Tingkatkan Kemampuan, 1000 Guru TK Ikuti Internasional Webinar PGRI

Selasa, 17 Agustus 2021 - 19:23 WIB
loading...
Tingkatkan Kemampuan,...
IGTKI dan APKS PGRI DKI Jakarta berkolaborasi dengan Universitas of Sydney dan Universitas Hiroshima, Jepang mengadakan Internasional Webinar How Schools Survive During Pandemic Situation. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) dan Asosiasi Profesi Keahlian Sejenis (APKS) PGRI Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Universitas of Sydney dan Universitas Hiroshima, Jepang mengadakan Internasional Webinar bertema “How Schools Survive During Pandemic Situation”.

Internasional Webinar yang dihadiri oleh 1000 Guru TK ini dibuka langsung oleh Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi yang mengapresiasi terselenggaranya diskusi ini sebagai bentuk perhatian PGRI terhadap keberlangsungan pendidikan di masa pandemi dan bagaimana bersama-sama memikirkan solusi agar tidak terjadi loose generation.



"Guru yang mampu beradaptasi ialah guru yang mampu mengatasi pandemic dengan menciptakan best practices dalam pembelajaran," kata Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi dalam keterangan pers, Selasa (17/8/2021).

Ketua PGRI Provinsi DKI Jakarta Adi Dasmin melihat Internasional Webinar ini tepat diadakan di tengah peringatan 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. "Guru Indonesia harus bangkit dan maju meningkatkan profesionalismenya," ujar Adi.

Ketua PP IGTKI Ida Farida berharap agar guru-guru TK menjadi semakin termotivasi untuk terus meningkatkan profesionalismenya. Guru TK harus aktif dan adaptif mengatasi hambatan-hambatan belajar bagi anak di masa pandemic.



Ketua APKS PGRI Provinsi DKI Jakarta Sumardiansyah Perdana Kusuma dalam paparannya menegaskan bahwa guru harus terus berimajinasi secara kreatif dan inovatif guna menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak.

Technological Pedagogical Content Knowledge, menurut Sumardiansyah adalah kompetensi yang dibutuhkan guru di tengah pandemi. "Pengetahuan guru di bidang ilmu harus diimbangi oleh keterampilan mengajar dan penguasaan teknologi, semua ini merupakan prasyarat terjadinya revolusi dalam pembelajaran," jelas Sumardiansyah.

Sementara, Praktisi PAUD Eka Putri Handayani mengatakan, TK adalah PAUD berkualitas yang harus mampu bertahan di masa pandemi. Selain itu, Guru TK juga harus bangga dengan profesinya dan menempatkan kesehatan sebagai prioritas utamanya.

"Rebreanding TK harus dimunculkan dalam bentuk inovasi program-program sekolah, misalkan saja pelayanan pembelajaran dalam bentuk digital merupakan contoh yang bisa diterapkan," jelas Eka.

Suhendri, mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan doctoral di Jepang, sekolah yang bertahan adalah sekolah-sekolah yang baik secara sistem, memiliki program yang berbeda, dan strategi pemasaran yang efektif. Uniknya selama pandemi, pembelajaran di Jepang lebih menitikberatkan pada pendidikan karakter dan bersifat paper-based.

Internasional Webinar ini juga menampilkan narasumber dari luar yaitu David Evans dari Australia dan Norimure Kawaai dari Jepang. David memaparkan mengenai belajar dan bermain di masa pandemi harus dimulai dari tinjauan ulang terhadap cara belajar, kurikulum, dan tujuan yang akan dicapai.

Perlu ada pembagian peran yang jelas serta keleluasaan dalam penyelenggaraan pendidikan dengan melibatkan lingkungan belajar di rumah, sekolah, dan masyarakat," jelas David yang merupakan pakar pendidikan inklusi dari Universitas of Sydney.

Selanjutnya, Guru Besar Pendidikan di Universitas Hiroshima Norimune Kawai membagi pengalaman betapa orang tua dan anak-anak di Jepang berada dalam kondisi stress. Mereka kebingungan mengikuti pembelajaran di sekolah. Karena itu, Jepang begitu konsen kepada bagaimana cara mengedukasi warganya.

"Pemahaman dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan harus dimiliki agar oleh semua, sehingga saat sekolah tatap muka dibuka semua bisa berbaur dengan aman dan nyaman," tegas Kawaai.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3119 seconds (0.1#10.140)