telah tercatat telah mengunjungi toko tersebut. Hal itu akan memudahkan tracing secara luas.

“Untuk versi kedua, saya ingin mencoba menggaet professor saya di lab (Taiwan). Saya ingin mencoba menambahkan blockchain, sehingga sistemnya jauh lebih aman,” ungkapnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3515 seconds (0.1#10.140)